Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sexy Dancer Itu Guru Tari Anakku

23 November 2020   13:41 Diperbarui: 23 November 2020   13:57 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya Laura yang kini beraksi dipangkuanku. Pandanganku tetap menatap Gita yang kini berpasangan dengan Willy. Sepersekian detik Aku menatap tato kupu-kupu ditangan kiri Gita. Tambah lagi ia memakai gelang pemberian Indah. Aku semakin yakin bahwa sosok disebelahku adalah Gita yang Aku kenal. Laura lalu mengubah arah pandanganku yang sedari tadi menatap Gita seolah ia cemburu. Aksi Laura, Nindy, Sonya, dan Gita semakin liar seiring semakin banyak lembaran merah yang kami keluarkan.

Setelah selesai beraksi, mereka berpamitan dan meninggalkan ruangan. Ketiga orang temanku memasang tampang puas sekali. Willy tampak heran melihat tampangku yang seperti orang bingung.

"Lo kenapa? Kurang puas?" tanya Willy sembari menenggak Chivas Regal-nya. Aku hanya menggeleng.

"Kenapa tadi Gita pindah ke Gue yah? Lo apain dia?" tanya Willy lagi. Aku hanya mengangkat kedua bahuku, menyatakan entah. Segalanya masih belum terang, walau bukti-bukti sudah mengarah.

"Belum lama ini Gue kenalan sama wanita yang namanya Gita. Dia guru tari di sanggar tempat anak Gue belajar menari. Sepertinya tadi dia baru menyadari kalau kita saling kenal. Dan juga sepertinya dia ngga mau identitasnya terungkap," kataku sambil menyesap cola dingin.

"Dari mana Lo tau itu Gita yang Lo kenal? Kan mukanya ngga kelihatan," sanggah Willy.

"Dari tato kupu-kupu di tangan kirinya. Dan lagi dia memakai gelang pemberian anak Gue. Makanya gue yakin banget." Aku menatap Willy tajam. Ronald dan Gery yang tadinya acuh, mulai tertarik dengan pembicaraanku dan Willy.

"Sexy dancer disini rata-rata bisa diajak untuk layanan lebih. Ada kamar khusus untuk itu di atas. Pekan kemarin Gue kebetulan naik sama Gita dan Gue sempat minta nomor kontaknya. Kalau kontaknya sama, berarti valid sudah yang kita ributkan," Willy berkata sambil memeriksa kontak di gawainya. Ia lalu memperlihatkannya padaku. Aku pun memeriksa kontak di gawaiku. Sama persis! Pembicaraan terus berlanjut, namun sudah tak menarik lagi bagiku. Aku sudah mendapatkan apa yang kucari.

Setelah kejadian itu, Aku hanya menunggu di luar ketika menjemput Indah pulang dari sanggar. Celoteh Indah tentang Gita masih saja kudengar. Aku hanya bisa tersenyum getir mendengarnya, entah sampai kapan.

***           

"Papa, guru les mengaji Indah yang baru, orangnya cantik dan baik loh," celoteh Indah setelah berlari dan memeluk diriku yang baru pulang. Aku hanya tersenyum sambil membenarkan letak kerudung putihnya. Selalu ada perasaan bersalah setiap menatap malaikat kecilku ini. Matanya seperti merindukan sosok seorang ibu. Sabar yah, Nak. Kelak Papa akan bertemu dengan sosok yang bisa memberikanmu kasih sayang seorang ibu, batinku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun