Mohon tunggu...
Risky Ananda Ariyati
Risky Ananda Ariyati Mohon Tunggu... -

psychology . UIN Maliki Malang 2012

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Berbohong dalam penelitian Kualitatif"

25 Mei 2015   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika kita didesak pada suatu situasi-situasi sulit yang memungkinkan berbohong dalam penelitian kualitaif boleh gak yaa??

Dalam hal ini berbohong pada satu sisi dianggap sesuatu yang bertentangan dengan etika penelitia, tetapi tidak dipungkiri dalam situasi-situai tertentu, berbohong boleh jadi merupakan satu-satunya cara yang bisa dipilih untuk mendapatkan data penelitian. Akan tetapi berbohong disini memiliki batasan-batasannya. Shaughnessy, dkk dalam Herdiansyah (2015) mengemukakan kebohongan yaitu perilaku sengaja menahan atau tidak mengungkapkan informasi, sengaja memberikan informasi yang salah kepada partisipan tentang aspek tertentu dalam penelitian. Kebohongan boleh saja dilakukan dengan syarat tertentu menyatakan bahwa untuk topik-topik penelitian tertentu yang sifatnya sensitif, terkadang peneliti “terpaksa” harus tidak jujur atau terpaksa harus berbohong karena jika oeneliti tersebut jujur, maka data yang diperoleh bukanlah data yang sesungguhnya, menggambarkan kondisi yang sebenarnya tetapi merupakan data yang sifatnya manipulatif dan mengandung unsur social desirabiliti yang tinggi.

Kebohongan dalam penelitian kualitatif ini intinya bertujuan untuk menemukan data yang lebih akurat yang memungkinkan menghindari dari ketidakjujuran responden dalam proses penggalian data. Jadi dalam hal ini Herdiansyah (2015) mengemukakan pada umumnya terdapat dua bentuk “berbohong” yang umunya dilakukan adalah 1) Ommision yaitu peneliti dengan sengaja menahan atau dengan sengaja tidak mengungkapkan informasi yang sebenarnya dan 2) Comission, yaitu peneliti dengan sengaja memberikan informasi yang salah atau informasi yang dimanipulasi sedemikian rupa sehingga sebjuk penelitian terkecoh atau menjadi tidak paham.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun