Baru ku sadari bahwa dunia yang selama ini aku sanjung-sanjung adalah sebuah ilusi, dan telah berubah menjadi fatamorgana.
Hari ini aku duduk di atas sebuah batu, dengan pulpen di tangan kananku dan buku di tangan kiriku. Aku memandang pepohonan untuk ku lukis mereka dalam lembaran buku.
Aku terus melukis mereka dengan penuh kefokusan. Tiap-tiap sudut terus ku perhatikan pada pepohonan itu, agar gambar yang ku lukis terlihat sempurna. Aktifitas terus berlangsung, hingga senja datang mengganggu pandanganku pada pepohonan. Karena indraku tidak mampu melihat dalam gelap, akupun berhenti melukis di kala itu.
Fajarpun datang menghampiriku. Aku bergegas kembali pada tempatku. Aku kembali duduk di atas sebuah batu dengan pena dan buku yang sama di kedua tanganku. Pandanganku kembali tertuju pada pepohonan yang sebelumnya aku lukis. Di saat pandanganku pada mereka telah tepat pada setiap sudutnya, aku kembali melihat gambar yang ada pada bukuku. Ketika aku perhatikan secara teliti diri ini bertanya-tanya, kenapa lukisan ini berbeda jauh dengan pepohonan itu, padahal aku baru meninggalkannya sehari. Apakah aku salah membawa buku, ataukah pohon yang kulihat sekarang bukan pohon yang ku gambar kemarin?.
Masalah itu terus menghantui diriku. Sampai suatu ketika, aku pun berpikir tentang diriku sendiri, sembari bertanya, apakah aku ini benar adalah aku? Apakah ketika aku melihat diriku di cermin hari ini adalah aku yang kemarin? dan apakah semua yang kulihat pada dunia ini adalah benar tentang mereka, ataukah aku salah tentang mereka? . Pertanyaan ini pun terus hadir dalam pikiran ku. Hingga suatu ketika diriku dihadapkan dengan kondiri fisik yang semakin hari semakin menua. Di sinilah aku kembali merenungi, mungkinkah benar bahwa aku yang hari ini bukan lagi yang kemarin dan yang lalu? karena melihat kondisi diriku tiap hari terus berubah.Â
Apakah Ini yang disebut fatamorgana, semua yang kita lihat dan kita anggap benar sebenarnya hanya sebuah ilusi, hakekat sebenarnya kita tidak mengetahui apapun dan siapapun. Karena apa yang kita lihat hari ini bukanlah yang kita lihat di hari kemarin dan hari esok. Jika ini adalah kebenaran, maka selama ini aku telah lalai dari kebenaran. Ternyata semua yang aku sanjung-sajung dan bangga-banggakan semuanya hanyalah sebuah fatamogana.
Inilah kebenaran ku, yang aku harapkan hidup dalam dunia nyata, ternyata aku hidup hanya dalam sebuah ilusi dan fatamorgana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H