Kabupaten Jember kembali menjadi tuan rumah kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kolaboratif yang diikuti oleh berbagai kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Salah satu kegiatan puncak dari KKN ini adalah expo (bazaar) yang digelar oleh mahasiswa dari berbagai kelompok, termasuk kelompok 121 dari Desa Ngampelrejo. Dalam expo ini, mahasiswa menampilkan berbagai produk unggulan desa yang memanfaatkan hasil alam setempat, serta produk dari UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) desa yang mereka dampingi selama kegiatan KKN.Â
Kabupaten Jember kembali menjadi tuan rumah kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) kolaboratif yang diikuti oleh berbagai kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Salah satu kegiatan puncak dari KKN ini adalah expo (bazaar) yang digelar oleh mahasiswa dari berbagai kelompok, termasuk kelompok 121 dari Desa Ngampelrejo. Dalam expo ini, mahasiswa menampilkan berbagai produk unggulan desa yang memanfaatkan hasil alam setempat, serta produk dari UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) desa yang mereka dampingi selama kegiatan KKN.Â
Kelompok 121 dari Ngampelrejo memiliki fokus utama dalam kegiatan KKN mereka, yaitu membantu mencegah stunting di desa tersebut. Stunting, yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang terhambat akibat gizi buruk, menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia, termasuk di Jember. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa dari kelompok 121 berinovasi dengan mengembangkan produk makanan berbahan dasar hasil alam desa, yaitu jagung dan kacang hijau, yang keduanya kaya akan nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan anak-anak.
Dalam expo KKN kolaboratif ini, kelompok 121 memperkenalkan dua produk utama mereka, yaitu puding jagung dan susu kacang hijau. Kedua produk ini bukan hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga memiliki nilai gizi tinggi yang dapat membantu mencegah stunting. Jagung yang kaya akan serat, vitamin B, dan zat besi, dikombinasikan dengan kacang hijau yang tinggi protein, asam folat, serta vitamin dan mineral lainnya, menciptakan makanan yang bukan hanya lezat tetapi juga menyehatkan.
Puding jagung menjadi salah satu produk andalan yang dipamerkan dalam expo ini. Mahasiswa dari kelompok 121 memilih jagung sebagai bahan utama karena ketersediaannya yang melimpah di Desa Ngampelrejo. Jagung diolah menjadi puding yang lembut dan manis, dengan tetap menjaga kandungan nutrisinya. Puding ini tidak hanya disukai oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa, menjadikannya produk yang cocok untuk semua kalangan.
Proses pembuatan puding jagung ini cukup sederhana, tetapi tetap mempertahankan nilai gizinya. Jagung yang telah direbus kemudian dihaluskan dan dicampur dengan susu, gula, dan sedikit garam untuk menambah cita rasa. Campuran ini kemudian dimasak hingga mengental dan didinginkan dalam cetakan hingga menjadi puding yang siap disajikan.
Dengan harga yang terjangkau, puding jagung ini menjadi salah satu produk yang paling diminati oleh pengunjung expo. Tidak hanya enak, puding jagung ini juga mengandung nutrisi yang penting untuk mendukung pertumbuhan anak-anak, terutama dalam mencegah stunting.
Selain puding jagung, kelompok 121 juga memperkenalkan susu kacang hijau sebagai salah satu produk unggulan mereka. Susu kacang hijau ini dibuat dari kacang hijau yang diolah dengan cara direbus dan dihaluskan hingga menjadi susu yang kaya akan protein dan vitamin. Susu ini memiliki rasa yang khas, manis alami, dan sangat disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Kacang hijau dipilih sebagai bahan utama karena kandungan proteinnya yang tinggi serta kemampuannya dalam membantu pertumbuhan sel-sel tubuh. Selain itu, kacang hijau juga mengandung banyak vitamin dan mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium, yang sangat bermanfaat dalam mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.
Susu kacang hijau ini juga diproduksi dengan cara yang sederhana dan higienis. Proses pembuatan dimulai dengan merendam kacang hijau semalaman untuk melembutkannya, kemudian direbus hingga matang dan dihaluskan. Hasil saringan dari kacang hijau yang dihaluskan ini kemudian dicampur dengan gula dan sedikit garam untuk menambah rasa. Setelah itu, susu ini didinginkan dan siap untuk dikonsumsi.
Produk susu kacang hijau ini juga mendapat sambutan yang sangat baik dari pengunjung expo. Dengan harga yang terjangkau dan kandungan gizi yang tinggi, susu kacang hijau ini menjadi alternatif minuman sehat yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Selain menampilkan produk makanan pencegah stunting, kelompok 121 juga turut mendukung UMKM di Desa Ngampelrejo dengan membantu memasarkan produk-produk mereka dalam expo ini. Salah satu produk UMKM yang dipamerkan adalah kerupuk bawang dan aneka keripik, yang merupakan hasil produksi warga desa setempat. Produk-produk ini merupakan hasil olahan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun dan memiliki cita rasa yang khas.Â
Kerupuk bawang menjadi salah satu produk UMKM yang menarik perhatian pengunjung expo. Kerupuk ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok untuk dijadikan camilan sehari-hari atau pendamping makanan. Proses pembuatan kerupuk bawang ini juga cukup sederhana, menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapatkan di desa.
Mahasiswa KKN kelompok 121 membantu UMKM desa dalam meningkatkan kualitas produk kerupuk bawang ini dengan memberikan pelatihan mengenai teknik pengolahan yang lebih higienis serta cara pengemasan yang menarik. Selain itu, mereka juga membantu memasarkan produk ini melalui media sosial dan platform e-commerce, sehingga produk kerupuk bawang dari Desa Ngampelrejo ini dapat dikenal lebih luas.
Selain kerupuk bawang, expo KKN ini juga menampilkan aneka keripik yang dibuat dari bahan-bahan hasil alam desa seperti singkong, pisang, dan ubi jalar. Keripik-keripik ini diproduksi oleh UMKM setempat dan memiliki cita rasa yang bervariasi, mulai dari gurih, manis, hingga pedas. Produk keripik ini juga mendapat sambutan yang positif dari pengunjung expo, terutama karena keunikan rasanya yang berbeda dari keripik-keripik yang biasa ditemui di pasaran.
Mahasiswa kelompok 121 juga membantu dalam memasarkan produk keripik ini, baik secara langsung dalam expo maupun melalui media online. Dengan bantuan mahasiswa, produk-produk UMKM ini diharapkan dapat menembus pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan warga desa.
Expo KKN kolaboratif Kabupaten Jember ini berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, mulai dari masyarakat setempat hingga pejabat daerah yang tertarik dengan inovasi yang ditawarkan oleh mahasiswa. Produk-produk yang dipamerkan oleh kelompok 121 dari Desa Ngampelrejo, baik yang berupa makanan pencegah stunting maupun produk UMKM, mendapat respon yang sangat positif.
Selain memamerkan produk, expo ini juga menjadi ajang edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting serta potensi ekonomi dari produk lokal desa. Mahasiswa kelompok 121 tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga memberikan penjelasan kepada pengunjung mengenai kandungan gizi dan manfaat dari produk-produk yang mereka tawarkan.
Kegiatan expo ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa, terutama dalam hal pengembangan produk, pemasaran, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka belajar bagaimana mengelola sebuah kegiatan dari awal hingga akhir, mulai dari persiapan produk, promosi, hingga penjualan. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka ketika terjun ke dunia kerja atau berwirausaha di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H