Mohon tunggu...
Risky Nur Pratama
Risky Nur Pratama Mohon Tunggu... Guru -

Kompasianer Ngalam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sinetron vs Film Kartun, Anak Pilih Mana?

10 Oktober 2015   13:52 Diperbarui: 10 Oktober 2015   14:32 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Sinetron vs Film Kartun"][/caption]

Anak merupakan titipan atau amanah yang diberikan kepada setiap orangtua. Oleh karena itu orangtua harus mampu mengemban amanah dan menjaga titipan tersebut. Sudah bukan hal yang aneh kalau setiap orangtua pasti menginginkan anaknya kelak menjadi seorang yang sehat jasmani dan rohani, berakhlak baik dan tentunya berbakti kepada orangtua. Maka dari itu orangtua tidak hanya berkewajiban menjaga tapi juga harus mengajar dan mendidik selama proses pertumbuhan mereka.

Mengajar dan mendidik merupakan kewajiban utama bagi orangtua, jangan sampai kewajiban tersebut terabaikan apalagi sampai salah arah. Dampaknya sangat besar untuk kedepannya, oleh karena itu jangan sampai salah dalam mendidik anak. Lingkungan merupakan salah faktor yang sangat mempengaruhi kepribadian seorang anak.

Akhir-akhir ini di media komunikasi lebih tepatnya televisi, lagi marak-maraknya sinetron-sinetron yang bertemakan hewan-hewan seperti srigala dan harimau. Banyak kalangan muda dan kalangan tua yang menyukai sinetron tersebut. Hal ini berdampak anak-anak juga ikut orangtua menonton sinetron tersebut dan akhirnya mereka ikut menyukai sinetron tersebut.

Tapi tahukah dampak positif dan negatif terhadap anak jika mereka yang masih balita tapi sudah di pertontonkan dengan tanyangan seperti itu. Padahal seharusnya anak pada usia balita masih dalam proses perkembangan. Jika dilihat dari dampak positif mungkin anak bisa melihat dan meniru nilai-nilai sosial disitu seperti tolong-menolong, kesetiakawanan dan lain-lain. Namun dampak negatifnya lebih banyak, karena pada masa-masa pertumbuhan anak-anak lebih condong menirukan hal-hal yang dilihatnya.

Adapun dampak-dampak negatif jika anak menonton acara televisi seperti sinetron adalah anak menjadi bersikap egois atau seenaknya sendiri, anak menjadi bersikap serakah, anak menjadi bersikap menghambur-hamburkan uang dan sikap-sikap lainnya yang dapat membentuk masyarakat yang konsumtif dan hedonisme. Bahkan ada juga adegan-adegan yang seharusnya belum boleh dilihat oleh anak-anak yang mengakibatkan anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya.

Oleh karena itu pendidikan anak sangat penting, dibutuhkan pengawasan orangtua setiap hari, setiap setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik. Aktivitas yang seharusnya untuk usia anak-anak balita sebenarnya adalah bermain dan belajar. Belajar pun itu juga harus dilakukan sambil bermain agar mereka tidak jenuh dan pembelajarannya bisa maksimal.

Jika ingin mengarahkan anak kepada hiburan televisi, alangkah baiknya jika di arahkan pada film-film yang sesuai dengan pertumbuhan anak. Film-film kartun lebih banyak mengarahkan anak untuk bermain dan bersenang-senang sebagai hiburan. Perilaku itulah yang dibutuhkan pada saat masa pertumbuhan.

[caption caption="Sinetron vs Film Kartun"]
[/caption]

Namun tidak berbeda dengan sinetron, film kartun juga memiliki dampak positif dan negatif terhadap pertumbuhan anak. Dampak positifnya mungkin seperti memberikan hiburan ke anak, melatih daya tangkap anak, menanamkan nilai-nilai sosial, menanamkan kreatifitas anak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk dampak negatifnya tampak seperti perilaku negatif yang ditiru anak di film kartun seperti kekerasan, membantah orangtua dan lain-lain.

[caption caption="Sinetron vs Film Kartun"]
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun