Mohon tunggu...
Risky Apriyandi P.N
Risky Apriyandi P.N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran

Say seorang penggemar olahraga dan gaya hidup, serta perkembangan kehidupan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Gelombang Imigran Ilegal akan Menghancurkan Dunia Barat

21 Juni 2024   14:39 Diperbarui: 21 Juni 2024   14:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik imigrasi maupun imigrasi sebenarnya bukan Istilah asing di telinga kita. Imigrasi dapat kita artikan sebagai perpindahan seseorang dari negara asalnya ke negara lain, dari sudut pandang negara yang dituju. Sehingga imigran bisa kita artikan sebagai orang yang berpindah dari negaranya ke negara lain di mana orang tersebut bukanlah warga negara yang dituju.

Istilah untuk menyebut aktivitas perpindahan penduduk ini sebenarnya sudah muncul sejak awal abad ke-15, di saat bangsa Eropa sudah melakukan penjelajahan ke tempat-tempat yang letaknya jauh dari Eropa dan masih menyimpan banyak misteri yang menarik dijelajahi.

Di zaman modern sendiri, proses imigrasi biasanya perlu melewati beberapa tahap sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara di negara tujuan masing-masing. Biasanya orang melakukan imigrasi ke negara lain dengan alasan utama bahwa mereka bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk meraih kesuksesan di negara tujuan yang tidak bisa mereka dapatkan di negara asal mereka.

Gerakan ini banyak dilakukan oleh orang-orang dari negara terbelakang dan berkembang, yang umumnya memiliki angka korupsi dan pembangunan sumber daya manusia yang rendah. Tujuan destinasi utama dari para imigran asing ini adalah negara-negara Barat, terutama di kawasan Eropa Barat, yang banyak menawarkan kesempatan untuk meraih kesuksesan. Tidak mengherankan jika kita melihat sistem yang diterapkan di negara-negara tersebut. Kita bisa melihat bahwa banyaknya insentif yang bisa didapatkan jika kita bisa belajar, bekerja, hingga menjadi warga negara di negara tersebut.

Seperti banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia dengan gaji bulanan yang tinggi, misalnya gaji seorang penjaga sekolah di Inggris bisa mencapai angka 2000 pound atau setara 41 juta rupiah per bulannya.

Selain itu, sebagian negara-negara Eropa menyediakan layanan kesehatan yang murah hingga gratis di beberapa tempat, layanan ini tentu saja bisa terlaksana berkat pajak yang dibayarkan oleh orang-orang di negara tersebut, tapi dirasakan manfaatnya oleh para imigran asing yang tidak membayar pajak.

Salah satu contohnya adalah Jerman dengan pendidikan gratis mereka, yang bahkan menjangkau hingga ke tingkat universitas, sehingga orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di Jerman bisa mendapatkan layanan pendidikan kelas Eropa dengan gratis dan tidak mengeluarkan biaya sedikit pun.

Layanan ini berlaku bagi siapa pun, sehingga banyak orang-orang dari luar Jerman yang berusaha agar bisa diterima di universitas-universitas di Jerman agar bisa berkuliah dengan gratis, dan hanya perlu mencari beasiswa untuk menunjang kehidupan mereka tanpa perlu khawatir untuk membayar biaya pendidikan mereka selama di Jerman.

Mungkin akan ada yang bertanya apakah imigran itu hal yang buruk? Tidak, tidak berarti imigran itu hal yang buruk, kita tahu selama ini bahwa proses masuknya imigran itu dilewati dengan proses meritokrasi. Singkatnya melalui proses pengawasan, mereka yang benar-benar layak dapat diizinkan untuk masuk ke negara tersebut untuk beberapa waktu. Setelah syarat lama tinggal di negara tersebut terpenuhi, mereka bisa mengajukan kewarganegaraan negara tersebut. Bukan dengan membiarkan siapa saja bisa masuk begitu saja, bahkan kriminal sekalipun.

Akan tetapi justru hal tersebutlah yang disalahgunakan oleh para politikus dari golongan tertentu di dunia Barat, ini berkaitan dengan berkembangnya pengaruh sayap kiri di dalam parlemen Eropa & Amerika, serta berkembangnya kampanye HAM di negara-negara tersebut. Hal tersebut berpengaruh pada pembuatan kebijakan soal imigrasi di negara-negara Barat. Hal tersebut memungkinkan para imigran secara ilegal memasuki ke Eropa dan Amerika tanpa melewati proses seleksi dan pengecekan oleh pihak imigrasi negara tersebut.

Migrasi ke dunia barat sebenarnya sudah umum terjadi sejak akhir Perang Dunia Ke-II, akan tetapi dunia Barat, khususnya negara-negara Eropa anggota Uni Eropa meratifikasi kebijakan yang memungkinkan para imigran ini masuk ke Eropa. Lalu pada satu dekade terakhir, Uni Eropa telah merevisi peraturan mereka dengan aturan baru terkait imigran ilegal yang masuk, tetapi hal ini malah menyebabkan krisis migrasi Eropa pada tahun 2014 sampai 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun