Mohon tunggu...
Muhamad Rizqi
Muhamad Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Full time ngeblog, part time kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mitos dan Pesona Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto

29 Oktober 2015   16:11 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:11 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Candi Bajang Ratu "][/caption]

 

Setelah mengunjungi Museum Majapahit di Trowulan, Mojokerto, tujuan dharma wisata selajutnya adalah Candi Bajang Ratu! yang letaknya masih berada di Trowulan, Mojokerto. Pemilihan Candi Bajang Ratu sebagai lokasi dharma wisata selanjutnya karena masih berhubungan dengan Kerajaan Majapahit, juga karena Candi ini mempunyai pesona serta mitos tersendiri untuk wisatawan.

Sebenarnya, Candi Bajang Ratu merupakan sebuah Gapura peninggalan Majapahit, namun karena oleh masyarakat sekitar terbiasa menyebut Candi, maka terkenal menjadi Candi Bajang Ratu. Power of kebiasaan. Lokasinya sendiri masih di Kecamatan Trowulan, tepatnya di Desa Temon, Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kalau dari Museum Majapahit, jalan lurus sampai perempatan, lalu belok kiri menuju jln. Pendopo Agung dan lurus mengikuti jalan sampek pertigaan. Pilih ke kanan, lurus sampai ketemu perempatan lagi, ambil kanan ke jln. Jayanegara. Nah, jika sudah sampai jln. Jayanegara tersebut berarti perjalanan tinggal sedikit lagi.

Baru di bagian pintu masuk, saya sudah disuguhi pemandangan Candi yang menjulang tinggi dengan taman-taman hijau di sekitarnya. Tapi, sebelum bisa mengambil foto di dekat Candi yang telah dipugar pada tahun 1992 tersebut, saya diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000 (Rp. 3.000 HTM, Rp. 2.000 parkir motor) dan mengisi daftar tamu.

Menurut kepercayaan orang sekitar, suatu pamali bagi pejabat pemerintahan melintasi atau memasuki pintu gerbang Candi Bajang Ratu, karena dipercayai bisa mendatangkan nasib buruk. Begitu.

Suasana sekitar Candi waktu itu cukup ramai, karena memang banyak wisatawan yang berkunjung dan ada pula warga sekitar yang sedang santai menikmati asrinya taman bersama keluarga mereka.

Dilihat dari dekat, Candi ini terbuat dari 100% batu bata merah, kecuali lantai tangga serta ambang pintu bawah dan atas yang dibuat dari batu andesit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun