Adanya perilaku kemorosotan moral tersebut mengancam generasi penerus bangsa. Bukankah pemuda/i merupakan generasi estafet yang akan meneruskan majunya suatu bangsa?. Oleh karena itu, problematika degradasi moral dikalangan anak muda perlu kita perbaiki bersama demi terlahirnya generasi muda yang berkahlak baik dan menjadi estafet kemajuan suatu bangsa.
Islam memandang kemerosotan moral tersebut merupakan suatu masalah yang serius yang perlu dibenahi. Beberapa fakor yang melatarbelakangi terjadinya degradasi moral yang dipengaruhi oleh fakor lingkungan, teman bergaul, kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua dan sebagainya.Â
Hal tersebut menjadi suatu perhatian bahwa memilih teman sepergaulan maupun lingkungan memang harus diperhatikan. Karena baik buruknya pergaulan serta lingkungan akan memengaruhi diri sendiri yang masih labil atau belum memiliki pondasi iman yang kuat. Oleh karena itu, pilihlah teman yang mampu mengajak dan mengingatkan kita kepada kebaikan bukan malah sebaliknya menjerumuskan diri sendiri.
Selain itu, faktor dari kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua membuat remaja mencari perhatian dari luar seperti melakukan pergaulan bebas, narkoba, meminum alkohol, menonton pornografi dan sebagainya. Sehingga, selaku orangtua perlu memperhatikan dan memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup terhadap anaknya serta melakukan pengawasan dan bimbingan supaya anak tidak melakukan pelanggaran moral.
Lalu apa solusi terbaiknya?. Dalam Islam Al-Qur'an disebut juga sebagai As-syifa (obat), Al-Huda (petunjuk) dan Al-Furqon (pembeda) yang menjadi  kitab penyempurna dari kitab-kitab terdahulu seberti Taurat, Injil, Zabur.
 Degradasi moral merupakan penyakit yang menjangkiti remaja, dewasa bahkan hingga orantua pun ada. Adanya kemerosotan moral tersebut dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, Al-Qur'an menjadi solusi dalam mengatasi kemerosotan moral.
Al-Qur'an merupakan bahan dan sumber yang edukatif dalam segala aspek kehidupan dan banyak mengandung nilai hikmah. Nilai-nilai tersebut dapat kita wujudkan kedalam diri sendiri maupun dalam aspek kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan moral yang baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an.Â
Selain itu, dalam Al-Qur'an banyak memuat kisah-kisah edukatif seperti kisahnya Nabi Yusuf a.s. dalam kisahnya Nabi yusuf yang bermimpi sebelas bintang, matahari,Â
dan bulan sujud kepadanya lalu menceritakan kepada ayahnya yaitu Nabi Yaqub a.s untuk tidak menceritakan kepada suadara-saudaranya tentang mimpi anaknya tersebut. Hingga kemudian, Nabi Yusuf dibuang oleh saudaranya sendiri ke dalam sumur hingga Nabi yusuf ditemukan kembali dan memaafkan atas perilaku saudaranya serta menjadi penafsir mimpi Raja Mesir. (Q.S Yusuf: 4-6)
Dalam penggalan kisah tersebut terkandung nilai-nilai yang menekankan terhadap kesabaran dan menjunjung tinggi akhlak yang baik. Generasi muda Islam atau para remaja sekarang dapat mengambil ibrah dari kisahnya Nabi Yusuf maupun kisah para Nabi lainnya untuk dijadikan contoh dan pembelajaran terkait akidah dan akhlak.Â
Keteguhan seseorang dalam imannya dapat dilihat dari akhlaknya atau tingkah lakunya dalam pergaulan di lingkungan beragama, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Jika kita mampu mengambil kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan tentunya akhlak/moral kita akan terjaga.Â