Mohon tunggu...
Risma Ade Aryati
Risma Ade Aryati Mohon Tunggu... -

Iam a teenager

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lemahnya Pendidikan Sosisologi di Sekolah

27 Maret 2015   21:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami jauh dari yang kita harapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat bermacam-macam, meliputi objek penyelidikan sosiologi pendidikanyang berfokus pada pembelajaran sosiologi oleh guru di sekolah. Realita kebanyakan yang terjadi di kalangan masyarakat adalah guru-guru sosiologi yang mengajar di sekolah,tidak ada dari disiplin ilmu sosiologi. Adapun yang lainnya berasal dari jurusansejarah, pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan lainnya. Hal ini menyebabkan guru tersebut terbentur dalam pengembangan pembelajaran sosiologi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan pengajaran sosiologi disekolah antara lain seperti :

Pertama, guru sosiologi di tiap sekolah kebanyakan cenderung di paksakan.

Kebanyakan sekolah dikalangan masyarakat saat ini banyak kekurangan pengajaran guru sosiologi sehingga membutuhkan guru-guru lain untuk mengisi kekosongan tersebut. Keterpaksaan guru-guru dari pelajaran lain yang harus mengajar sosiologi karena harus mengisi kekosongan yang ada membawa dampak buruk bagi hasil pembelajaran yang diterima oleh siswa dan tidak tercapainya tujuan dari kurikulum yang di tentukan pemerintah secara efektif . Guru yang mengajarkan sosiologi kepada peserta didiknya justru akan mengajarkan sosiologi dengan asal-asalan ataupun seadanya bahkan inti utama daripembelajaran sosiologi mungkin tidak diajarkan karena keterbatasannya pengetahuan dan belum adanya kesiapan dari guru tersebut untuk mengajarkan sosiologi di sekolah.

Kedua, pengajaran guru sosiologi di sekolah langka.

Langkanya pengajaran guru sosiologi di sekolah juga dikarenakan banyaknya fakultas yang tidak ada membuka bidang studi pendidikan sosiologi. Tidak adanya wadah bagi mereka yang berminat berlajar di bidang sosiologi membuat masyarakat cenderung memilih beralih untuk masuk ke fakultas lain yang disediakan. Hal semacam ini juga yang menyebabkan tenaga pendidikan sosiologi di sekolah langka yang berdampak kepada tidak adanya pengajaran sosiologi yang murni terhadap peserta didik.

Ketiga, tidak memiliki kompetensi yang memenuhi syarat.

Guru sosiologi yang ada kebanyakan tidak memiliki kompetensi pengetahuan ilmu sosiologi maupun pengalaman yang luasjuga keterampilanyang tidak memadai. Sehingga transfer ilmu sosiologi kepada peserta didik belum terlaksana dengan baik. Apabila tidaknya adanya kompetensi yang tinggi dari seorang guru maka tidak akan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan kurikulum.

Keempat, tidak terpenuhinya syarat profesi guru.

Kebanyakan para guru sosiologi tidak memenuhi syarat profesi guru yang sudah ditetapkan. Tidak adanya kepribadian yang baik di dalam mentrasfer ilmu pengetahuanya kepada peserta didik. Mereka cenderung memberikan contoh-contoh namun tanpa keteladanan yang nyata dari pendidik itu sendiri. Seharusnya dalam menjalankan tugasnya sebagaiseorang pendidik harus senantiasa ikhlas dan tulus untuk memberikan ilmu yang dimiliki kepada peserta didiknya, agar peserta didik yang dihasilkan mampu bersaing dan bermamfaat bagi orang laindimasyarakat.

Kelima, tidak terlaksananya peran guru sosiologi yang seharusnya di sekolah

Peranan guru dalam pendidikan menjadikan guru sebagai pahlawan yang berjasa terhadap pendidikan, akan tetapi kebanyakan fakta dilapangan menunjukan bahwa seorang guru bukan hal sebagai pahlawan melainkan terpengaruh oleh embel-embel uang dan predikat di masyarakat. Mereka bertujuan mengajar bukan untuk memberdayakan peserta didik melainkan untuk memperoleh penghasilan tinggi. Sehingga ilmu yang diajarkan kepada peserta didiknya akan sia-sia saja karena dimulai dengan niatan yang tidak mulia.

Dari beberapa faktor diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para guru sosiologi saat ini masih jauh dikatakan memenuhi dari syarat-syarat guru sosiologi yang professional. Semoga kedepannya diharapkan lahir guru sosiologi yang murni dari pendidikan sosiologi yang mampu memegang peranannya sebagai guru dalam mengembangkan ilmunya karena pada hakekatnya pembelajaran sosiologi disekolah bertujuan agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan mampu memahami fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat sehingga terciptanya peserta didik yang kritis dalam menganalisis gejala-gejala sosial dan mampu memberikan solusi untuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun