Kalau mereka tidak sadar tentu mereka akan menempatkan Ahok sebagai gubernur dan Jokowi sebagai wakil gubernur. Atau, mereka akan ikut saja dalam koalisi untuk mengusung Fauzi Bowo atau lainnya.
Rakyat di provinsi lain juga menaruh harapan pada Jokowi untuk membawa Jakarta menjadi Ibukota Indonesia yang lebih ramah, lebih manusiawi, dan lebih beradab sehingga seluruh rakyat Indonesia memiliki kebanggaan terhadap Ibukota Indonesia, Jakarta.
Semua sadar kok soal banjir tidak mudah di atasi, soal macet tidak gampang dikelola, soal tata ruang dan soal kesenjangan sosial yang begitu berjarak tidak ringan untuk diatasi.
Jika pun ada presiden yang paling hebat maka paling-paling hanya sedikit yang bisa disumbang bagi mengatasi masalah Ibukota Indonesia. Presiden tentu tidak bisa menghabiskan waktunya untuk blusukan di kampung-kampung yang ada di Jakarta. Ada banyak pekerjaan yang lebih berat dan cakupan kerja yang lebih luas.
Sedangkan Jakarta memang memiliki problem yang menumpuk, unik, dan rumit sehingga butuh pula Gubernur yang juga unik, pekerja keras, sabar, dan lebih utama memiliki sisi humanis yang kental. Dan itu adalah Jokowi.
Jokowi sudah pernah "diculik" dari rakyat Solo yang sangat mendukungnya, namun demi melihat Ibukota Indonesia yang baru maka rakyat Solo merelakan Jokowi untuk menjadi Gubernur Jakarta. Mereka tentu bangga juga bila wong Solo dapat mengubah wajah Jakarta yang kejam menjadi Jakarta yang ramah dan humanis.
Rakyat Jakarta pun sudah berjuang habis-habisan untuk mendapatkan Jokowi. Tidak mudah untuk mengalahkan Fauzi Bowo. Ibarat perang, pemenangan Jokowi sebagai gubernur kala itu adalah perang hidup mati. Rakyat Jakarta bertempur sedang rakyat diberbagai provinsi mengirim doa untuk kemenangan rakyat Jakarta yang rindu pada Ibukota yang ramah.
Baru setahun setengah Jokowi membenahi Jakarta. Rakyat Jakarta sedang melihat tanda-tanda perubahan berkat kepemimpinan Jokowi. Menurut tim Jokowi, ada banyak yang sudah dicapai oleh Jokowi selama 1,5 tahun. Ini tanda bahwa rakyat Jakarta bakal segera memiliki Jakarta baru.
Sudah tentu, problem besar Jakarta tidak bisa diatasi sesegera mungkin. Minimal butuh dua periode baru terasa akan perubahan yang lebih nyata. Namun, setidaknya usaha keras dan "mati-matian" rakyat Jakarta untuk memiliki Jokowi sebagai gubernur sudah mulai kelihatan tanda-tandanya.
Pertanyaannya, tegakah kita rakyat di berbagai provinsi lain "menculik" Jokowi. Mengapa kita tidak menghargai usaha keras rakyat Jakarta yang dengan susah payah mendapatkan Jokowi untuk menjadi Gubernur mereka.
Tidakkah kita melihat betapa bahagianya rakyat di lorong-lorong sempit di Jakarta kala bertemu Jokowi. Lihatlah wajah mereka yang begitu menaruh harapan kepada gubernur mereka Jokowi. Dan itu, baru 1,5 tahun. Belum tentu semua rakyat kecil di Jakarta sudah bertemu Jokowi untuk mengadukan nasib mereka.