Pada halaman pertama, para peserta disambut dengan pertanyaan mengenai "Mengapa kita harus belajar Bimbingan dan Konseling?". Dr. Bahrain Ali Habsy, M.Pd memperkenankan para peserta DIBIKONS untuk menjawab pertanyaan tersebut di kolom chat zoom.
Para peserta sangat terlihat aktif menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa antusiasme peserta mengikuti kegiatan ini sangat hebat dan mereka juga membuktikan bahwa mereka berada sesuai di jurusan yang mereka pilih, yakni jurusan Bimbingan dan Konseling.
Kesimpulan jawaban yang diberikan oleh seluruh peserta, yakni karena seorang konselor harus peduli terhadap anak dan remaja sebagai generasi muda pemegang masa depan.
Mengacu pada konsep pemaknaan program studi Bimbingan dan Konseling, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Kata 'Bimbingan' menunjukkan pencegahan dan pengembangan. Kata 'Dan' juga memiliki arti tersendiri, yakni untuk menunjukkan fungsi. Kata 'Konseling' memiliki arti sebagai penyelesaian suatu masalah.Â
Makna 'bimbingan' berarti seorang konselor tidak membuat keputusan, karena seorang konselor hanya pemberi informasi dan saran, saran seorang konselor juga dapat dikatakan terbatas. Terbatas dalam maksud hanya memberikan arahan-arahan yang dapat dijadikan sumber informasi seorang konseli dalam mengambil keputusan.
Makna 'dan' berarti menunjukkan fungsi, bahwa seorang konselor hanya sebagai sarana perantara dalam memberikan sebuah bimbingan serta hanya memberikan informasi terhadap konseli berupa arahan-arahan yang harus diambil keputusannya oleh seorang konseli.
Makna 'konseling' berarti strategi untuk memberikan arahan yang terbaik bagi konseli dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan hanya memperbanyak mendengarkan  permasalahan seorang konseli dan tidak banyak bicara atau memberikan saran, karena saran seorang konselor terbatas. Keterbatasan seorang konselor dalam konseling, karena didasari oleh tingkatan-tingkatan pelayanan responsif.
Mengutip kata mutiara Sayyidina Ali R.A. "Barangsiapa ingin menggenggam nasib suatu bangsa, maka genggamlah para pemudanya, maka ia akan menguasai masa depan.". Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Ir. Soekarno tentang "Seribu orang tua hanya akan dapat bermimpi. Satu orang pemuda akan dapat mengubah dunia".
Kedua kutipan tersebut membuktikan, bahwa peran pemuda dalam menentukan nasib bangsa sangat penting, karena pemuda merupakan calon pengisi generasi emas yang mendatang di masa depan. Jika pemuda tidak dapat menentukan dan mewujudkan mimpi emas itu maka para pemuda tersebut tidak akan menguasai masa depan serta tidak akan dapat mengubah dunia. Alhasil semua mimpi emas itu akan hancur berkeping-keping tidak berguna.
Lantas, bagaimana strategi layanan dasar Bimbingan dan Konseling untuk mencegah kebobrokan mimpi atau tujuan seorang pemuda sebagai generasi emas di masa depan itu? Cara yang tepat diantaranya adalah:
1. Melalui layanan informasi; karena dengan memberikan layanan informasi seperti salah satunya informasi potensi diri. Melalui pemberian layanan informasi potensi diri, seorang pemuda akan mengetahui beragam macam potensi yang ada pada diri seorang pemuda. Hal ini juga disesuaikan dengan keseuaian bakat dan minat yang dimiliki seorang pemuda, agar peluang karier di masa depan dapat sesuai pula dengan bakat yang dimiliki.
2. Melalui layanan bimbingan kelompok; karena pada hakekatnya ilmu Bimbingan dan Konseling berkembang dari salah satu disiplin ilmu dasar, yakni ilmu sosial. Oleh karena itu, atas pengaruh kelompok, sosial, maupun lingkungan seorang pemuda dapat membentuk kepribadiannya. Contohnya, ketika seorang pemuda berteman dengan teman yang baik maka ia juga akan memiliki kepribadian yang baik. Begitu pula dengan sebaliknya.
3. Melalui layanan responsif; karena dengan merespon permasalahan dari seorang pemuda segala permasalahan yang sedang dihadapi dapat segera terselesaikan secara perlahan-lagan tetapi tetap konsisten sebagai kuncinya. Contohnya, ketika seorang pemuda memiliki kebutuhan dan masalah, lalu ia memerlukan pertolongan dengan segera dan terbatas dalam jarak dan waktu, maka seorang konselor dapat menyediakan layanan konseling secara online dengan menentukan jadwal waktu konseling dan tercipta kesepakatan dengan seorang pemuda sebagai konseli.
4. Melalui layanan dukungan sistem, seperti:
* Layanan dukungan dari tokoh masyarakat yang paham ilmu agama; karena pada hakekatnya ilmu Bimbingan dan Konseling berakar pada filsafat dan agama. Oleh karena itu, dengan memahami ilmu agama pasti seorang pemuda dapat mempunyai tujuan dan pedoman hidup yang kuat dan jelas, sehingga seorang pemuda tidak akan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Ilmu agama telah menjadi aturan hidup dan aturan hukum alam yang harus ditaati oleh seluruh umat beragama.
* Layanan dukungan dari orang tua; karena seorang tua merupakan guru pertama dan sekaligus konselor bagi anaknya. Hal ini menjadi ajang peniruan karakter seorang anak terhadap orang tuanya dan faktanya seorang anak lebih nyaman jika berbicara secara tertutup dengan orang tuanya. Oleh karena itu, seorang orang tua  harus dapat memberikan dukungan yang terbaik terhadap anaknya, maka secara tidak langsung dukungan tersebut dapat berkontribusi aktif dalam menjadikan seorang anak sebagai pemuda yang dapat mewujudkan cita-citanya.
5. Menjadi pemuda yang berprestasi; karena atas bekal prestasi seorang pemuda dapat menjadi generasi emas yang berguna di masa depan. Tanpa adanya prestasi yang dimiliki seorang pemuda tidak akan dapat memiliki pemikiran yang maju, sehingga cenderung tertinggal dan tidak memiliki rencana untuk mengubah nasib di masa depan.
Berbagai tantangan di masa depan memang selalu menghantui perasaan, pemikiran, dan perbuatan seorang pemuda. Tetapi, seorang pemuda harus berani memahami berbagai tantangan agar dapat menemukan celah jawaban untuk mengatasi tantangan tersebut.