Mohon tunggu...
Risma Dwipangesty
Risma Dwipangesty Mohon Tunggu... Lainnya - A Wife and Mother | Autoimmune Survivor

Berbahagia dengan yang ada | Menjaga yang tersisa | Menulis sebagai salah satu bentuk kesyukuran atas pengalaman indera yang dianugerahkan oleh Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita dalam Musim dan Masa

14 April 2020   02:33 Diperbarui: 14 April 2020   02:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pernah melewati masa-masa tersulit

Kerasnya gurun hampir menghentikan langkah

Debu dan pasir beterbangan, menghalangi semua yang nampak nyata

Lalu, angin malam datang menyerang menusuk relung dada

Hampir saja membekukan harapan jiwa

Namun, kita yakin esok pagi masih ada

Dan kita akan sampai di telaga

. . .

Kita pernah melewati musim terberat

Kala hujan badai hampir meluruhkan asa

Di atas sana awan hitam saling merapat mesra

Dan langit menjadi sedemikian gulita

Namun, kita yakin badai pasti reda

Kicau-kicau burung merindu bersuara

Kita akan menari lagi di bawah pelangi

Dan itulah yang kemudian terjadi

. . .

Masih jauh kita berjalan

Dalam segala musim dan masa,

kita memetik harapan

Sampai di suatu hari kita akan berhenti

Menyungging senyum pada matahari

.

(Oleh: Risma Dwipangesty,

Ditulis pertama kali pada 2012)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun