Sleep Call dan Variasi Hidup yang Lebih Menyenangkan

Kesepian menjadi ancaman kesehatan yang serius, tulis WHO.

Hadirnya jasa sleep call yang menjamur menambah pengaruh kepada perkembangan solusi problematik dalam hidup.

 

Dalam keseharian tentu kita membutuhkan seorang figur menyenangkan, menenangkan dan membuat seseorang itu merasa nyaman, tidak merasa kesepian dan memberikan efek berarti pada diri sendiri.

 

Targetnya merupakan orang-orang berlatar belakang rumit, complicated. Merasa hidup sangat membosankan dan tidak variatif. Minimnya rasa kepercayaan kepada orang terdekat karena suatu peristiwa traumatis sampai tidak pernah dianggap ada dan didengar jadi beberapa alasannya. Kemudian ada kesehatan mental yang buruk sampai hubungan toxic yang membuat psikis menjadi tidak baik.

 

Sedikit cerita beberapa tahun lalu saya berkenalan dengan seeseorang lewat dating apps. Orang ini mempunyai banyak masalah di kampus entah tugas akhir atau sesuatu lain. Di sisi lain dia juga bekerja di suatu perusahaan. Dia mengaku kalau dia tidak pernah sekalipun menceritakan apa yang dia rasakan kepada orang lain. Dia pendam dan mencari kegiatan yang sebenarnya tidak bermanfaat untuknya hanya sekedar mengalihkan perhatiannya dari masalah tersebut. Dan ketika akhirnya dia mau bercerita kepada saya tentang semua perasaan yang selama ini dia rasakan, kemudian saya mendengarkan tanpa menghakimi ataupun memberikan ceramah.

 

Ketika saya merasa kesepian, saya ambil sebuah buku saya tulis apa yang kini saya rasakan, kemudian menuliskan sesuatu yang membuat saya bersyukur. Lalu saya tulis hal baru apa saja yang kini saya sukai, bisa musik, film atau hal-hal random yang terlihat di sekitar. Ingin rasanya membagi apa yang telah saya tulis tadi kepada orang yang ingin mendengarkan sedikit cerita atau perasaan yang terjadi pada kita. Namun sepertinya sangat sulit.

 

Saya berpikir sleep call adalah  terbukanya sebuah gerbang "variasi kehidupan karakter" di luar realita yang kita miliki. Sebuah seni interaksi yang memiliki dampak besar atau kecilnya pada kehidupan. Tergantung yang menjalaninya.

 

Seolah sebuah film kami sebagai client menjadi seorang aktor sekaligus penonton yang mengarahkan interaksi ini melewati berbagai sudut pemikiran. Saling bertukar pikiran dan opini terhadap apa pun yang terjadi di sekitar. Tanya jawab acak tentang apa pun yang membuat senyum bahkan tertawa.

 

Namun, apakah sensasi ini akan bertahan lama? Mengingat ponsel pintar ini adalah kunci gerbang kehidupan lain tersebut. Dunia maya seperti mimpi, menemukan kehidupan idaman dengan mudah. Asal kita bisa mengendalikan portal tersebut. Seharian penuh kita tenggelam dalam kewajiban yang penuh tantangan. Dan di ujung hari kita membuka portal itu untuk mendapat heal.

 

Mungkin sesuatu ini tidak berlaku bagi sebagian orang yang beruntung memiliki seorang figur yang selalu ada untuk segala cerita yang mereka ingin uraikan. Keluarga, kekasih, sahabat adalah rumah tempat mereka kembali menceritakan apa yang terjadi dengan perasaan dan keseharian mereka.

 

Saya yakin bahwa setiap orang punya titik ketidakbahagiaan, kecemasan serta kesedihan yang setiap hari hadir dalam diri kita. Dan kita berusaha untuk mengabaikan perasaan itu dengan berbagai hal. Ketika kita rapuh, kita tidak pernah mau mengakuinya dalam sebuah keluhan, hanya bisa lari hingga hilang rasa sakit tanpa menghakimi atau tanpa sengaja menyakiti jiwa yang sebenarnya tidak terlihat, yaitu diri kita sendiri.