Mohon tunggu...
Risma Hanifa
Risma Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo saya adalah seorang mahasiswa pgsd yang saat ini tengah menempuh pendidikan di sebuah universitas swasta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Literasi Sains Berbasis Eksperimen di SD

26 Oktober 2024   20:43 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

1Risma Hanifatur Rosyida, 2Muhammad Nofan Zulfahmi

Saat ini, literasi sains di sekolah dasar masih menjadi salah satu bidang yang perlu ditingkatkan. Salah satu indikator yang menunjukkan hal tersebut adalah hasil survei Programme for Internasional Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, dimana Indonesia menduduki peringkat 70 dari 78 negara yang ikut serta dengan skor rata-rata 396 (Hidayati & Martanti, 2020). Hal ini berarti siswa Indonesia masih tergolong rendah dalam literasi sains dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, mata pelajaran sains di sekolah dasar cenderung bersifat teoritis, hampir tidak ada pengalaman praktis terkait penerapan pengetahuan ilmiah. Akibatnya, hal ini menyebabkan kurangnya wawasan yang mendalam tentang bagaimana fenomena alam bekerja secara umum. Pembelajaran sains secara tradisional juga terbukti kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Pembelajaran yang statis dan monoton seringkali membuat anak-anak bosan dan kurang termotivasi untuk belajar.

Literasi sains berbasis eksperimen dapat membantu siswa memahami hubungan antara manusia dan lingkungan secara lebih mendalam. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa (Evalina et al., 2024). Metode ini sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pentingnya pendidikan yang aktif dan kreatif. Melalui eksperimen, siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Literasi sains berbasis eksperimen di SD memuat teori konstruktivisme. Teori ini berfokus pada bagaimana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman langsung. Anak-anak memiliki minat besar untuk tahu bagaimana sebuah fenomena bekerja dan ingin ikut campur dalam proses penyelidikan. Dengan demikian, metode eksperimen tidak hanya sebagai sarana pembelajaran tapi juga sebagai media hiburan edukatif yang menyenangkan bagi para siswa.

Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan praktis dan interaktif, khususnya diterapkan di tingkat sekolah dasar (SD). Dalam penerapannya, metode ini mengikuti beberapa langkah yang terstruktur (Ansya & Salsabilla, 2024). Pertama, pada tahap persiapan, pendidik harus mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk eksperimen. Selanjutnya, dalam tahap eksposisi, guru menjelaskan tujuan eksperimen, prosedur yang akan diikuti, serta alat yang digunakan, guna memberikan pemahaman awal kepada siswa tentang apa yang akan dilakukan. Setelah itu, pada tahap eksplorasi, siswa melaksanakan eksperimen sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Dalam fase ini, peran guru adalah mengawasi dan membimbing siswa selama proses eksperimen berlangsung. Terakhir, pada tahap evaluasi atau tindak lanjut, guru dan siswa membahas hasil yang diperoleh selama eksperimen. Pada tahap ini, guru membantu siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mendalam dan bermakna.

Sebagai contoh dalam literasi sains berbasis eksperimen di SD yaitu tentang reaksi kimia dan gas karbondioksida (CO2). Eksperimen ini mendemonstrasikan reaksi kimia antara asam cuka (asam asetat) dan soda kue (natrium bikarbonat) yang menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas CO2 yang dihasilkan menyebabkan balon mengembang. Ketika asam cuka ditambahkan, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan gas CO2, yang dapat dijelaskan dengan persamaan kimia: NaHCO₃ + CH₃COOH → CH₃COONa + H₂O + CO₂ ↑. Gas CO2 yang dihasilkan akan menyebabkan gelembung muncul di dalam botol dan jika balon dipasang di leher botol sebelum penambahan asam cuka, siswa akan melihat balon tersebut mengembang. Hal tersebut memberikan contoh nyata tentang bagaimana reaksi kimia dapat menghasilkan gas.

Metode eksperimen menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi siswa. Pertama, metode ini membantu siswa memahami konsep sifat sains secara mendalam melalui pengalaman langsung. Selain itu, eksperimen meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan logis, karena siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan analisis dan pemecahan masalah. Metode ini juga menyenangkan, menjadikan proses belajar lebih menarik dan interaktif. Dengan keterlibatan langsung dalam pengamatan, analisis, dan pembuatan kesimpulan, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, yang memperkaya pengetahuan serta keterampilan penting untuk masa depan. Dengan metode ini, siswa tidak hanya mampu mengingat tetapi juga mengalami kemudahan dalam kemampuan berpikir kritis dan juga mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep secara langsung.

Berdasarkan kajian di atas, implementasi metode eksperimen dalam program Literasi Sains di SD dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kemampuan sains siswa dan dalam upaya menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius untuk mengintegrasikan metode-metode eksperimental dalam kurikulum IPA di sekolah-sekolah dasar guna meningkatkan kualitas pendidikan sains kita. Literasi sains adalah kemampuan penting yang seharusnya dimiliki siswa di abad ke-21, dan dapat dikembangkan di tingkat sekolah dasar melalui metode eksperimen. Metode ini memungkinkan siswa untuk aktif berperan serta dalam pembelajaran, tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep sains tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis.

Referensi

Ansya, Y. A., & Salsabilla, T. (2024). Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Cahya Ghani Recovery, Hlm. 96

Evalina, E., Wulandari, N., & Suryawan, A. (2024). Implementasi Problem Based Learning Berbantuan Media Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Sekolah Dasar. SEMNASFIP.

Hidayati, F., & Martanti, F. (2020). Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah Pada Tahap Pembiasaan Membaca. MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar Dan Keislaman, 11(1), 68–92.

    . Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun