Setahun berlalu, pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum juga usai. Dikutip dari covid19.go.id pada 12 Juni 2021 data sebaran Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi dengan jumlah kasus positif 1.901.490, kasus sembuh 1.740.436, dan kasus meninggal 52.730. Namun, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI mengatakan bahwa sejak Januari lalu pemerintah daerah/kanwil/kantor Kemenag sudah diberikan kewenangan penuh dalam menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka, baik secara serentak ataupun bertahap per wilayah kecamatan dan/atau desa/kelurahan.Â
Pemberian izin ini dilanjutkan dengan izin berjenjang dari satuan pendidikan dan orang tua, yaitu pemerintah daerah/kanwil/kantor Kemenag, kepala sekolah, dan perwakilan orang tua melalui komite sekolah. Jika ketiga pihak tersebut telah menyetujui pembelajaran tatap muka, maka kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan tetap menaati protokol kesehatan yang ketat.
Menindaklanjuti pernyataan tersebut, pada Juni 2021 Nadiem Makarim mengatakan bahwa mulai Juli 2021 sekolah sudah harus mengadakan sistem pembelajaran hybrid mode antara tatap muka dan pembelajaran jarak jauh dengan presentase kapasitas maksimal pembelajaran tatap muka 50%. Dalam hal ini pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengawasi proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran tatap muka. Sekolah juga wajib memenuhi checklist dan menetapkan protokol kesehatan yang ketat dalam memulai pembelajaran tatap muka. Jika dalam kegiatan pembelajaran tatap muka berlangsung ditemukan adanya kasus baru, maka pihak sekolah harus segera memberikan penanganan dan memberhentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka.
Pelaksanaan sekolah secara daring selama kurang lebih satu tahun ini tentunya membawa perubahan pada kebiasaan anak dan orang tua, serta memberikan dampak psikologis pada anak.Â
Perubahan kebiasaan tersebut diantaranya, ketika pembelajaran daring anak dituntut untuk lebih sering memantau handphone dan tugas yang diberikan sehingga akan mengurangi waktu bermain dan istirahatnya, anak juga menjadi cenderung kurang mandiri dan tidak percaya diri karena lebih sering dibantu oleh orang tua dalam mengerjakan tugas, selain itu pengawasan dari orang tua yang cenderung lebih keras dibandingkan guru di sekolah membuat anak merasa terkekang.Â
Selain perubahan kebiasaan, pembelajaran daring juga memberikan dampak psikologis pada anak, diantaranya kekebalan tubuh anak melemah, kegiatan belajar menjadi kurang efektif, dan berkurangnya intensitas anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga anak mengalami kesulitan dalam membangun interaksi dan hubungan dengan orang lain pada saat sekolah kembali dibuka secara luring nantinya.Â
Pada saat sekolah kembali dibuka secara luring anak akan dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara sendiri tanpa bantuan orang lain, tentunya dalam hal ini anak membutuhkan penyesuaian agar dapat menjadi pribadi yang mandiri.Â
Perubahan kebiasaan-kebiasaan yang sudah tertanam pada anak membuat anak sulit kembali melakukan aktivitas-aktivitas secara luring dimana anak kembali dibatasi dengan penggunaan handphone, sekolah kembali dipatok dengan jam tertentu, dan harus lebih disiplin dibandingkan dengan pembelajaran secara daring sehingga diperlukan kesiapan psikologis anak, baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi sekolah luring di era new normal.Â
Bagaimana peranan psikologi untuk kesiapan anak dalam pembelajaran tatap muka?
Psikologi adalah ilmu yang di dalamnya berusaha untuk memahami manusia secara utuh (Alwisol, 2019). Psikologi yang di dalamnya membahas terkait perkembangan fisik, kognisi, dan bahkan psikososial manusia ini menjadikan perannya semakin penting dalam berbagai hal. Dalam perkembangan kognitif, pemahaman mental anak akan semakin berkembang. Dimana perkembangan mental anak adalah proses yang mengidentifikasikan perilaku kehidupan sosial pikologi manusia pada letak yang seimbang dalam lingkungan yang lebih kompleks.
Menanggapi keputusan dan pernyataan tersebut, maka sudah selayaknya kita mempersiapkan diri dan memberikan dukungan bagi anak dalam menghadapi pembelajaran tatap muka nantinya. Beberapa peranan psikologis yang bisa dilakukan diantaranya:
1. Penguatan psikis dari orang tua
Orang tua dapat memberikan penguatan secara psikis bahwa pembelajaran tatap muka penting untuk diikuti setelah adanya evaluasi hasil proses belajar secara daring yang masih sangat jauh dari harapan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan bahwa orang tua memiliki peran yang paling besar dalam memengaruhi anak terlebih ketika anak sudah mulai memasuki usia peka terhadap pengaruh dari luar. Selain itu, orang tua juga dapat mengajari anak sesuai dengan tempo dan caranya masing-masing dimana orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak dan seharusnya dapat mengenal kapan dan bagaimana anak dapat belajar dengan maksimal.Â
2. Diperlukan keterbukaan psikologis antara guru dan siswa
Dengan keterbukaan psikologis antara guru dan siswa akan memberikan hubungan antara keduanya menjadi lebih harmonis dan terbentuknya kepercayaan satu sama lain. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam pembentukan suasana pembelajaran di sekolah.Â
3. Mendukung anak untuk tetap produktif di masa pandemi
Orang tua perlu memberikan wawasan kepada anak bahwa di tengah terjadinya pandemi yang belum usai ini kita tetap dapat menjadi pribadi yang aktif dan produktif sehingga pandemi covid-19 ini tidak memberikan ketakutan yang berlebih, kita hanya perlu meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi protokol kesehatan dengan baik.Â
4. Menciptakan suasana yang positif di rumah maupun di sekolah
Pembelajaran yang efektif membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan. Guru yang memiliki pemahaman penuh tentang psikologi pendidikan dapat menciptakan suasana sosial dan emosional yang baik di dalam kelas, memungkinkan siswa untuk belajar dengan nyaman dan bahagia. Suasana yang positif ini akan menumbuhkan pikiran positif pada anak yang memunculkan perasaan bahagia sehingga mendorong peningkatan imun tubuh untuk terhindar dari penyakit Covid-19.
Penulis: Ayu Rahmadhani&Risma Alifah Nisrina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H