Mohon tunggu...
Risky Eko Yuliyanto
Risky Eko Yuliyanto Mohon Tunggu... Security - Profesi Anggota TNI KC, Anggota Satpam

Berusaha menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jujur adalah Modal Utama

2 September 2018   23:42 Diperbarui: 3 September 2018   06:20 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nuansa Kedai Kopi ini tak pernah berubah bukan ? Jikapun berubah, maka pelanggan akan banyak yang lari. Tetap begini lebih baik" 

"Benar Bos Eki. Tetap begini saja lebih baik. Ruangan dan dekorasi ini sangat cocok di singgahi anak muda" 

"Oh ya. Apa kau sudah siap dengan semua rencana kita,Roki ?" Bos Eki menekan nadanya untuk memastikan akan keteguhan dan keyakinan Roki.

"Kapanpun anda siap Bos. Meski aku belum sepenuhnya siap. Rencana tetap kita jalankan,bukan ?" Sebuah dialog yang menggambarkan kesepakatan sejak awal.

Dari kerjasama sebelumnya. Bos Eki telah menaruh kepercayaan kepada Roki. Dia yakin meski tidak terlalu hebat dibidangnya. Kejujuran Roki patut diperhitungkan. Tidak semua orang dapat memiliki karyawan seperti Roki. 

"Oh iya Bos. Saya memiliki seorang teman yang ahli dibidangnya. Pernah ku lihat dia ketika memasak. Fuyung Hai itu terasa nikmat dilidah" Sembari membayangkan rasa dan aroma pada saat itu jua. 

"Dia pernah berkerja di Restoran Chinese Food. Mulanya juga dari seorang cuci piring kemudian menjadi tukang masak ketika membantu seorang koki utama. Dari situlah dia membidangi dan mengubah sedikit gajinya lebih besar. Namun sayang nya tidak juga dia bertahan terlalu lama. Dia keluar dengan alasan persaingan kerja sebagai karyawan."

"Hal demikian sudah menjadi menu biasa, jika dia berdiri di perusahaan besar.

Berbeda dengan dirimu,Roki. Kamu akan bekerja sendiri pada mulanya. Ketika sudah tidak mampu lagi untuk bekerja seorang diri. Barulah kamu merekrut seseorang untuk membantu pekerjaan mu." Bos Eki mengatakannya seolah- olah tahu segalanya. 

Sebuah warung Bakmi Jawa yang nantinya akan dikelola bersama. Bos Eki sebagai pemilik utama dan Roki sebagai yang mengurus warung. Mulai dari perapian hingga penyajian.

"Saya pribadi, Roki. Tidak mempedulikan seseorang yang pintar dibidangnya. Jika pun teman itu ahli memasak. Namun dilain sisi dia memiliki sikap tidak jujur. Bukanlah sesuatu yang bisa saya banggakan sebagai Bos." Kulihat keseriusannya dengan melihat tatapan tajam mata Bos Eki.

"Itulah sebab. Mengapa aku terus mengejar mu agar terlibat dalam rencana bisnis ku ini. Mencari orang yang jujur seperti mu ini sulit loh..." Dia tersenyum memandangi Roki dan bangga karena telah memutuskan untuk ikut serta.

"Bagaimanapun juga. Kejujuran adalah poin utama seseorang dalam menjalani hidup. Setinggi apapun pendidikan dan dedikasi mereka. Jika tidak jujur. Tidaklah berguna untuk perusahaan manapun" sebuah petisi keras, Bos Eki melanjutkan dialognya.

Roki pun mulai memahami apa yang diinginkan Bos Eki. Meski sudah dipercaya. Roki merasa itu adalah sebuah nasehat untuk semua orang. Termasuk dirinya yang sudah dipercaya sebagai pemegang warung. Sedang Bos Eki sebagai pemilik utama.

Bos Eki dan Roki telah lama memiliki hubungan kerja sama yang baik. Roki tidaklah pandai membuat masakan enak lebih dari teman yang ia ceritakan. Namun Roki memiliki kelebihan yang patut dibanggakan. Management dan kejujuran Roki di mata Bos Eki adalah hadiah terbaik untuk membuka usaha. 

Selain masih baru. Atau babat alas istilahnya. Bos Eki berani menanggung kerugian selama Roki memberikan laporan yang benar. Tidak mengurangi ataupun menambahi. Sehingga memungkinkan Bos Eki mengontrol lebih baik. 

Segala keluhan atau kekurangan yang dirasakan Roki. Bos Eki tetap mengharapkan Roki memberi laporan apa adanya. Sehingga pengaturan dan segala arahan bisa terarah dengan baik.

Apapun yang dibutuhkan, bisa terpenuhi tanpa ada kendala. Tanpa merusak hubungan yang sudah lama bertahan, menjadi teman sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun