Khilda Nur Hurriyah, Risma Ika Putri Armiani, Sri Angeraini
Instagram : @kkn.hululangat8
PKKN/ KKN-DIK KI MBKM PTMA merupakan manifestasi dari salah satu Catur Dharma Perguruan Tinggi MuhammadiyahAisyiyah. Dalam hal ini PTMA sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi harus mampu menyelaraskan kegiatan KKNnya sesuai dengan perubahan masyarakat. PKKN/ KKN-DIK KI MBKM PTMA adalah salah satu bentuk kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dan dosen untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus. Kegiatan PKKN/ KKN-DIK KI MBKM PTMA juga berfungsi sebagai proses pembelajaran serta pengabdian kepada masyarakat yang sedang membangun dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani berbagai kompleksitas masalah yang sedan di hadapi oleh masyarakat sasaran internasional.Â
Dibimbing oleh DPL apt.Herda Ariyani, M.Farm dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan beranggotakan tiga mahasiswa yaitu Khilda Nur Hurriyah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Risma Ika Putri Armiani dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Sri Angeraini dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo
SB Hulu Langat adalah salah satu Sanggar Bimbingan dibawah naungan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) yang dikelola oleh Bapak Zamawi Chaniago. SB Hulu Langat beralamatkan di Lot 429A, Kampung Sungai Semungkis, Batu 14, Hulu Langat, Selangor, Malaysia. SB Hulu Langat memiliki 3 guru tetap yaitu Sri Iriyanti S.Pd.I, Nurul Atika S.E dan Susmalia. Murid di SB Hulu Langat berjumlah 38 yang terdiri dari jenjang TK (8 anak) dan SD (34 anak). Tujuan dari sanggar bimbingan ini adalah untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak yang berasal dari keturunan Indonesia-Malaysia dan juga merupakan sarana pendidikan untuk anak-anak Indonesia yang menghadapi kendala ekonomi di Malaysia.
Pembelajaran di sanggar bimbingan ini diselaraskan dengan pendidikan formal maupun non formal Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional agar dapat memastikan anak-anak WNI yang bekerja di Malaysia dan tidak berdokumen dapat mengenyam dan merasakan manisnya pendidikan. Siswa-siswi yang berada  di Sanggar Bimbingan Hulu Langat umumnya berasal dari beragam lapisan sosial dan ekonomi di wilayah Selangor dan Semenanjung Kuala Lumpur. Banyak di antara mereka adalah anak-anak dari WNI yang bekerja di Malaysia dengan keterbatasan ekonomi yang tinggal di sekitar kawasan ini.
Dalam konteks ini, Sanggar Bimbingan Hulu Langat memainkan peran penting sebagai tempat untuk memberikan bantuan pendidikan tambahan kepada siswa-siswi ini. Melalui program-program belajar yang diselenggarakan di sanggar, siswa-siswa mendapatkan akses lebih lanjut ke materi pelajaran, bantuan tugas, dan pendampingan dalam mengatasi kesulitan belajar. Sanggar ini berusaha untuk mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang yang setara bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang ekonomi mereka. Sumber daya yang terbatas mungkin menjadi kendala bagi siswa-siswa ini, tetapi dengan adanya Sanggar Bimbingan Hulu Langat, mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi akademik mereka dan meraih prestasi yang lebih baik. Dengan cara ini, sanggar ini berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan pribadi siswa-siswa dari berbagai latar belakang di wilayah Selangor.
Kurangnya minat membaca di Sanggar Bimbingan Hulu Langat merupakan isu yang perlu diberikan perhatian serius. Meskipun sanggar ini berperan penting dalam memberikan pendidikan tambahan kepada siswa-siswa dari berbagai latar belakang, namun tantangan terkait minat membaca dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan akademik dan kognitif mereka.
Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi pada rendahnya minat membaca di sanggar ini adalah lingkungan budaya dan sosial yang mungkin kurang mendukung budaya membaca. Minat membaca sering kali dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar siswa, termasuk dukungan dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekitar. Jika lingkungan tersebut tidak mendorong minat membaca, siswa cenderung kurang termotivasi untuk melakukannya. Selain itu, ketersediaan bahan bacaan yang menarik dan relevan juga dapat memengaruhi minat membaca siswa. Jika sanggar tidak memiliki koleksi buku yang sesuai dengan minat dan minat siswa, mereka mungkin merasa kurang tertarik untuk membaca. Inovasi dalam memilih bahan bacaan, seperti menghadirkan buku-buku dengan cerita menarik, ilustrasi yang atraktif, atau topik yang relevan dengan kehidupan siswa, dapat membantu meningkatkan minat membaca.
Untuk mengatasi masalah rendahnya minat membaca di Sanggar Bimbingan Hulu Langat, mahasiswa KKN KI PTMA Angkatan 8 mengambil langkah berikut :
- Program peningkatan minat baca : Merancang program khusus yang menargetkan peningkatan minat membaca, termasuk kegiatan diskusi tentang buku-buku menarik, dan kegiatan membaca bersama.
- Variasi bahan bacaan : Memiliki koleksi buku yang bervariasi dan menarik dapat membantu meningkatkan minat membaca. Buku-buku dengan berbagai genre, topik, dan tingkat kesulitan akan memberikan pilihan yang lebih luas kepada siswa.
- Penggunaan Teknologi : Mengintegrasikan teknologi, seperti buku digital atau aplikasi membaca interaktif, yang dapat membuat pengalaman membaca lebih menarik dan modern bagi siswa.
- Kegiatan Kreatif : Mengadakan kegiatan kreatif terkait membaca, seperti menulis cerita pendek atau menggambar ilustrasi untuk buku, yang dapat mendorong minat dan partisipasi siswa.
Dengan upaya yang terarah dan kolaboratif, rendahnya minat membaca di Sanggar Bimbingan Hulu Langat dapat diatasi, dan membuka peluang baru bagi siswa untuk menjelajahi dunia melalui buku-buku dan meningkatkan pemahaman serta keterampilan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H