Aku dan Leo sama-sama terdiam. Kami khusyu' dengan jalan pikiran masing-masing. Mencerna dan mengurai makna dari apa yang terjadi saat ini. Sepertinya pertemuan ini bukan hanya memberi kesan terhadap diriku. Â
"Kau sudah memegang tiket ke surga, Kawan. Jaga baik-baik. Bisa jadi itu tiket terakhir ke surga bagimu. Jangan sampai hilang, tergadai, atau kau jual. Jangan pula kau tukar dengan dunia. Tak sepadan. Sungguh tak sepadan." Â Leo berkata sambil memegang kedua pundakku. Sorot matanya menguatkanku untuk memugar kembali puing-puing keimanan yang telah lama hancur.
Aku mengangguk mantap dan tersenyum. Setelah satu-dua kalimat dan saling bertukar kontak, kami pun berpisah. Pagi itu aku bersyukur akan banyak hal. Semoga keadaan ini tak surut kedepannya. Semoga saja begitu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H