Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Muda Berinisiatiflah, Jangan Bermental Pesuruh

1 Januari 2020   22:30 Diperbarui: 2 Januari 2020   09:27 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena pekerjaan pokok seperti memasak untuk keluarga sudah menjadi bagian saya sehari-hari. Suami dan saya pun mencuci baju kami sendiri. Dia hanya mencuci bajunya sendiri.

Tetapi tentu saja sebagai wanita bekerja, ada beberapa hal yang tidak sempat saya lakukan. Misalnya saja menyapu halaman (yang tidak luas). Biasanya sampahnya paling daun ketapang kering .

Membuang sampah di dalam rumah ke tong sampah besar di depan, sekadar menyapu teras sempit (cuma 3x3 meter), atau mengepel lantai, pun...tidak harus setiap hari. Rasanya kok nggak ada yang berat ya... apalagi di rumah penghuninya cuma 3 orang.

Sesibuk-sibuknya mahasiswa, saya lihat waktunya pun longgar. Tidak seperti rutinitas saya di hari kerja yang berangkat pagi-pagi dan setidaknya jam 5 sore baru tiba di rumah. Saya bisa mengatakan waktunya longgar karena melihat jam bangun tidurnnya setiap hari (hihihi). Tetapi tidak usahlah dibahas jam berapa itu.

Soal kesadaran berarti tidak perlu disuruh-suruh. Kalau melihat tong sampah penuh, ya dibuang gitu lho! Atau teras rumah kotor, ya disapu gitu lho! Melihat halaman penuh daun kering berserakan, ya... jangan ditonton, tapi disapu.....Gitu lho!  

Padahal sudah diingatkan berkali-kali. Atau lebih tepatnya dimintai tolong. Karena saya selalu memulai dengan kata "Tolong..."

Kalau ada yang bilang suami pulang bekerja itu lelah, jangan salah. Kami kaum istri pun pulang bekerja juga sama lelahnya. Apalagi sepulang kerja melihat teras kotor, halaman kotor, masuk ke rumah tong sampah penuh sisa makanan yang belum dibuang. 

Lantai rumah pun terasa lengket. Duh! rasanya sesuatu banget! Sementara penghuni rumah lainnya malah asyik bobok sore di kamar masing-masing. Maaf-maaf.... ini curhatan emak-emak. 

Memang, kalau dari mulut saya keluar kata instruksi, dia akan keluar kamarnya dan mengerjakan. Tetapi saya heran. Apakah tidak ada inisiatif? Justru kalau mesti disuruh jadi layaknya seperti pembantu atau pesuruh. Berbeda kalau inisiatif mengerjakan, seperti layaknya seseorang yang menitipkan diri di rumah orang lain. 

Sejujurnya saya seringkali lebih memilih mengerjakan sendiri meskipun lelah daripada harus setiap kali cerewet. 

Pernah saya pergi ke luar kota sekitar 3 hari. Tiba di rumah, tong sampah sisa makanan sudah sampai berbelatung. Dasar bak mandi sudah kotor tak ada yang menguras. Duh, duh, duh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun