Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melacak Jejak Logika

31 Desember 2023   13:16 Diperbarui: 31 Desember 2023   15:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sobat kompasiana, kali ini penulis akan membahas mengenai "perjalanan singkat sejarah logika." Perlu penulis tegaskan di awal, tulisan ini hanya terfokus pada era Yunani, tidak ke dunia Islam.

Berbicara logika adalah sesuatu yang masyhur bagi para pelajar akademis dan bahkan menjadi makanan dalam memenuhi dahaga intelektualnya.

Dalam pembelajaran, para pelajar logika ketika mendengar logika selalu pikirannya berpindah pada latar belakang lahirnya logika, siapa lagi dia kalau bukan Aristoteles [semoga Tuhan memberi syafa'at kepadanya, atas temuan yang besar terhadap logika].

Kita ketahui bahwa logika, sebelum hadir ke dunia Islam oleh Hunain bin Ishaq [Semoga Allah memberi syafa'at-Nya kepada beliau], ilmu ini telah ada jauh pada era Yunani oleh tokoh-tokoh dan kelompok revolusioner peradaban. Mereka adalah Zeno, Kaum Sofis, Socrates, Plato, Aristoteles, Theoprotus, dan terkahir kaum Stoa.

Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, apakah Zeno, Theoprotus, dan Kaum Stoa memiliki peran dalam perjalanan logika? Jawabannya adalah iya. Sebab, karena kontribusi merekalah perjalanan logika bisa terus hidup sampai ke dunia Islam, seperti yang kita kenal selama ini.

Selanjutnya kita akan masuk pada perjalanan sejarah logika oleh tokoh-tokoh tersebut. Melihat perjalanan sejarah, perintis logika ialah Kaum Sofis. Secara eksplisit kita mengetahui bahwa tidak ada kontribusi kuat oleh Kaum Sofis terhadap logika. Namun, logika yang sekarang hadir di dunia Islam tidak akan bisa kita pelajari tanpa adanya kelompok tersebut---Sebab, kerena pemikiran mereka yang cendrung kritis dan radiks-lah para tokoh-tokoh Yunani mengambil tindakan keras untuk menghidupkan budaya keilmuan dengan mengedepankan premis-premis logis. 

Tokoh yang kemudian hadir dengan corak pemikirannya yang khas, untuk menjatuhkan pemikiran kaum Sofis yang cenderung radiks dengan penuh kefalasian di dalam pemikirannya ialah Socrates. Pemikiran bermula karena keresahannya terhadap Kaum Sofis dan juga terhadap kondisi sosial masyarakat pada saat itu yang cenderung pada kenyamanan dalam kemalasan berpikir akan segala sesuatu. Setelah Socrates, dilanjutkan oleh Plato. 

Plato adalah murid dari Socrates yang kemudian mengembangkan pemikiran gurunya dengan memberikan corak baru dalam perjalanan intelektualnya. Ia dikenal dengan teori "Dunia Idea".

Mereka itulah yang dikenal sebagai perintis logika. Pada era kaum Sofis, Socrates, dan Plato, logika sebagai ilmu belum ada. Pada saat itu mereka dikenal sebagai perintis logika, karena pemikiran yang mengedepankan nalar kritis terhadap realitas [walaupun salah satunya, seperti kaum Sofis sebenarnya tidak memiliki kontribusi lansung terhadap kemajuan intelektual,tapi kita juga perlu mempertimbangkan mereka---Sebab, karena pemikiran yang cendrung fallacy dari merekalah sehingga pemikiran kritis bisa hidup dan berkembang].

Selajutnya kita akan masuk pada salah satu tokoh, yang diyakini karena pemikirannya yang membuat perubahan secara drastis terhadap logika. Pada masa Sokrates dan Plato, logika belum dikenal sebagi sebuah ilmu---Logika kemudian dikenal sebagai sebuah ilmu nalar, itu dilatarbelakangi oleh Aristoteles. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun