Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serambi Cinta | Bagian 1

7 Mei 2010   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_135656" align="alignleft" width="201" caption="Dok: rsab-kasihbunda.com"][/caption]

Sebuah kenderaan melaju dengan kecepatan tinggi, dan kehilangan kendali.

Traakh... Seorang gadis terpelanting dan kepalanya membentur badan jalan, keras.

Di ruang unit darurat (UGD) Rumah Sakit Meulur korban tabrak lari itu ditangani 3 (tiga) orang tenaga medis. Benturan di kepala membuat gadis usia 20 tahun itu tak sadarkan diri. Meski begitu, tak ada tanda-tanda kerusakan parah pada anggota tubah lainnya. Memang ada luka dan memar di tangan kiri dan lutut kaki kanan, tapi tidak cukup serius.

Satu hal yang membuat tim medis bingung karena tidak ada identitas yang bisa ditemukan pada korban. Jadi tidak bisa menghubungi pihak keluarga guna meminta persetujuan untuk melakukan operasi kecil di kepala belakangnya akibat luka benturan. Orang-orang yang mengantarnya tadi juga sudah pergi.

Seorang kru tivi lokal yang sedang meliput kegiatan di rumah sakit akhirnya di minta tolong untuk menyiarkan kondisi si korban, dengan harapan dapat segera mendatangkan anggota keluarga korban.

***

Di rumah, Andi keliatan begitu gelisah. Dia mondar mandir di ruang tamu. Semenjak ia memarkirkan mobilnya di garasi, ia terus saja teringat peristiwa tabrakan tadi. Sebenarnya ia mau turun untuk menolong. Tapi melihat orang-orang yang berteriak ia takut terjadi amuk massa. Tapi, untuk kembali lagi ke tempat kejadian Andi juga takut karena tadi saja ia tidak berhenti untuk menolong orang yang ditabaraknya. Bisa-bisa kemarahan orang kampung semakin membrutal terhadapnya. Tapi, untuk tidak mau tahu juga sangat tidak mungkin.

Andi mengambil remote tivi dan menghidupkannya. Berharap dapat sejenak menenangkan dirinya. Tapi ia sangat terkejut menyaksikan siaran yang ada. Di layar kaca ia melihat korban yang ia tabrak sedang terbaring pingsan dengan selang pernapasan dan balutan di kepalanya.

Tanpa pikir panjang ia langsung lari ke garasi dan dengan mobilnya langsung meluncur ke rumah sakit yang disebut oleh penyiar tivi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun