Desa Sumber Brantas sangat cocok dijadikan kawasan konservasi lingkungan karena dapat mencegah terjadinya ngin kencang yang berdampak pada kerugian seperti kejadian pada 2019 lalu serta dapat mengurangi terjadinya banjir seperti 2021 silam.Â
Untuk meningktakan kualitas lingkungan hidup perlu aksi nyata seperti reboisasi , melarang perburuan satwa agar tidak merusak ekosistem. Selain konservasi lingkungan , diadakan juga konservasi sumber daya air karena banyak alih fungsi lahan dan cara mengolah tanah yang salah .Â
Apabila konservasi sumber daya air tidak dilakukan maka dapat mempengaruhi daerah hilir yang mana wilayah Kota Batu yakni DAS Brantas termasuk daerah hulu.Â
Oleh karena itu, dilakukan upaya konservasi vegetatif yaitu penyediaan lahan vegetasi dengan memanfaatkan tanaman yang memiliki dapat memanen air hujan ( rain water harvesting) dan juga membuat sumur resapan.
Dengan ditetapkannya 2 kawasan konservasi di Kota Batu untuk mengantisipasi bencana diharapkan bisa menjadi kawasan konservasi yang dapat memberi perlindungan dan pelestarian hutan , serta memberi dampak positif secara ekonomi  dalam bentuk pemberdayaan masyarakat memanfaatkan kawasan hutan tanpa merusak tatanan ekosistem dari hutan itu sendiri.Â
Selain konservasi lingkungan , konservasi sumber daya air dapat memberikan dampat positif terhadap lahan lahan yang telah dialihfungsikan maupun lahan yang kritis. Dengan memberlakukan kegiatan konservasi di setiap desa ataupun kelurahan dapat menjadikan Kota Batu lebih asri dengan pohon pohon yang telah ditanam di berbagai titik kota.Â
Dengan demikian , Kota Batu tidak mengalami kerusakan lingkungan hidup serta dapat mengembangkan di sector pariwisata tanpa merusak ekosistem alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H