Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati dan keindahan alam yang luar biasa kini dihadapkan pada tantangan serius yang belum terselesaikan, yakni deforestasi.Â
Apa itu deforestasi? Deforestasi merujuk pada proses pengurangan luas hutan yang terjadi akibat aktivitas seperti penebangan pohon dalam skala besar, pembakaran hutan, dan perubahan lahan hutan menjadi area pertanian, perkebunan, atau pemukiman. Di Indonesia, deforestasi terutama terjadi di wilayah hutan hujan tropis seperti Kalimantan dan Papua.
Menurut data terkini dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, deforestasi di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2023, lebih dari 1,2 juta hektar hutan tropis hilang karena berbagai aktivitas, termasuk penebangan liar, konversi lahan, dan kebakaran hutan.
Deforestasi menyebabkan kerugian ekologis yang besar. Dengan tingginya tingkat deforestasi, habitat berharga bagi flora dan fauna endemik terancam punah, Â kehidupan masyarakat adat yang bergantung pada alam menjadi terganggu, dan meningkatnya potensi bencana alam. Selain itu, deforestasi juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan perubahan siklus kimia lingkungan.Â
Berikut adalah beberapa siklus kimia yang terganggu akibat deforestasi:
Hutan menyimpan karbon dalam biomassa tumbuhan dan tanahnya. Dengan deforestasi, pohon yang berfungsi sebagai penyerap karbon ditebang menyebabkan pelepasan karbon ke atmosfer dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dan pemanasan global.
Mikroorganisme tanah di hutan membantu dalam fiksasi nitrogen atmosfer menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tanaman. Terjadinya deforestasi dapat mengurangi keragaman mikroorganisme tanah dan degradasi tanah sehingga mengganggu siklus nitrogen karena adanya penumpukkan kadar nitrogen di dalam tanah yang tidak bisa diserap oleh tanaman.
Deforestasi mengganggu siklus hidrologi dengan mengurangi kapasitas hutan untuk menyerap air melalui akar pohon dan mengembalikannya ke atmosfer melalui transpirasi. Dengan berkurangnya vegetasi, tanah menjadi lebih keras dan kurang mampu menyerap air hujan sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan dan erosi tanah. Akibatnya, pola aliran air berubah mengarah pada penurunan curah. Peningkatan aliran permukaan dapat mengangkat zat-zat kimia dari tanah ke air sehingga mempengaruhi kualitas air dan mengancam keberlanjutan sumber daya air.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi deforestasi, termasuk melalui moratorium penebangan hutan dan program restorasi hutan. Namun, upaya tersebut masih memerlukan peningkatan, terutama dalam hal penegakan hukum dan pengawasan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya