Mohon tunggu...
Risky Amalia
Risky Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa dengan minat di bidang kesehatan dan medis, juga hobi menulis puisi dan memanggang kue.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stunting pada Anak, Apa Sih Tandanya?

29 Juni 2022   13:16 Diperbarui: 29 Juni 2022   13:55 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : gpoinstudio

Anak merupakan anugerah bagi orang tuanya. Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Di Indonesia, permasalahan gizi buruk masih menjadi perhatian.  

Jumlah anak dengan gizi buruk di Indonesia telah melampaui batas WHO (World Health Organization). Salah satu kondisi akibat gizi buruk adalah stunting.  

Apa Itu Stunting?

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka lama akibat pemberian makanan tidak memenuhi kebutuhan gizi. Stunting juga dapat dikatakan sebagai kondisi dimana tinggi badan anak dibawah rata-rata usianya. 

Stunting berpotensi menghambat perkembangan otak, mengakibatkan keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, hingga risiko terserang penyakit kronis. Bayi yang mengalami stunting dapat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 

Apa Penyebab Stunting?

Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan stunting sebagai berikut :

  • Praktek pengasuhan yang masih kurang baik

Kurangnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan dan gizi mengakibatkan praktek pengasuhan yang kurang baik. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). 

MP-ASI mulai diberikan dan diperkenalkan ketika anak berusia 6 bulan keatas. MP-ASI dini atau sebelum anak berusia 6 bulan tidak disarankan kecuali atas arahan dokter atau yang berwenang. 

  • Terbatasnya akses untuk makanan bergizi bagi keluarga

Menurut RISKESDAS 2013,  komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura. 

Akses yang terbatas untuk makanan bergizi juga berkontribusi terhadap banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia. Tercatat sebanyak 1 dari 3 ibu hamil menderita anemia. Selain itu, terbatasnya akses ini berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga di Indonesia. 

  • Kurangnya gizi pada ibu saat remaja

Kecukupan gizi ibu berpengaruh terhadap kondisi kehamilan di masa mendatang. Ketika ibu menderita kurang gizi, maka ketika mengandung juga akan berpengaruh dan kehamilannya menjadi rentan. 

Bagaimana Pencegahan Stunting?

Stunting dapat dicegah dengan memenuhi gizi pada masa kehamilan serta 1000 HPK. Kebutuhan gizi ibu hamil setiap harinya harus ditambah sesuai dengan usia kehamilannya karena ada janin yang sedang tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu, kebutuhan nutrisi pada masa kehamilan pun akan berbeda dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. 

Pada masa kehamilan, seorang ibu membutuhkan tambahan 300 kalori (Bunga Astria Paramashanti, 2019). Terlebih pada masa pandemi, gizi yang harus dicukupi ibu hamil adalah kebutuhan gizi harian, suplemen, zat besi, vitamin C dan kebutuhan makronutrien yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.

Pada 1000 HPK, pemenuhan gizi anak dapat dipenuhi dengan ASI eksklusif selama 2 tahun, bersamaan dengan pemberian MP-ASI dimulai pada usia 6 bulan. 

Pemberian MP-ASI tentunya harus memenuhi kebutuhan gizi anak. Gizi makro yang harus dipenuhi ada karbohidrat, lemak, dan protein. Gizi mikro yang harus dipenuhi ada asam folat, zat besi, kalsium dan vitamin D, omega 3 dan DHA. Pemberian MP-ASI diberikan secara bertahap dengan diawali oleh tekstur yang cair dan lembut. 

Tekstur ini mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pemberian MP-ASI dibawah usia 6 bulan atau MP-ASI dini tidak disarankan kecuali atas perintah dokter atau tenaga kesehatan yang berwenang. 

Referensi 

Nining Anggraini, Novita., Dwi Anjani, Riris. (2021). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19: Jurnal Pangan dan Gizi, 11(1), 42-47.

Rahmadhita, Kinanti. (2021). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya: Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225-228.

Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta Pusat: Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun