Di bawah gedung-gedung pencakar langit Jalan Sudirman. Satu demi satu gedung megah ini ku pandangi sambil mengingat kenangan yang tersembunyi.
Aku dirundung rindu tentangmu, gadis yang pernah melukis hariku. hatiku.
Langkah kakiku terhenti, kenanganku pergi. Ketika dua bola mataku tertuju padamu.
Kaupun demikian. Memandangku seakan-akan kita pernah bertemu, Di suatu masa.
Tanpa ragu kau datang menghampiriku, membawa senyum layaknya permaisuri merayu pangeran.
Aku terpaku, kaku. Ada apa dengan gadis cantik ini. Ku beranikan diri bertanya, ada apa dengan senyummu?
Kaupun menjawab, tanpa ragu-ragu sambil berbisik pelan di telingaku, "maukah main denganku,?"
Aku terperangah, lidahku kaku tak percaya. Sungguh tak percaya.
Dia perempuan malam gumamku? Ah....... Untung saja aku tak tergoda.
Ku pikir, ia bidari yang di kirim tuhan untuk melukis hatiku.
Aku pergi dan berlalu, bersama larut dan detik di penghujung waktu.