Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tamu Undangan yang Tak Mau Pulang

15 Januari 2020   22:26 Diperbarui: 17 Januari 2020   15:36 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : suasana pesta Maumere. Dokpri suami saya.

Tetapi bukan orang Maumere kalau pesta tanpa musik dan berjoget ria. Seusai acara formal berupa sambutan singkat, potong kue, dan  suap-suapan.  Mulailah speaker-speaker "dimainkan". Tanpa ragu semua tamu undangan mulai turun untuk  berjoget dengan riang. 

Saya hanya membatin. "Ah,  jika menyewa tempat seperti ini,  pesta tidak mungkin sampai pagi". 

Tetapi perlahan mata saya mulai melirik, botol-botol air mineral yang mulai "berdatangan" ke ruang pesta,  berpindah dari tangan ke tangan. Botol air mineral yang bukan lagi berisi air putih  melainkan moke, minuman beralkohol khas Maumere.

Hmmm.... saya lekas melirik suami. "Awas....jangan minum terlalu banyak!"ujar saya sambil agak melotot. 

Lama kelamaan saya merasa sepertinya orang semakin banyak. Resepsi pernikahan Berto seolah mengalir seperti pesan berantai yang mengundang lebih banyak orang yang datang. Imajinasi saya lantas membayangkan sebuah pesan di whatsapp. :"Hei...ayo kesini, ada pesta rame ni..."

Para lelaki sudah mulai duduk melingkar serta berkelomp0k-kelompok, sambil bergantian meneguk moke. Begitupun suami yang pastinya sudah membaur.  Huh...Saya masih berkata dalam hati. "Tenang...ini tak akan lama. Tidak di gedung seperti ini"

Tibalah waktu menujukkan pukul 22.00 WIB, seketika musik terhenti. Sebelum MC berbicara, sudah mulai terdengar suara mengerutu perlahan di beberapa sudut. "Bapak, ibu, saudara, saudari. Mohon maaf acara akan diakhiri jam 11 malam nanti. Karena gedung akan dibersihkan. Masih ada satu jam lagi, silahkan menikmati musik" Begitulah MC mengumumkan pemberitahuan.

Hadirin seolah tak begitu menghiraukan. Demikian musik mulai kembali dimainkan  dan semua larut lagi dalam kegembiraan berjoget. Saya sudah melihat beberapa orang yang mulai agak oleng gara-gara moke (hehe). Pelayan mulai terlihat membereskan meja hidangan, piring-piring pun mulai diangkat.

Tepat jam 11 malam, Musik benar-benar dihentikan. Huuuuuu....suara protes terdengar disana-sini. "Tambah waktu lagi!" teriak seorang tamu undangan. 

"Maaf....waktu kita sudah habis",  MC mencoba memberi pengertian.

Tampak sekelompok lelaki mulai mendekati MC dan keluarga, termasuk suami saya (hadeh...). Mereka nampak bernegosiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun