Mohon tunggu...
Risman Mauludin R
Risman Mauludin R Mohon Tunggu... Lainnya - Risman Mauludin Rahamatilah, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen, Universitas Teknologi digital.

Karya Tulis Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Gaya Kepemimpinan dalam Meningkatkan Disilpin Kerja

12 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   18:07 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu proses menggerakkan berbagai sumber daya dan mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk pencapaian tujuan. Kapabilitas, pengaruh, proses, pemimpin, pengikut, penggerakan, kerja sama dan tujuan merupakan unsur-unsur penting kepemimpinan. Sebagai proses, kepemimpinan dapat dikategorikan ke dalam beberapa bagian yaitu:

  • melibatkan pengaruh pemberian contoh dan persuasi,
  • interaksi di antara berbagai aktor baik sebagai pemimpin maupun sebagai pengikut,
  • interaksi dipengaruhi situasi dimana interaksi itu berlangsung.
  • proses meraih berbagai luaran seperti pencapaian tujuan, kohesi kelompok, dorongan atau perubahan budaya organisasi. (Kotler, 2003)

Kepemimpinan adalah sebuah seni dalam mengelola dan memberdayakan sekelompok orang atas dasar kekuatan kepribadian untuk mendapatkan suatu sinerja dan kinerja yang optimal dan memiliki nilai tambah bagi kelempok tersebut. (Haryadi, 2012)

          Kepemimpinan ialah cara seorang memimpin manusia dalam menegakan Hukum (aturan), dan menyatukan kemampuan tiap individu untuk menegakan Hukum tersebut serta memonitoring manusia atau kelompok dalam menjaga Hukum-hukum tersebut. (Amien & dkk, 2005)

          kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan membuat orang lain memberikan kontribusinya pada pencapaian tujuan organisasi, sekaligus sebagai penggerak suatu kelompok, pimpinan harus melaksanakan kesepakatan-kesepakatan yang dijalin dengan kelompok itu sendiri. (Sunarso, 2022)

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam upaya mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok guna tercapainya sebuah tujuan yang telah ditentukan. Untuk mengetahui pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan penulis melihat sudut pandang pada gaya, tipe, dan sifat kepemimpinan.

Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan menurut Hasibuan (2002), di bagi menjadi 3 yaitu :

  • Gaya Kepemimpinan Otoriter; Jika mayoritas kekuasaan atau otoritas absolut tetap berada pada kepemimpinan atau jika pemimpin mengikuti struktur otoritas yang terpusat, ini dikenal sebagai kepemimpinan otoriter. Keputusan dan kebijakan dibuat hanya oleh pemimpin; bawahan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memberikan komentar, ide, atau pertimbangan. Para pemimpin menganggap diri mereka sebagai individu yang paling kuat, cerdas, dan cakap di planet ini. Bawahan diarahkan dengan memberi mereka instruksi/perintah, mengancam mereka dengan hukuman, dan mengawasi mereka. Gaya kepemimpinannya semata-mata berkaitan dengan memaksimalkan produktivitas staf, dengan sedikit memperhatikan sentimen dan kesejahteraan bawahan. Pemimpin menggunakan metode manajemen tertutup (closed management) di mana mereka tidak memberi tahu bawahannya tentang keadaan organisasi. Kader, di sisi lain, kurang mendapat perhatian.
  • Gaya Kepemimpinan Partisipatif; Kepemimpinan partisipatif adalah ketika gaya kepemimpinan yang menarik digunakan untuk mendorong kerjasama yang harmonis, pelayanan, dan partisipasi bawahan. Pemimpin mendorong bawahan untuk merasa bahwa mereka adalah bagian dari organisasi. "Pemimpin (dia) adalah untuk bawahan," adalah filosofi pemimpin. Bawahan harus berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dengan menawarkan usul, pemikiran, dan pertimbangan. Keputusan tetap dibuat berdasarkan usulan atau perspektif baru yang diberikan oleh bawahan. Kepemimpinan menganut sistem manajemen terdesentralisasi dan sistem manajemen terbuka. Bawahan dengan gaya kepemimpinan partisipatif akan terdorong untuk mengambil keputusan. Akibatnya, pemimpin akan selalu mendorong bawahan untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab.
  • Gaya Kepemimpinan Delegatif; Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap, dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melakukan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepadabawahannya. Ketika seorang pemimpin mendelegasikan wewenang penuh kepada bawahan, ini dikenal sebagai kepemimpinan delegatif. Akibatnya, bawahan dapat melihat keputusan pemimpin untuk mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan sebagai sinyal bahwa pemimpin mengharapkan bawahan untuk melaksanakan tugas secara mandiri. Pemimpin tidak akan membuat undang-undang apapun untuk pelaksanaan pekerjaan dan hanya akan membatasi kontak dengan bawahannya untuk mengambil keputusan dan kebijakan secara bebas atau bebas dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini, kematangan kerja (kapasitas) dan kematangan psikologis sangat penting (kemauan).
  • Gaya Kepemimpinan Situasional; Kepemimpinan situasional, tidak ada satu pun cara yang terbaik untuk mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi. Teori kepemimpinan situasional menekankan bahwa pemimpin harus memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Ini membutuhkan pemimpin untuk memiliki empati dan kemampuan untuk memahami kebutuhan dan situasi tim secara individual, dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut. Kepemimpinan situasional adalah model yang mengkonseptualisasikan bahwa gaya kepemimpinan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, menekankan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang universal atau gaya yang paling baik untuk semua situasi.

Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Pranitasari & Khotimah, 2021). Pada hakikatnya, pendisiplinan merupakan tindakan yang dilakukan karyawan dengan sikap tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan, menekankan timbulnya masa  lah sekecil mungkin, dan mencegah berkembangnya kesalahan yang mungkin terjadi.

Indikator Disiplin Kerja

Terdapat beberapa indikator penentu disiplin kerja menurut Veitzal rivai pada karya tulis Mayasari (2012) , bahwa disiplin kerja memiliki beberapa komponen yaitu :

  • Kehadiran; Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur keedisiplinan dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerjaa.
  • Ketaatan pada peraturan kerja;  Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan perusahaan.
  • Ketaatan pada standar kerja; Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawaan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.
  • Tingkat kewaspadaan tinggi; Karyawan yang memiliki tingkat kewaspadaan tinggi akan selalu berhatihati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
  • Bekerja Etis; Beberapa karyawan mngkin melakukan Tindakan yang tidak sopan atau terlihat dalam Tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu Tindakan indispliner sehingga bekerja etis bagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun