Mohon tunggu...
Risma Damayanti
Risma Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

fisabilillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Sosial Respon Masyarakat dan Dampak terhadap Komunitas LGBT di Indonesia

12 Juni 2024   13:07 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:20 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak zaman Nabi dan sudah ada dalam Al-Qur'an ayat-ayat yang menjelaskan bahwa hubungan seksual antara sesama jenis itu dilarang dan di haramkan. Bisa kita ambil hikmah nya dari kisah nabi Luth yang berdakwah serta menentang kaum sodom atau yang sekarang terkenal dengan sebutan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgander. Di Indonesia sendiri maraknya kasus dengan adanya komunitas LGBT baik itu dari kalangan orang yang beragama islam maupun yang dari non islam, yang dimana respon masyarakat antara pro dan kontra.Setiap manusia diberikan hak-hak nya baik itu hak hidup, hukum, maupun pendapat. Orang orang yang pro terhadap LGBT ini sangat menyimpang dari ajaran Islam karena pemikiran ini terlalu liberal, akan tetapi kita sebagai muslim moderat dan pemerintah melakukan upaya bagaimana menghadapi tantangan dan melakukan pendekatan serta memberikan solusi agar mereka kembali kepada koadrat nya sebagaimana yang telah diciptakan Tuhan.

LGBT "adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Istilah payung ini mencakup dua konsep: orientasi seksual dan indentitas gender. Semua orang memiliki orientasi seksual dan identitas gender. Tetapi orientasi seksual dan identitas gender bukanlah hal yang sama. Gender identitas adalah Menjelaskan pemahaman yang mendalam dan bawaan bahwa setiap orang memiliki identitas individu mereka sebagai seorang pria, seorang wanita, atau dalam beberapa kasus, gender lain. Kebanyakan orang tahu identitas gender mereka sama dengan jenis kelamin yang mereka ditugaskan saat lahir. Dilansir dari laman Statista sebuah platform online statistik data global yang diterbitkan melalui halaman LQBTQ+ Worldwide -- Statistics & Facts pada Agustus 2023, diketahui mereka melakukan survei di 27 negara, yang dimana 7 dari 10 orang teridentifikasi sebagai heteroseksual atau hubungan lawan jenis, sedangkan kurang lebih 3% responden teridentifikasi sebagai homoseksual atau LGBT dan 4% lainnya mengidentifikasi diri sebagai biseksual, serta 1% lainnya terindentifikasi sebagai panseksual atau omniseksual.

Sedangkan di Indonesia Data terkait pelaku LGBT di Indonesia masih terbatas. Pada tahun 2012, Kemenkes RI mencatat jumlah penduduk LGBT di beberapa wilayah, seperti Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki populasi LGBT tertinggi di antara kelima provinsi tersebut. Pada tahun 2016, Kemenkes RI mengupdate informasi bahwa terdapat sekitar 780 ribu orang dengan orientasi seksual yang berbeda di Indonesia. Data statistika menunjukkan bahwa sebagian besar adalah laki-laki bisexual, diikuti oleh wanita lesbian dan transgender. Namun, data yang pasti dan akurat mengenai jumlah pelaku LGBT di Indonesia dan dunia masih belum tersedia karena banyak negara, termasuk Indonesia, masih mengutamakan nilai-nilai moral dan agama. Sehingga, banyak pelaku LGBT memilih untuk menyembunyikan identitas mereka. Masyarakat telah mengecam perilaku tersebut sehingga mereka berharap kepada pemerintah dalam menyelesaikan dan menangani fenomena ini.

Di Indonesia, fenomena LGBT menimbulkan kekhawatiran di masyarakat dan pemerintah. Mereka khawatir dengan meluasnya fenomena tersebut, terutama di kalangan remaja, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti HIV/AIDS.

Faktor dan Dampak yang mempengaruhi adanya fenomena LGBT, antara lain:

1.Factor Family Conditions

2.Factor Environmental Conditions

3.Factor Sexual Harassment

Fenomena LGBT dapat dipengaruhi oleh faktor genetika, yaitu jumlah hormon yang tidak seimbang dalam tubuh manusia.

Ketidakseimbangan hormon pada seseorang dapat mempengaruhi orientasi seksual seseorang

Faktor ekologi dan sosial. Keterikatan seseorang dengan lingkungan tempat tinggal merupakan contoh yang buruk, dan terjadilah perselisihan dalam keluarga, sehingga orang tersebut melampiaskan amarahnya atau mencari kenyamanan dalam orientasi seksualnya. Faktor pengalaman traumatis dapat menjadi penyebab terjadinya LGBT karena pasangan lawan jenis pernah mengalami trauma kekerasan seksual. Hal ini mendorong orang untuk mencari hiburan dalam hubungan sesama jenis atau heteroseksual agar merasa lebih dicintai dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun