Liburan kemarin ketika sempat bertemu dan mengobrol dengan kedua orang adik saya, kami mengenang masa-masa kecil. Kami ingat betul bahwa sangat jarang orang tua membelikan kami barang-barang, seperti baju atau sepatu baru. Bahkan di saat hari raya sekalipun.Â
Kami paham bukan berarti orang tua kami pelit, tetapi mereka lebih suka menggunakan uang  untuk memberi anak-anaknya lebih banyak pengalaman. Sehingga masa kanak-kanak dan remaja kami penuh dengan pengalaman belajar hal baru. Mulai dari ikut sanggar melukis, kursus main gitar, kursus bahasa Inggris, sampai kursus menjahit. Sungguh!
Ada dua kebiasaan lagi yang menjadi kesenangan orang tua yakni membelikan kami banyak buku bacaan dan mengajak kami jalan-jalan ke banyak tempat.Â
Masa liburan itulah saatnya bagi  kami bersiap -siap untuk memulai sebuah perjalanan ke suatu tempat yang baru.
Karena hobi orang tua ini, Â alhasil di usia kurang dari 17 tahun. Kami sudah mengunjungi berbagai tempat. Sebut saja tentunya seputar pulau Jawa, beserta candi-candinya seperti Borobudur, Prambanan, Candi Mendut, Candi Sukuh sampai Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
Ke luar jawa menginjak kota Medan, Pulau Samosir dan Danau Toba. Melihat gajah dan pantai pasir putih di Lampung, mengunjungi Palembang, berpanas ria di Pulau Bangka, dan menikmati indahnya Pulau Dewata, Bali.Â
Kesenangan orang tua ini yang kemudian akhirnya "menular" pada diri kami.Â
Memasuki usia remaja kami mulai penasaran untuk melakukan perjalanan mandiri tanpa mereka.
Perjalanan travelling tanpa orang tua yang pertama kali saya lakukan  adalah mengunjungi Danau Kelimutu di Ende-Flores.Â
Di saat remaja seusia saya sedang senang-senangnya camping dan hiking berombongan atau menghabiskan waktu kongkow di Puncak Bogor. Saya malah berpikir untuk berlayar ke lain pulau.Â