Mohon tunggu...
Riski Agil Nazar
Riski Agil Nazar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif dengan jurusan akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatan Nasional dalam Islam

28 Juni 2023   09:54 Diperbarui: 28 Juni 2023   10:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapatan Nasional merupakan gambaran aktivitas ekonomi suatu Negara, baik berupa barang dan jasa dalam bentuk exspor maupun impor, yang dimana nantinya bisa masuk dalam kas pendapatan dan pengeluaran Negara. Tingginya suatu pendapatan negara dapat menunjukan dan menjadi pertimbangan bahwa negara tersebut tingginya tingkat kemakmuran masyarakat, baik negara yang sedang berkembang maupun negara maju, pasti semua negara yang ada di dunia ini menginginkan tingkat pertumbuhan pendapatan nasional mereka yang tinggi.

Pertembuhan Ekonomi suatu negara merupakan hal penting bahwa pengaruh tersebut oleh tingkat tabungan populasi dan kemajuan teknologi untuk mengukur atas kemajuan populasi dan kemajuan ekonomi para ekonom menggunakan Groos Domestic Product (GDP). dengan GDP ini para ekonom tahu pertumbuhan serta pendapatan suatu negara dan masing-masing individu, dengan mengetahui tingkat pendapatan setiap individu dan negara maka dengan jelas akan diketahui pendapatan perkavita di negara tersebut.

Pendapatan tersebut bisa didapat dari perdagangan barang dan jasa setiap individu dan arus kas modal dari negara lain. selain itu faktor pertumbuhan ekonomi ini juga bisa disebabkan oleh faktor ekspor dan impor suatu negara dengan negara lain. sehingga arus modal dan kas suatu negara mengalami perubahan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan pendapatan ekonomi.

Pendapatan Nasional dalam Islam

Dalam ekonomi Islam pendapatan Nasional mengukur kesejahteraan suatu negara dengan GNP yang dimana ini merupakan konsep kapitalis, sehingga dalam pendapat islam akan mengabaikan aspek rohani manusia. Pola dan proses dalam pendapatan ini semata-mata untuk mendapatkan pendapatan perkavita.

dalam islam esensi manusia ada dalam rohaninya, karena itu seluruh aspek kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi yaitu pendapatan nasional diarahkan tidak saja untuk kebutuhan tuntunan fisik melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani. Maka dari itu dalam islam dimasukan lah konsep Falah dalam menganalisis kesejahteran, perhitungan pendapatan nasional harus juga mengenali beberapa unsur separti zakat, sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun