Yeah, suara musik masih hingar bingar
Yah, masih lanjutan pesta akhir tahun kan?
Sejak tadi aroma minuman masih  terasa
Meninggalkan tubuh lunglai, tergeletak di hari pertama awal tahun
Bukan soal uban yang mulai merata di sekitar rambut hitam
Hanya sering lebih asyik menikmati sepi
Sendiri seringkali adalah kemerdekaan batin.
Kadang ada yang khawatir, mencoba menarik sepi ke tempat lain
Ah biasa saja...cash energi lebih sering berdaya di keheningan
Keramaian kadang hanya polesan, bagi jiwa-jiwa yang kesepian di dalamnya
Layaknya sekumpulan manusia ramai, hanya sahabat sejati yang bertahan di kala kesusahan
Ah, waktu yang akan menjawab
Berapa harga tetesan keringat dan air mata
Atau...
Siapa yang tertawa dan menangis bersama, dalam setiap lembar perjalanan kehidupan
Kadang hidup memang pedas dan perih,
Seperti mereka yang terbahak melihat dia berurai air mata
Sedemikian angkuhnya melewati tubuh berdarah di pertengahan jalan
Sekumpulan manusia berpangkat tak mampu menjawab ketidak adilan
Seperti tulusnya cinta yang malah tercampakkan, atau buah manis yang dibalas dengan kepahitan
Waktu yang akan menjawab, Seberapa hidup sudah memberi warna
Seberapa cinta sudah membelai setiap hati
Gelap akan perlahan berganti terang
Merasa yakin akan tertidur nyenyak diantara gempita kembang api
Waktu yang pasti kan menjawab,
Entah sadar atau tidak...
Adakah yang pernah kuberikan, untuk mereka yang mestinya kusayangi
Babarsari-Awal 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H