Kamboja sudah menjadi destinasi impian untuk saya kunjungi sejak beberapa tahun belakangan. Namun minimnya literatur sempat menjadi pertimbangan saya untuk mengunjunginya. Apalagi sebagian besar wisatawan Indonesia hanya menjadikan Kamboja sebagai tempat singgah ketika melakukan eksplorasi di Indocina, seperti perjalanan darat dari Vietnam ke  Thailand, atau sebaliknya.
Berbekal tiket pesawat yang saya beli satu tahun sebelumnya, akhirnya pada tanggal 23 September 2017 saya bisa menginjakkan kaki di Phnom Penh, ibukota dari negara Kamboja. Sistem transportasi di Kamboja belum sebaik di negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia dan Singapura, bahkan Indonesia. Tuktuk yang mirip dengan becak motor di Medan menjadi transportasi umum andalan di sana.Â
Jika hanya satu-dua kali naik tuktuk, saya pikir tidak masalah, tapi jika harus terus-terusan naik tuktuk, rasanya akan sangat menguras dompet, apalagi di Kamboja menggunakan dua mata uang, yaitu riel dan USD, yang jika dikonversikan ke dalam rupiah akan sangat membuat pusing kepala, khususnya bagi traveler dengan budget terbatas, seperti saya.
Untuk transportasi selama di Phnom Penh jauh-jauh hari saya sudah memutuskan untuk menyewa sepeda motor seharga USD 7 dari hostel tempat saya menginap. Relatif murah karena saya bisa menggunakannya selama 24 jam. Lalu, bagaimana cara untuk sampai di hostel di sekitar Central Market dari bandara Phnom Penh?
Setelah melakukan blog walking dari blogger luar Indonesia, selain dengan menggunakan tuktuk yang ongkosnya tidak murah, ternyata dari bandara ke pusat kota Phnom Penh dilakukan dengan naik bis umum.
Phnom Penh Bus Rapid Transit memiliki 3 line (koridor), yaitu line 01 (jalur hijau) yang memiliki rute dari Monivong Kilometre No 09 ke Okaha Suy Sophan Bus Terminal (sebaliknya), line 02 (jalur merah) yang memiliki rute dari Night Market ke Ta Khmao Municipality (sebaliknya), dan line 03 (jalur biru) yang memiliki jalur dari Night Market ke Chom Chav Roundabout (sebaliknya).
Untuk dari bandara ke Central Market bisa naik bis yang jalur 03, dari arah Chom Chav Roundabout ke Night Market. Halte yang dilalui untuk sampai ke halte di Central Market sebanyak 17 halte, berjarak sekitar 10 KM. Namun jangan sampai salah menghitung, karena kadang-kadang halte hanya berupa plang nama tanpa atap, ditambah tulisan di plang halte-nya hanya menggunakan tulisan Khmer tanpa tulisan latin. Selain itu, tidak ada announcement di dalam bis, sehingga kita kita tahu sudah sampai halte mana. Jadi sebaiknya, sebelum naik bis persiapkan dulu rute bis line 03 yang bisa diperoleh dari internet, lalu jika ada semacam plang, cocokkan dengan daftar halte yang telah dipersiapkan.
Untuk menemukan halte bis ini cukup mudah. Jika sudah sampai di pintu kedatangan, teruslah berjalan ke luar gerbang bandara. Abaikan supir-supir tuktuk yang menghampiri untuk menawari mengantarkan ke pusat kota. Kalau sudah menemukan jalan besar (Russian Federation Boulevard), belok kiri jalan kaki sekitar 100 meter. Cirinya di sebrang halte ada Park Cafe. Tapi kita tidak perlu menyebrang, karena halte bis yang menuju ke Central Market memang tepat di depan bandara.