Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika: "Apakah Ada Partikular dan Universal di luar Akal?"

10 Februari 2024   14:55 Diperbarui: 10 Februari 2024   15:04 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan definisinya logika ialah seperangkat aturan atau kaidah-kaidah universal yang apabila  pikiran atau akal mengetahui dan mengikutinya, maka akal akan jauh dan terhindar dari kesalahan (fallacy/mughalathah) berpikir.

Logika adalah ilmu yang membicarakan struktur berpikir, yang dimana logika hanya membicarakan masalah-masalah dalam bagaimana menyusun dan membentuk secara formal pengetahuan agar menjadi valid, bukan membicarakan materi dari pengetahuan tersebut, apakah benar atau salahnya materi yang hadir--baik itu secara konsep tunggal (tasawwur) maupun konsep majemuk atau proposisi (tasdiq).

Secara konsep tunggal (tasawwur), dalam akal kita akan menemukan dua klasifikasi tasawwur yaitu; konsep partikular (juz'i) dan konsep universal (kulli). Dimana konsep partikular adalah konsep yang dapat diterapkan pada suatu objek bersamaan dengan karakteristik objek tersebut. Sedangkan konsep universal adalah konsep yang dapat diterapkan pada satu objek atau lebih yang tidak bersamaan dengan karakteristik objek tersebut.

Dalam tulisan kali ini, fokus pembahasan penulis nantinya ialah konsep partikular dan konsep universal. Alasan dibalik penulis mengangkat tema ini dikarenakan terdapat problem epistemik yang terjadi pada pemahaman pembelajar filsafat dan logika yang bingung akan asal usul konsep partikular dan konsep universal, apakah ia konsep filsafat, mahiyah, ataukah konsep logika?, serta bagaimana hubungan predikasinya antar pikiran dengan objek yang menjadi acuan konsep tersebut, apakah partikular dan universal itu di persepsi dan di abstraksi dari objek yang menjadi acuannya atau tidak?. Olehnya itu dalam tulisan ini penulis akan membahas problem-problem tersebut.

Secara umum konsep partikular dan universal ialah konsep yang dapat diterapkan pada satu dan lebih pada objek-objeknya. Misalnya konsep Hasan. Dimana konsep hasan dapat di sebut konsep partikular manakala hasan yang dimaksud ialah hasan dengan karekteristiknya pada objek eksternal. Sedangkan konsep hasan dapat disebut konsep universal manakal hasan yang dimaksud ialah hasan yang tidak termuat dengan karakteristik hasan tertentu pada objek eksternal; artinya bahwa hasan tersebut sebagai konsep universal dapat diterapkan pada objek hasan A, B, C, D dan objek-objek yang bernama hasan lainnya. Inilah kemudian definisi konsep partikular dan konsep universal yang banyak di pakai dalam menjelaskan maksud konsep partikular dan universal. Namun, dari kedua definisi tersebut, penulis memiliki perbedaan perspektif dalam mendefinisikan konsep universal, sebagaimana hal itu penulis jelaskan pada definisi konsep universal di atas. Untuk menjelasakannya lebih jauh terkait, kenapa penulis memiliki definisi yang berbeda mengenai konsep universal, hal itu nanti akan dibahas pada akhir tulisan ini.

Kembali pada pertanyaan pertama, apakah konsep partikular dan universal merupakan konsep filsafat, mahiyah, ataukah konsep logika?. Secara umum konsep filsafat dan logika memiliki kesamaan dalam tataran sumbernya, yaitu dari akal. Namun, mereka berbeda dari segi penerapan konsep yang diperoleh dari akal kepada objek yang akan diterapkannya konsep. Untuk lebih mudah memahaminya, disebut konsep filsafat ialah; segala bentuk konsep yang diproleh dari akal, kemudian diterapkan pada sesuatu yang ada di luar akal (objek eksternal). Sedangkan disebut konsep logika ialah; manakala didapatkan di akal dan kemudian diterapkannya ke akal (objek internal). Berbeda dengan konsep mahiyah. Disebut konsep mahiyah apabila didapatkan dari objek-objek ekternal dan diterapkan kembali pada objek-objek eksternal.

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas terkait dari definisi konsep partikular dan konsep universal, serta penerapannya, antara konsep partikular dan konsep universal sama-sama penerapannya pada sesuatu konsep yang darinya akal menetapkan partikular dan universal. Namun, apakah penetapan partikular dan universal tersebut meniscayakan bahwa ia juga berlaku pada keadaan objek eksternalnya? Jika dikatakan partikular dan universal tidak diperoleh dari objek eksternal, lantas kenapa bisa terjadi predikasi partikular dan universal oleh akal pada objek tersebut---Bukankah dalam logika di jelaskan bahwa "penetapan konsep hanya akan terjadi pada sesuatu, apabila konsep tadi terdapat pada objek yang di acu." Misalnya; contoh konsep gelas. Dari konsep gelas tersebut akal memperoleh dua konsep, yaitu gelas sebagai konsep partikular dan gelas sebagai konsep universal. Disebut partikular pada gelas ketika penunjukkan gelas tersebut oleh akal baik pada objek mental maupun pada objek eksternalnya selalu bersamaan dengan karakteristik gelas tersebut. Sedangkan disebut universal karena penunjukkan baik pada objek internal dan objek eksternal tidak bersamaan dengan karakteristik gelas tersebut. Apakah mungkin predikasi partikular dan universal dapat terjadi pada gelas, jika pada gelas itu sendiri tidak termuat partikular dan universal. Statemen: Tentu, pada gelas itu harus juga termuat partikular dan universal---sehingga nantinya akal dapat menetapkan partikular dan universal pada gelas.

Telah diketahui bahwa konsep partikular dan konsep universal yang dapat diterapkan pada objek eksternal, baik bersamaan dengan karakteristik objek maupun tidak, merupakan sama-sama konsep akal. Dikatakan konsep akal, karena kedua konsep tersebut adalah universal. Sebab, konsekuensi yang akan terjadi jika partikular itu disebut partikular maka ia hanya dapat di terapkan pada satu objek saja dan tidak dapat di terapkan pada objek-objek yang lain dengan keadaan karakteristik yang dimiliki masing-masingnya, (baca juga: selain itu disebut partikular bukan partikular---karena syarat disebut partikular tidak terpenuhi pada konsep partikular, yaitu; karakteristik dari sesuatu). Sedangkan untuk konsep universal, hal itu sepertinya telah jelas bahwa, ia tetaplah universal. Karena sangat tidak relevan jika kita mengatakan pada saat bersamaan universal yang melingkup banyak objek disebut juga ia hanya melingkupi satu objek.

Kembali pada problem di atas, terkait apakah  partikular dan universal itu merupakan konsep filsafat, mahiyah, ataukah logika. Di sini penulis akan mengawali penjelasannya dari kemungkinan terbesar bahwa mereka (partikular dan universal) bukan darinya, yaitu konsep mahiyah. Dikatakan partikular dan universal bukan dari konsep mahiyah, bahkan kemustahilan itu ditemukan pada keadaan antara partikular dan universal dengan konsep mahiyah, karena konsep mahiyah selalu membicarakan pengetahuan bersamaan dengan keadaan karakteristik objek. Misalnya konsep gelas. Dikatakan ia konsep mahiyah, karena konsep gelas yang dipersepsi bersamaan dengan keadaan karakteristik gelas yang terdapat pada objek ekternalnya. Sedang gelas itu disebut partikular, iya--sebab gelas tersebut termuat dengan karakteristiknya. Namun, partikular itu sendiri bukanlah gelas. Hal ini dikarenakan partikular dapat diterapkan pada konsep selain gelas. Misalnya pada gunung, laut, batu, dan yang lainnya, dengan melihat karakteristik dari setiapnya. Sedangkan gelas itu sendiri yang bersamaan dengan karakteristik yang dimilikinya, hanya dapat diterapkan pada dirinya, dan bukan pada selainnya, yaitu gelas B, C, D, dan seterusnya. Jelaslah sudah bahwa, antara konsep partikular dan universal bukan merupakan konsep mahiyah.

Selanjutnya, apakah partikular dan universal itu konsep falsafi ataukah bukan?. Sebagaimana yang dijelaskan pada sebelumnya, bahwa suatu konsep disebut falsafi apabila ia diperoleh dari akal dan diterapkan ke realitas luar. Kembali pada partikular dan universal, dijelaskan sebelumnya bahwa dua konsep tersebut merupakan sesuatu yang diperoleh dari akal, yang artinya bahwa partikular dan universal merupakan konsep akal. Namun, apakah ketika telah ditemukan bahwa ke dua konsep tersebut dari akal, latas kemudian ia disebut konsep falsafi, tentu tidak sampai di situ. Disebut konsep falsafi selain ia diperoleh dari akal, ia juga dapat diterapkan pada objek-objek eksternal. Pertanyaan yang krusial ialah; apakah partikular dan universal itu sebagai konsep akal dapat diterapkan pada objek eksternal ataukah tidak? Jawaban ini nantinya akan menjawab problem pada paragraf ke-7, dan juga akan menentukan apakah partikular dan universal adalah konsep falsafi ataukah konsep logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun