Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Logika: Konsep (mafhum) & Ekstensi (Misdaq)

25 Oktober 2024   12:01 Diperbarui: 25 Oktober 2024   12:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep (mafhum) merupakan gambaran atau tiruan dari wujud eksternal yang hadir dalam benar pikiran. Contohnya adalah konsep gelas. Yang mana konsep gelas ini merupakan gambaran atau tiruan dari objek eksternal yang ada dalam akal manusia. Sedangkan ekstensi (misdaq) merupakan objek atau segala keberadaan yang darinya dapat diterapkannya konsep. Contohnya ialah misdaq dari Manusia. Dari individu manusia ini terdapat misdaq "hewan berpikir" yang darinya manusia memperoleh konsep "hewan berpikir" itu. Sehingga ketika kita mengatakan manusia, maka manusia dalam konsep tersebut akan tertuju pada misdaq manusia.

Berdasarkan definisi tersebut, antara konsep dan misdaq memiliki relasi yang sangat kuat. Sebab, keberadaan konsep sesuatu pada akal manusia, hanya dapat terjadi jika adanya misdaq yang menjadi acuan lahirnya konsep. Dalam hal ini, jika melihat relasi itu maka dapat dikatakan bahwa "tidak akan ada konsep sesuatu pada akal manusia jika tidak ada misdaq, sebagai sesuatu yang menjadi acuan dari konsep.

Berdasarkan relasi konsep dan misdaq, dalam akal mengklasifikasikan bahwa terdapat dua kategori konsep, yaitu konsep partikular dan konsep universal. Konsep partikular ialah konsep universal yang menunjuk pada satu misdaq bersamaan dengan karakteristik dari objek misdaq tersebut. Contohnya ialah konsep pulpen. Yang mana konsep pulpen ini disebut sebagai konsep partikular karena penunjukkan konsep ini hanya berlaku pada satu misdaq pulpen, bersamaan karakteristik pulpen tersebut. Sedangkan konsep universal ialah konsep yang dapat diterapkan pada satu atau banyak misdaq dengan tidak termuat karakteristik dari setiap individu yang ada di dalamnya. Contohnya ialah konsep pulpen. Yang mana, dikatakan konsep pulpen sebagai konsep universal karena konsep ini dapat diterapkan pada banyak misdaq pulpen dengan tidak termuat karakteristik kepulpenan dari setiap individu pulpen pada konsep pulpen tersebut.

Sebagaimana telah di jelas di atas, berdasarkan relasi konsep dan misdaq, akal menetapkan bahwa ada dua klasifikasi konsep universal, ada konsep partikular dan ada konsep universal . Yang selanjutnya dari kedua konsep tersebut, akal memahami bahwa dalam konsep universal ternyata dapat ditemukan dua Kategori konsep universal. Yaitu, konsep universal (yang dilihat dari aspek dirinya) dan konsep partikular relatif (konsep universal yang dilihat dari aspek relasi antara dirinya dengan konsep universal lain). Yang dimaksud dengan konsep universal yang dilihat dari aspek dirinya di sini, maksudnya ialah bahwa ketika akal memahami konsep tersebut akal tidak membandingkan dirinya dengan konsep lain. Contoh sederhana dari hal ini misalnya "konsep universal manusia". Yang mana konsep universal manusia ini, selama ia hanya di lihat dari aspek dirinya sebagai konsep universal, dengan tidak membandingkan dengan konsep universal lain, seperti konsep universal hewan, maka ia adalah konsep universal. Selanjutnya ialah konsep partikular relatif. Yang mana konsep ini dipahami sebagai partikular relatif karena adanya perbandingan oleh akal antara satu konsep universal dengan konsep universal lainnya, yang ada di atasnya. Dalam hal ini kata "adanya konsep lain yang ada di atasnya" ingin menegaskan bahwa dalam konsep universal ini, jika ditinjau lebih jauh, maka kita akan menemukan bahwa ada di antara konsep universal ternyata memiliki tingkatan keuniversalannya. Misal, konsep manusia. Meski manusia sebagai konsep universal, terdapat konsep universal lain yang ada di atasnya, yaitu "Konsep hewan". Kenapa bisa? Karena dibalik konsep manusia yang hanya melingkupi misdaq-misdaq manusia, terdapat konsep lain yang lebih universal yang dapat melingkupi misdaq selain dari manusia, yaitu "konsep Hewan". Dan begitu pun seterusnya.

Dalam hal ini dari konsep "manusia" dan "hewan", yang disebut 'partikular relatif' ialah konsep manusia. Perlu diketahui, disebut partikular pada konsep manusia ini jangan dimaknai sebagaimana konsep partikular yang termuat dalam pembahasan di atas, bahwa 'partikular adalah konsep yang dapat diterapkan pada satu misdaq dengan termuat karakteristik-karakteristik dari misdaq tersebut'. Disebut partikular pada 'konsep manusia', karena ketika dibandingkan dengan 'konsep hewan', konsep manusia tidak dapat diterapkan pada semua misdaq, ia hanya berlaku pada misdaq yang memiliki kesamaan esensi. Sedangkan konsep hewan, dapat diterapkan pada banyak misdaq yang memiliki perbedaan esensi.

Selanjutnya, disebut relatif ialah karena keberadaan konsep universal itu dapat dipahami sebagai partikular apabila kita membandingkannya dengan konsep yang ada di atasnya, tetapi ketika ia tidak dibandingkan dengan konsep yang lain, yang lebih universal dari dirinya, maka ia akan tetap disebut konsep universal, bukan partikular relatif. Artinya bahwa, disebut relatif karena partikular pada konsep universal bukan sifatnya niscaya, sebagaimana makna sebenarnya dari partikular itu sendiri.

Selanjutnya, dalam konsep universal juga terdapat pembagian, yaitu 'universal Mutawatir' dan 'universal Musyakik'. Universal Mutawatir ialah konsep universal yang dapat diterapkan pada misdaq-nya yang memiliki kesamaan esensi. Misalnya, konsep universal "manusia". Disebut mutawatir pada konsep manusia, karena konsep ini hanya dapat diterapkan pada misdaq-nya, yang memiliki kesamaan esensi, yaitu 'hewan natiq (berpikir)'. Dimana "hewan natiq" ini tidak kita temukan pada misdaq lainnya, selain dari misdaq manusia itu sendiri. Sedang universal musyakik adalah konsep universal yang dapat diterapkan pada banyak misdaq yang memiliki perbedaan esensi. Misalnya, konsep universal 'hewan'. Disebut musyakik pada konsep hewan, karena konsep ini dapat diterapkan pada banyak misdaq, yang memiliki perbedaan esensi. Dimana, dalam konsep hewan, kita akan menemukan beberapa misdaq dengan esensi yang berbeda-beda. Misalnya, misdaq kambing (dengan esensi yang ada pada Kambing itu sendiri), misdaq Sapi (dengan esensi yang ada pada sapi itu sendiri), dan misdaq Manusia (dengan esensi yang ada pada manusia itu sendiri).

Dalam hal ini, dasar dari pembagian universal menjadi mutawatir dan musyakik ialah dilihat dari bagaimana konsep universal itu jika di lihat dari aspek dirinya dan aspek penerapan konsep ini pada misdaq, ternyata memiliki ruang lingkup predikasi (penetapan) nya tersendiri. Dimana, predikasi mutawatir terjadi karena akal memahami misdaq itu dengan kesamaan esensinya. Sedangkan predikasi musyakik terjadi karena akal memahami misdaq itu dengan melihat perbedaan esesi. Artinya bahwa mutawatir dan musyakik, sebagai konsep akal, itu sebenarnya adalah kategori yang dibuat akal agar dapat lebih mudah memahami realitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun