Mohon tunggu...
Rismanika Nurul Utami
Rismanika Nurul Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya

Belajar Ekonomi Syariah!!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Upaya Ketahanan Fintech Syariah dalam Menghadapi Gelombang PHK

26 Juni 2023   13:25 Diperbarui: 26 Juni 2023   13:30 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

November 2022, marak berita terkait PHK besar-besaran di beberapa perusahaan berbasis teknologi. Tercatat ada 18 perusahaan besar yang melakukan PHK di tahun 2022 antara lain OYO, Sayurbox, Ula, Sirclo, Carousell, Ajaib, Ruangguru, GoTo, Shopee Indonesia, Binar Academy, Xendit, Zenius, LinkAja, SiCepat, Glints, JD.ID, Pahamify, dan Indosat Ooredo. Gelombang PHK ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga secara global. Google, Ericsson, Apple, Yahoo, dan eBay yang merupakan perusahaan teknologi global juga ikut terdampak gelombang PHK. Fenomena ini berlanjut hingga tahun 2023. Start up global yang ikut terkena dampak tersebut pada tahun 2023 seperti Amazon, Twitter, Pinterest, Netflix, Disney, Microsoft, Meta, dan Dropbox.

Dikutip dari mandiri capital, gelombang PHK disebabkan karena perubahan perilaku masyarakat dimana yang awalnya segala kegiatan dilakukakan secara online, kini karena pandemi telah usai segala kegiatan menjadi offline dan normal seperti sebelumnya. Perusahaan khususnya startup berekspektasi tinggi bahwa perilaku masyarakat akan berubah dan bertransformasi secara digital ke depannya. Namun, ekspektasi tersebut tidak terwujud. Selain karena perilaku masyarakat, gelombang PHK disebabkan karena ancaman resesi global, inflasi, dan kenaikan suku bunga. Akibatnya, investor asing menahan pendanaan mereka sehingga kinerja start up tidak maksimal. 

Di sisi lain, perang Rusia--Ukraina menambah ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi hampir seluruh lini bisnis. Ketidakpastian kondisi ekonomi global berdampak juga pada pelemahan daya beli masyarakat sehingga harga beberapa komoditas naik khususnya komoditas di sektor pangan. Fenomena bakar uang melalui promosi besar-besaran yang dilakukan startup untuk menarik konsumen juga menjadi penyebab terjadinya gelombang PHK. Apalagi rekrutmen karyawan yang masif di masa pandemi karena besarnya jumlah permintaan menjadi salah satu penyebab gelombang PHK startup.

Di samping itu selama beberapa dekade terakhir, perkembangan keuangan Islam menunjukkan perubahan dan dinamika dramatis yang cepat. Sebagai bagian instrumen pengembang aktivitas di bidang ekonomi, beragam tantangan dihadapi sistem keuangan Islam. Sistem keuangan Islam merupakan sistem keuangan yang menjembatani antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Sistem keuangan Islam diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan prinsip bunga dalam sistem keuangan Islam memiliki dampak makro yang cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga, namun prinsip investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga.

Perekonomian Indonesia jauh lebih tahan terhadap krisis, tekanan pasar keuangan global berlanjut akibat ketidakpastian yang tinggi. Sehingga menghambat segala aktivitas ekonomi dan menyebabkan kemunduran secara terus menerus. Oleh karena itu, upaya dalam mengatasi gelombang PHK sebagai salah satu dampak resei global akan menentukan prospek ekonomi ke depannya. Lalu upaya apa saja yang dilakukan keuangan syariah khususnya perusahaan berbasis teknologi seperti startup untuk meminimalisasi dampak dan menghindari isu gelombang PHK dan jeratan resesi ekonomi global?

Krisis gelombang PHK ini menyerang seluruh perekonomian secara global. Hampir semua negara yang menerapkan ekonomi kapitalis terdampak gelombang PHK sebagai efek resesi global. Setelah dianalisis, krisis keuangan global ini mampu diatasi dengan menggunakan sistem ekonomi syariah. Sebagaimana pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Wajiyo bahwa pentingnya mengembangkan digitalisasi keuangan. Hal ini dibuktikan ketika masa pandemi dimana krisis keuangan terjadi banyak orang membutuhkan bantuan dana karena terhimpit keadaan namun tidak bisa melakukan transaksi secara langsung atau tatap muka. Alhasil, muncul beberapa produk layanan pinjaman atau pembiayaan berbasis teknologi di Indonesia. Salah satunya adalah ALAMI.

ALAMI merupakan salah satu startup fintech syariah di Indonesia yang memberikan layanan P2P Lending Syariah. ALAMI memberi nama produknya dengan menekankan konsep Islamic branding. Layanan yang ditawarkannya ini sudah berizin dan diawasi OJK maupun MUI sehingga segala transaksi yang dilakukan telah sesuai dengan syariat Islam. Tanpa ada unsur bunga maupun gharar. ALAMI menawarkan layanan jasa pembiayaan dengan tujuan mengajak seluruh masyarakat untuk hijrah finansial dengan cara membantu UMKM yang membutuhkan dana. Ketetapan halal dan pencantuman mekanisme akad syariah tanpa mengandung unsur riba, serta penghitungan ujrah yang adil menunjukkan ALAMI memanfaatkan nilai-nilai Islami dalam membranding produknya. Bahkan kepatuhan terhadap nilai-nilai Islam tersebut terlihat dari keterbukaan dalam menyampaikan jumlah pendana dan penerima pembiayaan, akumulasi pembiayaan, dan total outstanding pembiayaan sejak berdirinya PT ALAMI Fintech Sharia serta laporan penanganan pengaduan yang berhasil diselesaikan. Promo-promo yang dilakukan ALAMI cenderung mempersuasi masyarakat untuk melakukan kebaikan dengan jalan membantu UMKM.

ALAMI memiliki potensi segmentasi pasar yang besar karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Penawaran yang ditawarkan mampu mempersuasi masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan mereka seiring dengan visi misi mereka. Transparansi data yang dipaparkan ALAMI memberikan kesan percaya bagi masyarakat. Prinsip ALAMI yang mengedepankan syariah dan feedback serta lifestyle yang memprioritaskan 4 hari kerja -- 3 hari libur untuk quality time bersama keluarga dan tunjangan orang tua menunjukkan bahwa ALAMI ini benar-benar menerapkan nilai-nilai Islam dalam mensejahterakan karyawannya.

Islamic branding yang diterapkan ALAMI mampu memperlihatkan keunggulan fintech syariah dimana semua transaksi sudah berdasarkan prinsip syariah dan jangkauan program pembiayaan yang luas mulai dari UMKM hingga KPR Syariah. Islamic branding tersebut turut membantu dalam meningkatkan citra industri halal di Indonesia sehingga investor tertarik untuk memberikan suntikan dana. Contohnya pendanaan yang diterima ALAMI dari Lendable sebesar Rp432,5 miliar. Di samping itu, proyek pembiayaan terus berjalan dengan lancar. Salah satunya dibuktikan dengan kolaborasi ALAMI dengan RUN System untuk dorong UMKM mengembangkan usahanya.

Berbagai startup di Indonesia terkena dampak dari gelombang PHK, tetapi ALAMI tetap bertahan dari isu tersebut. Penulis berasumsi ALAMI bisa tahan dari gelombang PHK karena Islamic branding yang dilakukan ALAMI mampu beradaptasi dengan perilaku masyarakat yang sebelumnya serba online ketika pandemi menjadi offline dan normal seperti sebelumnya. 

Ekspektasi ALAMI ketika terjadi transformasi digital karena pandemi covid terwujud. Terlihat dari pertumbuhan pembiayaan di tahun 2022 dimana isu gelombang PHK masih trending. Meskipun sedikit terhambat karena isu resesi global akibat dampak dari perang Rusia-Ukraina tidak menyurutkan proyek usaha ALAMI Fintech Sharia karena investor tertarik dengan prospek industri halal di Indonesia khususnya di sektor fintech syariah. 

Ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat sama sekali tidak mempengaruhi jumlah pendana aktif di ALAMI. Promosi yang dilakukan ALAMI juga dinilai tidak terlalu berlebihan karena mereka berfokus untuk mengajak kebaikan dengan hijra finansial. Apalagi ALAMI mendapat tingkat kepuasan dan kesejahteraan karyawan di angka 9,8/10 serta persentase penggantian karyawan sebesar 2,2% dari 200 lebih karyawan yang ada. Hal ini dikarenakan prinsip dan lifestyle ALAMI yang sesuai syariah Islam mampu mensejahterakan karyawannya sehingga tidak terjadi perekrutan karyawan yang masif.

Isu gelombang PHK sebagai dampak resesi global berdampak pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan fintech syariah. ALAMI sebagai salah satu startup fintech syariah mampu bertahan dari isu gelombang PHK dengan memanfaatkan Islamic branding. Dengan Islamic branding, ALAMI mampu bertahan dari perubahan perilaku masyarakat, meningkatkan citra industri halal, dan menarik investor, serta meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan konsumen dan karyawannya. Oleh karena itu, upaya Islamic branding yang dilakukan ALAMI Fintech Sharia untuk bertahan dari isu gelombang PHK dinilai sukses dan berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun