Di era persaingan bisnis yang semakin kompetitif, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dituntut untuk terus menerus melakukan inovasi dalam proses perhitungan dan pengelolaan biaya. Salah satu metode yang dapat memberikan keunggulan kompetitif adalah Activity-Based Costing (ABC). Metode ini menjadi solusi cerdas bagi UMKM seperti Gudang Jok Motor Andong, yang berhasil mengoptimalkan pengelolaan biaya dan meningkatkan keuntungan secara signifikan.
UMKM Gudang Jok Motor Andong, yang didirikan oleh bapak Handoko sejak tahun 2010, mendapatkan tantangan dalam menentukan biaya operasional dan harga jual. Sebelumnya, metode yang diterapkan dalam perhitungan adalah metode tradisional, dengan metode tradisional ini laba atau profi yang dihasilkan sering kali fluktuatif.
Namun, perubahan profit yang signifikan terjadi ketika metode Activity-Based Costing (ABC) telah diterapkan. Metode Activity-Based Costing merupakan sistem penentuan biaya per unit dengan cara mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam proses produksi seperti pemotongan bahan, perakitan, dan penjahitan. Alih-alih hanya mengalokasikan biaya berdasarkan volume produksi, metode Activity-Based Costing (ABC ) melacak biaya-biaya yang terkait dengan proses produksi, mulai dari tenaga kerja, bahan baku, hingga biaya overhead. Jika di bandingkan dengan metode tradisional, metode Activity-Based Costing ini memberikan gambaran yang lebih tepat, jelas, rinci dan akurat mengenai pemakaian biaya sesungguhnya.
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, seorang pakar akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa Activity-Based Costing merupakan pendekatan yang sangat relevan untuk meningkatkan akurasi dalam pengelolaan biaya. "Metode ini memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai alokasi biaya berdasarkan aktivitas, sehingga sangat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan strategis," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa penerapan ABC tidak hanya bermanfaat untuk bisnis besar tetapi juga untuk UMKM, karena dapat mengidentifikasi biaya tersembunyi yang sering kali diabaikan.
Bapak Handoko selaku pemilik usaha mengakui bahwa tidak mudah menerapkan Metode Activity-Based Costing. Dalam proses pemetaan dan pengelompokan aktivitasnya membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi. Namun, Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa metode ini meningkatkan profitabilitas hingga 5x libat dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Dari yang awalnya mendapat matin keuntungan sekitar 10%, kini profitabilitasnya naik hingga 50%.
Keunggulan dari sistem Activity-Based Costing terletak pada kemampuannya dalam mengungkapbiaya-biaya yang tersembunyi. Misalnya biaya overhead yang sebelumnya dianggap sebagai biaya umum, dapat dialokasikan secara lebih tepat dan spesifik ke dalam setiap unit produk yang dihasilkan.
Salah satu contoh penerapan Activity-Based Costing pada UMKM Gudang Jok Motor Andong ini ketika terdapat pesanan untuk jok motor modifikasi. Dengan penerapan metode ini, UMK Gudang Jok Motor Andong, mampu menghitung dan menentukan biaya tambahan untuk jok motor khusus, seperti bahan baku yang lebih mahal dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Dengan demikian, UMKM dapat menentapkan harga jual yang realistis dan kompetitif tanpa mengorbankan daya saing di pasar.
Selain membantu dalam proses penetapan harga jual, metode Activity-Based Costing ini juga memiliki peran dalam membantu menentukan aktivitas mana yang harus diprioritaskan. Bapak Handoko mengungkapkan bahwa metode Activity-Based Costing membantu usahanya dalam mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas mana yang harus dioptimalkan atau bahkan dihilangkan. Sehingga dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki lebih tepat dan efisien.
Namun, dalam proses penerapannya, metode Activity-Based Costing juga memiliki tantangan tersendiri. Jika dibandingkan dengan metode tradisional, metode ini memerlukan ketelitian tinggi serta waktu yang lebih lama dalam proses perhitungannya. Kendati demikian, manfaat jangka panjang yang didapatkan jauh lebih besar, termasuk peningkatan transparasi pengelolaan biaya dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat dan strategis.
Kisah sukses dari UMKM Gudang Jok Motor Andong merupakan salah satu contoh bahwa pengelolaan biaya operasional yang tepat dapat membawa dampak yang memuasakan bagi UMKM. Dengan penerapan metode Activity-Based Costing, UMKM kecil mampu menghadapi tantangan bisnis yang lepih kompetitif dan kompleks, termasuk dalam persaingan kualitas, harga, dan kebutuhan efisiensi sumber daya.
Penerapan metode Activity-Based Costing bukan hanya sebagai alat akuntansi, tetapi juga menjadi filosofi manajmene yang menenpatkan aktivitas produksi sebagai focus utama. Dengan memahami dengan detail setiap unsur aktivitas prtusahaan, UMKM dapat menghilngkan pemborosan biaya dan meningkatkan daya saing di pasar luas. Metode Activity-Based Costing ini sangat cocok diterapkan oleh UMKM yang ingin tumbuh dan berkembang, metode ini layak untuk dijadikan pertimbangan sebagai strategi pengelolaan dan perhitungan biaya yang efektif serta efisien.
Di tengah tekanan perekonomian dan persaingan bisnis yang semakin kompleks, perubahan seperti yang dilakukan oleh UMKM Gudang Jok Motor Andong membuktikan bahwa inovasi tidak hanya dilakukan untuk fisik dari suatu produk, tetapi dalam segi pengelolaan biaya juga sangat diperlukan untuk menjadi kunci dari suatu keberhasilan usaha. Dengan semangat belajar, ketekunan, serta keberanian dalam mencoba hal baru, UMKM lain juga dapat mengikuti jejak kesuksesan yang telah dilalui Bapak Handoko selaku pemilik UMKM Gudang Jok Motor Andong, yang menjadikan metode Activity-Based Costing sebagai salah satu langkah strategis dalam perhitungan biaya untuk menuju profitabilitas dan keberlanjutan usaha yang lebih lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H