Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Gojek Kere"

9 November 2019   19:49 Diperbarui: 9 November 2019   20:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Pak Menteri Muda dan pendukung jangan dulu tersinggung. Karena saya memang tak ingin membahas urusan transportasi online atau apapun terkait hal itu.

Kebetulan sama kata lain arti. Saya hanya ingin berbagi kebiasaan saya di ruang kerja bersama teman-teman guru BK. Karena kami ini ada di Yogya, jadi jangan heran kalau pakai istilah bahasa Jawa. 

Gojek kere itu sebenarnya istilah Jawa khususnya Yogya (mungkin), yang  jadi istilah kami bersama. Gojek dalam bahasa Jawa artinya bercanda. Sedangkan kere artinya miskin. Jadi  kalau diartikan adalah bercandaanya orang miskin hehehe

Kami tidak bermaksud ingin memiskinkan diri apalagi tidak bersyukur. Memang jadi guru negeri seperti kami tidaklah kaya raya. Tetapi gaji cukuplah untuk bisa hidup sejahtera, jalan-jalan lihat dunia, dan bisa tertawa.

Kata kere hanya ingin menunjukkan sesuatu yang ringan atau bagi kami  juga sebuah kesadaran  bahwa kami ini orang bawahan. Terkadang jadi suruhan. Kami-kami ini sang pelaksana kebijakan para atasan di lapangan. 

Mungkin anda penasaran apa sih isinya si gojek kere?  Yah...se-kere artinya. Segala hal yang dibuat  candaan. Kadang yang dibahas   benar-benar tak penting, kata-kata pelesetan, cerita lucu-lucu bahkan absurd, soal keluarga di rumah, upacara di hari Minggu, sampai curhatan soal pekerjaan dan atasan. Semua dengan kemasan gojekan atau bercanda. 

Apakah itu membuang waktu? Maaf, tidak bagi kami.

Sedikit cerita, saya kasihan kalau ada guru lain  yang bepikir guru BK itu kurang pekerjaan. Kami pun bergelut dengan tumpukan administrasi. Tumpukan kertas kasus siswa. Deretan absen anak-anak yang menunggu ditindak lanjuti. Laporan bermacam beasiswa  yang harus  diselesaikan.

Dan layaknya orang bekerja,  kami juga butuh rehat meskipun hanya sejenak.

Begitulah waktu rehat kami isi dengan gojek kere. Ternyata bercanda sambil bercerita itu memberi kekuatan baru. Apalagi dengan teman-teman yang rasanya sudah sehati. Kami semua 7 orang.  Ada yang tua ada yang muda. Meski yang muda- muda lebih ahli bergojek kere, yang lebih tua pun ternyata  juga tak kalah lucu. 

Melalui  gojek kere, terasa manfaat bahwa  tertawa itu sungguh menyehatkan. Saya sedkit mengutip tulisan di cnnindonesia.com yang menyebutkan beberapa hasil penelitian tentang manfaat tertawa yaitu: menurunkan tekanan darah, menghilangkan kecemasan dan emosi negatif lainnya, meningkatkan kekebalan tubuh, meringankan gejala depresi, memperbaiki kardiovaskuler, dan membakar kalori. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun