Mohon tunggu...
RISMA
RISMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student islamic philosophy

Catatan refleksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kendali Diri

10 Desember 2023   16:05 Diperbarui: 18 September 2024   14:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lamunan buram menikmati riuh pikiran ialah puncak dari ketenangan.

Bahkan perlahan menatap kelam, tetap hanya tersisa suara dalam benak.

Kian mendalam perenungan, seketika terlampau kacaunya.

Pandangan cukup lama bertahan dalam bayang-bayang ingatan,

begitu lama, hingga nampak begitu nyata dan menyakitkan.

Lantas, bagaimana diri mesti berlaku?

Yang ada hanya sibuk menggamit ingatan akan trauma yang tak kunjung selesai.

Lenyapkan segalanya, dan biarkan relung liar bersama harapan akan kebahagiaan kelak?

Yah, kendati pelik, namun itulah yang mesti.

Larut berlama-lama, bukan kepastian akan memperoleh ketentraman.

Buang dan terbukalah, dunia realita nampak begitu asik dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun