Semarang - Mahasiswa KKN Tematik Universitas PGRI (UPGRIS) memperkenalkan teknik bercocok tanam pada lahan sempit di Dolog Lor Raya Kel. Tlogosari Wetan Kec. Pedurungan Kota Semarang. Teknik tanam yang dimaksud adalah Hidroponik. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberi edukasi mengenai pemenuhan ketahanan pangan mandiri dengan bercocok tanam di rumah.
Apa itu Hidroponik?
Hidroponik (hydroponic) berasal dari bahasa Yunani  yang memiliki dua kata, yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang memiliki makna daya atau kerja. Jadi dapat kita pahami bahwa hidroponik berarti bercocok tanam dengan memanfaatkan air.Â
Seiring perkembangan zaman, jika semula hidroponik hanya diartikan sebagai sistem budidaya tanaman yang mengandalkan air, saat ini hidroponik berkembang menjadi (soilless sculture) bercocok tanam tanpa tanah. Sistem hidroponik bisa digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan yang semakin tahun semakin sempit. Diharapkan hidroponik mampu menjadi manfaat untuk masa depan karena mampu diberdayakan dalam kondisi lahan sempit.
Risma Ira Rahmawati merupakan salah satu mahasiswa program studi Teknik Sipil Universitas PGRI Semarang yang ikut serta melaksanakan KKN Tematik COVID-19 Literasi dan Numerasi.
Program KKN-Tematik 2020 merupakan akulturasi kolaborasi Ditjen Dikti Kemendikbud bersama Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Kementrian Kesehatan (KEMENKES), Rektor Perguruan Tinggi dan Pemangku kepentingan terkait (hingga tingkat daerah).
Teknik tanam hidroponik yang dipraktekkan ibu – ibu PKK tersebut dengan menanam aneka jenis sayuran yang biasa dikonsumsi sehari – hari. Media tanam menggunakan rockwool, botol bekas, kain flanel dan air sebagai sumber utama pengganti media tanah. Ibu – ibu PKK yang mengikuti pelatihan ini mendapatkan media tanam serta benih sayuran. teknik hidroponik yang digunakan pada kegiatan kali ini adalah Wick System (Sumbu).
Penyemaian benih dilakukan secara individu dengan menggunakan media tanam dan benih yang sudah diberikan. Semaian yang sudah dilakukan ibu – ibu PKK, dibawa pulang dan dapat dirawat masing – masing. Harapannya kegiatan tersebut dapat memberi manfaat, memberi semangat serta energi positif pada masyarakat dalam menghadapi pandemic COVID-19, sehingga masyarakat dapat tetap produktif.
Kegiatan tersebut diikuti dengan pembagian masker pada ibu – ibu PKK untuk mencegah risiko penularan COVID-19. Dalam kegiatan tersebut juga, disosialisasikan minuman tradisional yang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, yakni jahe (wedang jahe). Karena saat ini tidak bisa dipungkiri, bahwa semakin meningkat kasus terkonfirmasi COCID-19. Oleh karena itu, mari kita bersama bersatu melawan COVID-19 mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H