Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menggapai Mimpi di Dunia Pendidikan: Perjalanan Seorang Pemuda dari NTT

13 Agustus 2024   12:55 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama saya Riski Faldi. Saya berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur). Dalam tulisan ini saya akan menceritakan perjalanan pendidikan saya sebelum duduk di bangku perkuliahan.

Perjalanan pendidikan saya sebelum memasuki bangku kuliah adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pengalaman, tantangan, dan pelajaran berharga. Dari awal pendidikan dasar hingga akhir sekolah menengah, setiap langkah yang saya ambil telah membentuk karakter dan pola pikir saya saat ini. Saya memulai pendidikan formal saya di sebuah sekolah dasar negeri yang terletak di dekat rumah. Pada awalnya, saya merasa canggung dan sedikit takut dengan lingkungan baru. Namun, berkat dukungan dari guru-guru yang penuh perhatian dan teman-teman sekelas yang ramah, saya segera merasa nyaman. Di sekolah dasar, saya belajar tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan, matematika, bahasa Indonesia, dan pendidikan moral. Saya juga mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka dan kelompok seni, yang membantu saya mengembangkan keterampilan sosial dan kreativitas.

Selama masa ini, saya menemukan kecintaan saya pada membaca. Perpustakaan sekolah menjadi tempat favorit saya, dan saya sering menghabiskan waktu berjam-jam menjelajahi dunia baru melalui buku-buku cerita dan ensiklopedia. Kegemaran ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan saya tetapi juga mengasah kemampuan bahasa dan imajinasi saya.

Setelah selesai dari tingkat SD, selanjutnya saya pindah ke jenjang pendidikan menengah pertama (SMP), yang mana itu adalah langkah besar berikutnya. Saya memilih untuk mendaftar di SMP unggulan di kota saya, yang terkenal dengan program akademik yang kuat dan beragam kegiatan ekstrakurikuler. Di sini, tantangan akademik semakin meningkat, dan saya harus belajar untuk mengatur waktu antara pelajaran dan kegiatan ekstra sekolah.

Di SMP, saya mulai menunjukkan minat yang lebih dalam pada bahasa, sains dan matematika. Guru-guru yang inspiratif dan fasilitas laboratorium yang memadai memungkinkan saya untuk mengeksplorasi berbagai konsep ilmiah secara praktis. Selain belajar, saya juga aktif dalam berbagai kompetisi dalam bidang olah raga, misalnya permainan catur.

Sebagai pelajar yang dapat dibilang tertarik dengan pengetahuan, saya bergabung dengan kelompok debat. Yang mana dengan mengikuti kelompok ini dapat membantu saya mengasah kemampuan berbicara di depan umum dan berpikir secara analitis.

Tidak sampai di tingkat SMP, saya kemudian melanjutkan studi saya ke jenjang pendidikan menengah atas (SMA). Dalam sekolah tingkat menengah atas ini membawa saya pada tantangan dan peluang yang lebih besar. Sebagaimana disekolah-sekolah sebelumnya, saya juga melanjutkan pendidikan SMA di kota kelahiran saya. Di sini saya diterima di SMA favorit di provinsi saya, yang dikenal dengan reputasi akademiknya yang tinggi. Di sini, saya memilih jurusan Bahasa. Alasan saya memilih untuk masuk dalam jurusan bahasa karena minat saya yang mendalam pada sejarah dan sains. Sehingga, menurut saya jurusan bahasa adalah pilihan yang tepat untuk mendalami bidang ilmu tersebut.

Selama di SMA, selain belajar, saya juga ikut serta aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Saya menjadi ketua kelompok Bahasa dan bergabung dengan organisasi siswa. Sebagai ketua kelompok Bahasa, saya memimpin berbagai kegiatan membaca dan diskusi yang melibatkan anggota kelompok.

Saya juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Bersama teman-teman, kami mengorganisir berbagai kegiatan amal dan bakti sosial, seperti mengajar anak-anak teka dan mengadakan kampanye lingkungan. Kegiatan ini membantu saya mengembangkan empati dan rasa tanggung jawab sosial.

Di tahun terakhir SMA, saya mulai mempersiapkan diri untuk ujian nasional dan seleksi masuk perguruan tinggi. Saya mengikuti bimbingan belajar dan sering berdiskusi dengan guru-guru untuk memperdalam pemahaman saya tentang materi pelajaran. Selain itu, saya juga mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan ujian mandiri yang diselenggarakan oleh beberapa universitas ternama. Setelah selesai SMA, tanpa kemudian mengambil kesempatan untuk beristirahat belajar, saya kemudian melanjutkan perjalanan pendidikan saya dengan mendaftar diri melalui jalur (SNMPTN). Namun, di saat itu nasib berkata lain pada saya. Akhirnya dengan berbagai macam usaha, saya pun gagal dalam seleksi tersebut. Karena kegagalan itulah akhirnya saya kemudian berhenti dari dunia pendidikan selama 2 tahun. Namun, karena semangat yang kuat ingin melanjutkan pendidikan, akhirnya Allah memberikan jalan bagi saya untuk kemudian melanjutkan kembali pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah istirahat selamat 2 tahun, akhirnya saya kemudian melanjutkan perjalanan pendidikan saya. Dalam proses ini, saya tidak langsung memasuki dunia kampus. Dalam mencapai tujuan itu, saya menempuh jalur pendidikan non-formal untuk mendapatkan kesempatan duduk di bangku kuliah. Nama tempat itu adalah Al-Hikmah. Ini adalah tempat di mana saya mendapatkan kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke dunia kampus. Di sini saya tidak hanya diberikan kesempatan untuk masuk kedua kampus, tetapi saya juga diajarkan berbagai macam Pengetahuan, sebagai bekal bagi saya untuk menghadapi tantangan dunia pendidikan yang diberikan dalam pembelajaran di dunia kampus. Di antara pembelajaran yang diajarkan kepada saya ialah; Logika, Filsafat, Kalam, dan bahasa.

Singkat cerita, dari semua yang telah dijelaskan di atas, perjalanan pendidikan saya sebelum memasuki bangku kuliah adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pencapaian. Setiap jenjang pendidikan memberikan pengalaman dan pelajaran yang berbeda, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan diri saya. Dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, saya belajar tentang pentingnya kerja keras, disiplin, dan ketekunan. Saya juga belajar tentang pentingnya keseimbangan antara akademik dan kegiatan ekstrakurikuler, yang membantu saya mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan.

Melalui berbagai pengalaman ini, saya menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademik tetapi juga tentang pengembangan karakter dan nilai-nilai. Saya bersyukur memiliki guru-guru yang inspiratif, teman-teman yang mendukung, dan keluarga yang selalu memberikan motivasi. Semua ini membantu saya untuk terus maju dan mencapai tujuan saya.

Sekarang, saat saya bersiap untuk memasuki bangku kuliah, saya merasa lebih siap dan percaya diri. Saya siap menghadapi tantangan baru dan mengejar impian saya. Saya berharap bahwa pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama masa pendidikan sebelum kuliah akan menjadi dasar yang kuat untuk kesuksesan saya di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun