Mohon tunggu...
Risma Widiantari
Risma Widiantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realisasi Mekanisme Pertahanan Ego dalam Bentuk Ekspektasi bagi Remaja

22 Januari 2022   22:13 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:17 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang untuk melindungi egonya. Pada artikel ini akan membahas mengenai penerapan Mekanisme Pertahanan Ego dalam menjalani ekspektasi kehidupan. Salah satu skill yang harus kita miliki adalah bisa mengelola ekspektasi dan kekecewaan. Yang dimana ketika situasi berjalan tak sesuai harapan, kita harus mampu mengelola perasaan. Jika tidak, maka kita akan mudah merasa tertekan bahkan stres. Padahal nyatanya, tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan ekspektasi.

Oleh sebab itu, penting dalam mengelola ekspektasi adalah hal yang harus dibiasakan secara perlahan, memang jika baru memulai, mungkin akan terasa sulit menjalaninya. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan ekspektasi, diantaranya memaafkan diri sendiri, belajar bersabar, selipkan humor dan tentunya berpikir dengan fleksible. Namun tak hanya itu saja, ekspektasi sama dengan ego kita yang bertindak dominan, sehingga Ketika kita akan mengontrol atau mengendalikan diri terhadap ekspektasi maka secara tidak langsung mekanisme pertahanan ego yang ada dalam diri kita akan ikut berperan. 

Dalam diri setiap individu, selalu terdapat kecemasan-kecemasan terhadap sesuatu hal. Kecenderungan perasaan cemas yang dirasakan oleh generasi muda pasti berbeda dengan kecemasan yang dirasakan oleh orang dewasa dan orang tua.  Kecemasan yang dialami oleh generasi muda cenderung lebih banyak terletak pada proses pencarian jati dirinya, masa depan, serta hubungan antar sesama khususnya dalam kehidupan percintaan di mana sering kali terdapat rasa kecurigaan dan penuh kekhawatiran. Memendam perasaan-perasaan yang menyakitkan atau rasa kecewa sebenarnya merupakan hal yang wajar dan merupakan bentuk dari penyesuaian diri terhadap keadaan atau realitas yang sedang kita hadapi, arena perilaku ini seringkali tidak disadari oleh diri sendiri. Sebagai kaum muda yang berada dalam fase heightened emotionally atau kepekaan emosi yang meningkat, pola emosi mereka tidaklah selalu stabil. Namun, secara tidak sadar sering kali perasaan tersebut diatasi dengan cara diabaikan atau bahkan dipendam dalam-dalam. Padahal pada kenyataannya mengabaikan perasaan-perasaan menyakitkan, hanya membuatnya tertekan ke dalam ketidaksadaran, bukannya terselesaikan. Selain itu, topik ini sangatlah menarik untuk diangkat melihat banyaknya generasi muda yang tidak mengetahui apa itu mekanisme pertahanan ego, dan karena tidak mengetahuinya maka mereka tidak sadar mereka pernah menggunakan mekanisme pertahanan egonya. Oleh sebab itu, penting bagi para generasi muda untuk mengetahui segala hal tentang mekanisme pertahanan ego, dengan tujuan agar mencegah mereka dari penggunaan ego defense mechanism atau mekanisme pertahanan ego yang berlebihan. 

Mengelola ekspektasi merupakan hal yang harus dibiasakan secara perlahan. Jika baru dimulai, mungkin sulit melakukannya. Namun, tak perlu khawatir ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, yang mungkin bisa membantu mengelola ekspektasi. Diantarnya: memaafkan diri sendiri, belajar bersabar, berpikir dengan fleksible dan selipkan rasa humor.  Namun tak hanya itu saja, ekspektasi sama dengan ego kita yang bertindak dominan, sehingga Ketika kita akan mengontrol atau mengendalikan diri terhadap ekspektasi maka secara tidak langsung mekanisme pertahanan ego yang ada dalam diri kita akan ikut berperan. Dalam Ego Defense Mechanism terdapat beberapa mekanisme pertahanan yang sering kita gunakan tanpa kita sadari. Seperti Denial, Represi, Projection, Displacement, Regression, Sublimation, Rationalization dan Compartmentalization. Tentunya disetiap jenis mekanisme tersebut mempunyai cara tersendiri dalam hal mengendalikan diri. 

Realisasi Mekanisme Pertahanan Ego Dalam Bentuk Ekspektasi Kehidupan Bagi Generasi Muda. Misalnya saja saat seseorang yang baru saja lulus SMA dan akan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi dengan niat awal  berkeinginan mengambil jurusan Matematika. Dia berekspektasi menjadi orang yang paling keren karena jago matematika. Namun karena ragu, takut gagal dan tidak mampu menjalaninya, ketika ditanya oleh temannya mengapa ia tidak jadi mengambil jurusan yang sering dibicarakan? maka orang tersebut memberikan alasan yang berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa jurusan tersebut tidak lagi menarik baginya. Nah disinilah salah satu dari bentuk mekanisme pertahanan ego berperan yaitu Rasionalisasi. Yang dimana Rasionalisasi ini mampu membenarkan berbagai tingkah laku spesifik dan dapat melemahkan berbagai kenyataan yang berkaitan dengan kekecewaan. 

Bagi Generasi muda sebaiknya setiap individu mampu mengontrol perasaan atau emosinya, sebab mekanisme pertahanan ego tidak selamanya memberikan dampak baik apalagi jika hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan, justru akan menjadi tekanan yang dapat memicu depresi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun