Mohon tunggu...
Rismanda Dwi Saputra
Rismanda Dwi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Saya memiliki hobi menulis dan membaca. Saya juga memiliki kepribadian sebagai pendengar yang baik. Selain itu, saya menyukai topik konten favorit yang berhubungan dengan kesehatan mental, kata-kata motivasi, dan self healing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai Strategi untuk Mencegah Kebobrokan Tujuan Seorang Pemuda Calon Generasi Emas di Masa Depan

1 Agustus 2024   23:45 Diperbarui: 1 Agustus 2024   23:47 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Surabaya -- Minggu, 28 Juli 2024. Tepat pada tanggal tersebut acara "Diskusi Bimbingan dan Konseling" yang disingkat "DIBIKONS" telah usai diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling (HMP BK) Universitas Negeri Surabaya.

Satu hari sebelumnhya yaitu Sabtu, 27 Juli 2024 telah diselenggarakan pula acara "Sambut Mahasiswa Baru Bimbingan dan Konseling" yang disingkat "SAMBA BK", sebagai langkah untuk memberikan beragam informasi mengenai program studi Bimbingan dan Konseling secara lebih dekat, peraturan dan tata tertib perkuliahan.

Selain itu berbagai perkenalan dan pengalaman selama menjalani dunia perkuliahan, khususnya di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang telah disampaikan oleh para panitia HMP BK UNESA. Kedua rangkaian kegiatan tersebut merupakan serangkaian acara SEMARAK BK yang merupakan program kerja yang disusun oleh HMP BK UNESA. 

Tujuan diadakannya acara DIBIKONS adalah untuk mengasah mahasiswa baru sebagai calon konselor profesional untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari dan memperkuat eksistensi perkembangan dalam dunia sains dan ilmu murni serta Bimbingan dan Konseling merupakan ilmu terapan.

Para peserta yang mengikuti adalah para mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, khususnya angkatan tahun 2024 dan angkatan tahun 2023 yang juga diperbolehkan untuk mengikuti acara tersebut. 

Jerry dan Litha (JeLitha) selaku pembawa acara. Dian Astarina, selaku moderator dalam acara DIBIKONS memandu acara tersebut ketika berhadapan dengan dua orang narasumber hebat, yakni narasumber yang pertama Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd selaku dosen prodi Bimbingan dan Konseling.

Beliau ditugaskan sebagai pengganti narasumber oleh Dr. Retno Tri Hariastuti, M.Pd, Kons. yang juga selaku dosen prodi Bimbingan dan Konseling yang berhalangan hadir. Narasumber yang kedua adalah Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Dalam artikel ini, penulis hanya membahas satu fokus materi yang disampaikan oleh narasumber pertama Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd menyampaikan materi tentang "Dasar-dasar keterampilan Bimbingan dan Konseling".

Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd membuka materi tersebut dengan pemanasan terlebih dahulu dengan permainan tebak-tebakan nama masakan. Sungguh pembuka semangat yang luar biasa bagi seluruh peserta yang mengikuti acara DIBIKONS ini.

Peserta berlomba-lomba menjawab dan menuliskan jawabannya di kolom chat zoom. "Peserta yang paling pertama menjawab dengan benar akan diberikan poin dan jika ia memperoleh peringkat poin pertama hingga peringkat poin kesepuluh maka ia akan diberikan hadiah ketika perkuliahan nanti.", tutur Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd.

Pemanasan sebagai pembuka pun diakhiri oleh Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd. selama kurang lebih 15 menit. Maka penjelasan materi mengenai "Dasar-dasar keterampilan Bimbingan dan Konseling" mulai dijelaskannya.

Pada halaman pertama, para peserta disambut dengan pertanyaan mengenai "Mengapa kita harus belajar Bimbingan dan Konseling?". Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd memperkenankan para peserta DIBIKONS untuk menjawab pertanyaan tersebut di kolom chat zoom.

Para peserta sangat terlihat aktif menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa antusiasme peserta mengikuti kegiatan ini sangat hebat dan mereka juga membuktikan bahwa mereka berada sesuai di jurusan yang mereka pilih, yakni jurusan Bimbingan dan Konseling.

Kesimpulan jawaban yang diberikan oleh seluruh peserta, yakni karena seorang konselor harus peduli terhadap anak dan remaja sebagai generasi muda pemegang masa depan.

Mengacu pada konsep pemaknaan program studi Bimbingan dan Konseling, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Kata 'Bimbingan' menunjukkan pencegahan dan pengembangan. Kata 'Dan' juga memiliki arti tersendiri, yakni untuk menunjukkan fungsi. Kata 'Konseling' memiliki arti sebagai penyelesaian suatu masalah. 

Makna 'bimbingan' berarti seorang konselor tidak membuat keputusan, karena seorang konselor hanya pemberi informasi dan saran, saran seorang konselor juga dapat dikatakan terbatas. Terbatas dalam maksud hanya memberikan arahan-arahan yang dapat dijadikan sumber informasi seorang konseli dalam mengambil keputusan.

Makna 'dan' berarti menunjukkan fungsi, bahwa seorang konselor hanya sebagai sarana perantara dalam memberikan sebuah bimbingan serta hanya memberikan informasi terhadap konseli berupa arahan-arahan yang harus diambil keputusannya oleh seorang konseli.

Makna 'konseling' berarti strategi untuk memberikan arahan yang terbaik bagi konseli dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan hanya memperbanyak mendengarkan  permasalahan seorang konseli dan tidak banyak bicara atau memberikan saran, karena saran seorang konselor terbatas. Keterbatasan seorang konselor dalam konseling, karena didasari oleh tingkatan-tingkatan pelayanan responsif.

Mengutip kata mutiara Sayyidina Ali R.A. "Barangsiapa ingin menggenggam nasib suatu bangsa, maka genggamlah para pemudanya, maka ia akan menguasai masa depan.". Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Ir. Soekarno tentang "Seribu orang tua hanya akan dapat bermimpi. Satu orang pemuda akan dapat mengubah dunia".

Kedua kutipan tersebut membuktikan, bahwa peran pemuda dalam menentukan nasib bangsa sangat penting, karena pemuda merupakan calon pengisi generasi emas yang mendatang di masa depan. Jika pemuda tidak dapat menentukan dan mewujudkan mimpi emas itu maka para pemuda tersebut tidak akan menguasai masa depan serta tidak akan dapat mengubah dunia. Alhasil semua mimpi emas itu akan hancur berkeping-keping tidak berguna.

Lantas, bagaimana strategi layanan dasar Bimbingan dan Konseling untuk mencegah kebobrokan mimpi atau tujuan seorang pemuda sebagai generasi emas di masa depan itu? Cara yang tepat diantaranya adalah:

1. Melalui layanan informasi; karena dengan memberikan layanan informasi seperti salah satunya informasi potensi diri. Melalui pemberian layanan informasi potensi diri, seorang pemuda akan mengetahui beragam macam potensi yang ada pada diri seorang pemuda. Hal ini juga disesuaikan dengan keseuaian bakat dan minat yang dimiliki seorang pemuda, agar peluang karier di masa depan dapat sesuai pula dengan bakat yang dimiliki.

2. Melalui layanan bimbingan kelompok; karena pada hakekatnya ilmu Bimbingan dan Konseling berkembang dari salah satu disiplin ilmu dasar, yakni ilmu sosial. Oleh karena itu, atas pengaruh kelompok, sosial, maupun lingkungan seorang pemuda dapat membentuk kepribadiannya. Contohnya, ketika seorang pemuda berteman dengan teman yang baik maka ia juga akan memiliki kepribadian yang baik. Begitu pula dengan sebaliknya.

3. Melalui layanan responsif; karena dengan merespon permasalahan dari seorang pemuda segala permasalahan yang sedang dihadapi dapat segera terselesaikan secara perlahan-lagan tetapi tetap konsisten sebagai kuncinya. Contohnya, ketika seorang pemuda memiliki kebutuhan dan masalah, lalu ia memerlukan pertolongan dengan segera dan terbatas dalam jarak dan waktu, maka seorang konselor dapat menyediakan layanan konseling secara online dengan menentukan jadwal waktu konseling dan tercipta kesepakatan dengan seorang pemuda sebagai konseli.

4. Melalui layanan dukungan sistem, seperti:

* Layanan dukungan dari tokoh masyarakat yang paham ilmu agama; karena pada hakekatnya ilmu Bimbingan dan Konseling berakar pada filsafat dan agama. Oleh karena itu, dengan memahami ilmu agama pasti seorang pemuda dapat mempunyai tujuan dan pedoman hidup yang kuat dan jelas, sehingga seorang pemuda tidak akan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Ilmu agama telah menjadi aturan hidup dan aturan hukum alam yang harus ditaati oleh seluruh umat beragama.

* Layanan dukungan dari orang tua; karena seorang tua merupakan guru pertama dan sekaligus konselor bagi anaknya. Hal ini menjadi ajang peniruan karakter seorang anak terhadap orang tuanya dan faktanya seorang anak lebih nyaman jika berbicara secara tertutup dengan orang tuanya. Oleh karena itu, seorang orang tua  harus dapat memberikan dukungan yang terbaik terhadap anaknya, maka secara tidak langsung dukungan tersebut dapat berkontribusi aktif dalam menjadikan seorang anak sebagai pemuda yang dapat mewujudkan cita-citanya.

5. Menjadi pemuda yang berprestasi; karena atas bekal prestasi seorang pemuda dapat menjadi generasi emas yang berguna di masa depan. Tanpa adanya prestasi yang dimiliki seorang pemuda tidak akan dapat memiliki pemikiran yang maju, sehingga cenderung tertinggal dan tidak memiliki rencana untuk mengubah nasib di masa depan.

Berbagai tantangan di masa depan memang selalu menghantui perasaan, pemikiran, dan perbuatan seorang pemuda. Tetapi, seorang pemuda harus berani memahami berbagai tantangan agar dapat menemukan celah jawaban untuk mengatasi tantangan tersebut.

Beberapa tantangan-tantangan yang harus dipahami oleh seorang pemuda bisa disebut dengan singkatan "VUCA" (Votality: perubahan yang cepat, Uncertanity: ketidakjelasan akan masa depan, Complexity: kebingungan dalam mengambil keputusan, Ambiguity: kebingungan dalam berbagai situasi). Empat tantangan ini harus dihadapi oleh seorang pemuda agar seorang pemuda tidak mengalami kebobrokan di masa depan. Sebagai contoh seseorang yang tidak memiliki pekerjaan menganggap memiliki pekerjaan. 

Segala bentuk tantangan yang ada dapat diatasi apabila seorang pemuda tumbuh dan berkembang dengan cara mencegah diri agar tidak mengarah kepada hal-hal negatif. Jika seorang pemuda mengalami perubahan yang semakin positif, maka target kehidupan yang lebih baik pun dapat terselesaikan. 

Menjadi seorang konselor harus sabar, peduli, tidak jahat, jujur, dan melakukan apapun harus didasari dengan rasa cinta demi menghadapi seorang konseli yang membutuhkan informasi-informasi mengenai berbagai kebutuhan hidupnya dalam rangka menuju masa depan yang cerah.

Seorang konselor juga punya masalah, tapi kalau konselor menangani konseli harus banyak mendengar bukan banyak bicara. Konselor dapat mengatasi dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan self healing yang merupakan proses menyembuhkan diri sendiri dari gangguan psikologis. Self healing layaknya dengan cermin diri atau konsep memahami diri sendiri.

Self healing juga dapat diterapkan oleh konseli jika merasa malu atau tidak ingin berbicara dengan orang lain, karena dengan self healing akan dapat melihat diri sendiri dari sisi yang berbeda, seseorang akan dapat memahami dirinya sendiri serta dapat berintrospeksi diri lebih dalam lagi tanpa bantuan atau sepengetahuan orang lain.

Bimbingan dan Konseling tidak hanya untuk anak bermasalah tapi semua pemuda atau konseli dengan upaya pencegahan kebobrokan mimpi atau tujuan serta pengidentifikasian masalah dengan berbagai layanan dasar Bimbingan dan Konseling. Jika seluruh layanan tidak bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan konseli, maka masalah tersebut termasuk dalam kategori masalah yang berat bagi konselor, sehingga konseli harus segera ditangani oleh pihak yang lebih berwajib di atas konselor.

Penulis: Rismanda Dwi Saputra 

Sumber: "DIBIKONS" SEMARAK BK oleh HMP BK UNESA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun