Begitu pun Moon Sang-tae dengan latar penderita ASD (autism spectrum disorder) yang notabene adalah seorang anak yang mengalami kesulitan untuk memahami yang orang lain rasakan dan pikirkan pada akhirnya dapat belajar dan mengerti bagaimana kondisi Gang-tae, gambaran ini terlihat saat adegan di mana Sang-tae merasa harus membuat Gang-tae tersenyum bahagia. Di sisi lain ada Koo Mun-yeong yang berkepribadian anti-sosial, egois dan kasar perlahan mulai mengerti bahwa hidup tidak hanya tentang dirinya.
Hal lain yang menarik untuk di  bahas dari serial ini adalah, busana tokoh Koo Mun-yeong yang sangat memukau, diceritakan sebagai penulis yang terkenal dan sukses menuntut Koo Mun-yeong harus berpenampilan semewah mungkin, dengan gaya yang klasik membuat penata busana layak untuk di acungi jempol. Walaupun ada beberapa yang janggal seperti berpakaian mewah dengan makeup berlebihan saat scene tidur.
Soundtrack dalam drama Korea memang tidak pernah gagal, seperti lagu My Tale milik Park Won yang menjadi pengiring dalam drama ini, mampu mendeskripsikan bagaimana ketiga tokoh tersebut saling membutuhkan, membantu dan menyembuhkan satu sama lain.
Sesuai dengan judulnya It's Okay to Not Be Okay, drama ini berhasil menyampaikan pesan penting bahwa tidak apa menjadi tidak baik-baik saja, tidak apa mempunyai kekurangan, tidak apa untuk bersedih, kita harus mampu menerima diri. Terdapat pula pelajaran untuk melatih diri dalam mengendalikan emosi.
Namun, sangat di sayangkan, ada beberapa hal yang tidak terekspos seperti tidak adanya penggambaran cerita ibu Koo Mun-yeong tentang bagaimana bisa lepas dari maut setelah percobaan pembunuhan oleh ayahnya.
Meski demikian, serial drama It's Okay to Not Be Okay masih tetap worth it untuk di tonton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H