Mohon tunggu...
Riski Septiawan
Riski Septiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Silent reader yg ndableg

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Harus Belajar 5 Jurus Isu Jokowi

14 Mei 2013   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:34 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Medan pertempuran dunia politik sejatinya tidak jauh-jauh dari isu, siapa yang mampu mengendalikan isu maka dia yang akan menjadi pemenangnya. Dengan isu, penguasa bisa mengenyangkan rakyatnya yang kelaparan. Dengan isu, penguasa bisa menenangkan rakyat yang ketakutan. Dengan isu, pemberontak bisa menggulingkan kekuasaan yang paling kuat sekalipun. Dengan isu, kandidat busuk bisa disulap menjadi kandidat paling berkharisma. Luar biasa, isu adalah komoditi utama politik yang tak terbantahkan.

Menyadari peranan isu yang demikian urgen dalam pertarungan politik, DPP PKS memproklamirkan lahirnya Cyber Army PKS, yang dengan bangganya menetapkan jargon sejuta kader menulis di sosial media. Semua itu dihadirkan PKS dalam rangka menjawab fitnahan-fitnahan yang dialamatkan kepada PKS berkenaan dengan kasus suap impor daging sapi.

Alih-alih mengcounter segala isu miring dan fitnahan kepada PKS, strategi satu juta kader menulis malah menambah runyam permasalahan dan citra PKS di sosial media, di kaskus, di kompasiana, di twitter, di yahoo, dan lain-lain. Para sesepuh di masing-masing sosial media tersebut risih dengan keberadaan iklan-iklan obat kuat yang dilancarkan oleh cyber army PKS.

Efek keberadaan para cyber army dan pengiklan-pengiklan gratis tersebut, maksud hati ingin meluruskan opini yang berkembang terkait LHI, AF, dan wanita-wanita cantiknya, tetapi malah membuat publik tak segera beranjak dari isu-isu ini. Beberapa hari yang lalu, isu terorisme sempat naik, tetapi tidak dilihat sebagai peluang oleh PKS dan cyber army-nya untuk meredakan dan mengalihkan isu, eh, cyber army malah lebih sibuk membalas setiap surat cinta dari pengkritik dan "pemfitnahnya". Hasilnya, tema PKS nangkring terus sebagai HL di sosial media. Padahal jika PKS mau belajar kepada cara demokrat memainkan isu, setiap adanya kejadian penggrebekan teroris, dll selalu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengalihkan isu-isu korupsi yang menimpanya, dan rakyat akan segera lupa.

Dalam menanggapi aksi KPK, PKS juga sangat terlihat tidak mengerti permainan isu. Ketika KPK hendak menyegel dan menyita mobi-mobil mewah yang ada di halaman parkir DPP PKS, dengan sangat cerobohnya PKS memilih strategi melawan KPK, dengan menghambat penyitaan, aksi koboi FH di TVone, melaporkan Johan Budi ke Mabes Polri, dll. Sungguh, jika tak segera diperbaiki, bukan tak mungkin lusa PKS akan hancur.

Inilah 5 jurus politik isu seputar Jokowi, penulis persembahkan khusus kepada PKS:

Satu, Jika musuh anda adalah seorang yang sekarang lebih dipercayai oleh media dan rakyat dibandingkan dengan anda, jangan pernah menyerang langsung secara terbuka. Hal ini menimpa lurah Warakas, yang secara terbuka mengkritik jokowi dalam hal lelang jabatan, penyerangan kepada media darling hanya akan melukai diri sendiri.

Dua, Jika anda merasa tidak bersalah dan diserang oleh musuh yang lebih tinggi kedudukannya dari anda, carilah simpati rakyat. Hal ini menimpa jokowi saat masih di Solo ketika bersiteru dengan Bibit Waluyo gubernur Jawa Tengah mengenai masalah lahan terbuka, Bibit mengatakan jokowi walikota bodoh, jawaban jokowi: saya memang bodoh. Setelah itu, warga solo termobilisasi untuk ikut melawan Bibit.

Tiga, jika opini rakyat menilai anda bersalah dan anda diserang oleh musuh yang lebih kuat, menyerahlah dihadapan rakyat. Kejadian ini terjadi saat foke dinyatakan kalah, saat itu foke bertindak heroik dengan mengundang jokowi untuk bersalaman dan berjalan-jalan di kantor gubernuran, serta tak lupa foke juga menawarkan bantuan jika jokowi mengalami kesulitan dalam membangun Jakarta. Hasilnya, foke dicitrakan oleh media dan rakyat Jakarta sebagai gentleman.

Empat, jika anda ingin menyerang musuh, jangan pernah menggunakan tangan anda sendiri, gunakan tangan rakyat. Hal ini terjadi pada saat mendagri Gamawan Fauzi memberikan teguran kepada Jokowi ketika ikut melakukan kampanye pilkada di daerah lain pada hari libur, pendukung dan rakyat jokowi yang malah melakukan counter keras kepada Mendagri lewat berbagai argumen, Jokowi hanya senyum-senyum.

Lima, kalah menang pertarungan dalam politik selalu dan akan senantiasa ditentukan oleh seberapa mampu anda mengambil hati rakyat, bukan lainnya. Hal ini yang menjadi reflek jokowi, seberapapun jokowi diserang oleh musuh-musuhnya, sekeras apapun kritik-kritik yang mengalir kepada jokowi dari musuhnya, jokowi tak ambil pusing, yang penting bagi Jokowi adalah menjaga kepercayaan rakyat padanya, itu saja, sudah.

Selamat Belajar PKS, semoga nututi sebelum ramalan Yusuf Supendi tentang hancurnya PKS terjadi.

Ruang Ujung, 14/05/2013 23:33

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun