Kreativitas menjadi fokus utama dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, dan hasil survei terbaru oleh Programme for International Students Assessment (PISA) 2018 telah mengungkapkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-9 dari bawah dalam hal sains. Kreativitas yang rendah juga sering kali berdampak pada motivasi belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran fisika yang sering dianggap sulit dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut melatarbelakangi Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) 2023 dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk mengatasi masalah tersebut dengan menciptakan inovasi yang bertajuk "Pengembangan Aplikasi 'EthnoVLab' Laboratorium Virtual Fisika Berbasis Kearifan Lokal Madura Terintegrasi Augmented Reality untuk Meningkatkan Kreativitas dan Motivasi Belajar Siswa". Tim yang terdiri dari Fara Raditya Mirsa (S1 Pendidikan Fisika), Ahla Nurul Islamiyah (S1 Pendidikan Fisika), Iqbal Ainur Rizki (S1 Pendidikan Fisika), Aulia Dwi Saputri (S1 Sistem Informasi), Riski Ramadani (S1 Fisika), dan Muhammad Habibbulloh, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.
Aplikasi 'EthnoVLab' ini memiliki tujuan untuk menghubungkan konsep fisika dengan kearifan lokal Madura dan mengintegrasikannya dengan teknologi Augmented Reality (AR). Dengan bantuan aplikasi ini, siswa akan dapat mengalami pembelajaran fisika secara nyata, yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan ini diharapkan akan memicu rasa ingin tahu dan kreativitas dalam belajar.
Dalam sebuah pernyataan, Fara Raditya Mirsa selaku ketua tim riset mengatakan, "Kami berharap bahwa 'EthnoVLab' akan menjadi alat pendidikan revolusioner yang membantu siswa memahami fisika dengan cara yang menyenangkan dan bermanfaat. Menghubungkan konsep fisika dengan budaya lokal Madura melalui teknologi AR adalah langkah yang kami harapka untuk dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi belajar siswa di seluruh Indonesia."
Hingga saat ini, Aplikasi "EthnoVLab" telah diterapkan di kelas XI SMAN 15 Surabaya dan mendapatkan penerimaan yang sangat positif baik dari pihak guru maupun siswa. Menurut Farrell Reyhansyah, seorang siswa di SMAN 15 Surabaya, aplikasi ini sangat efektif dan bermanfaat bagi proses belajar kami. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan aplikasi ini, kami tidak perlu lagi melakukan praktikum fisika secara langsung, dan kami langsung bisa melihat hasil praktikum secara instan, sehingga meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H