wanita yang dianggap sudah cukup siap secara usia untuk menikah namun belum melakukannya, pasti pernah mendapati komentar-komentar "sok tahu" dari orang sekitar, bukan?Â
KetikaEntah dikomentari karena terlalu picky, sibuk dengan karir, dianggap terlalu sulit di dekati, atau hal-hal lain yang bisa dijadikan kambing hitam atas latar belakang mengapa mereka belum juga menikah.
Di kesempatan kali ini, saya ingin membahas sudut pandang perihal komentar yang menyatakan alasan wanita belum menikah karena mereka terlalu sulit untuk didekati. Dalam konteks ini, perihal wanita-wanita yang katanya memiliki intelektualitas tinggi sehingga membuat pria merasa "rendah diri".
Wanita seperti apa sih yang dikategorikan berintelektual tinggi itu?
Mereka yang mengemban pendidikan setinggi mungkin, mereka yang berkarir dengan passion yang mumpuni, mereka yang berani secara vocal, atau mereka yang bertindak sebagai pemimpin di lingkungannya?
Wanita-wanita seperti ini biasanya memiliki cara pandang yang cukup tinggi tentang ambisi dan tujuan hidup mereka sendiri. Cara pandang yang akhirnya membentuk prinsip yang kuat perihal apa yang mereka ingin lakukan dan raih dalan hidupnya. Prinsip hidup yang secara tidak langsung membentuk karakter atau personality yang terlihat tangguh untuk katanya bisa didekati oleh para pria.
Lihat saja wanita-wanita yang meskipun masih kepala dua, namun sudah bisa menyelesaikan pendidikan magister atau bahkan program profesionalitas tinggi lainnya.Â
Melihat gelar yang dimilikinya saja sudah cukup membuat beberapa pria merasa gentar untung mendekat. Mereka seolah merasa terintimidasi atas gelar sang wanita.Â
Padahal untuk sang wanitanya sendiri, pendidikan yang mereka tempuh adalah rasa cinta mereka akan apa yang ingin mereka pelajari. Mereka cenderung memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bisa terus belajar tentang hal yang ingin mereka kuasai. Bukan maksudnya ingin terlihat tinggi di mata laki-laki, ini tentang ambisi mereka akan hal yang ingin mereka pelajari dan kuasai.
Wanita yang bergelar tinggi, bukan berarti mereka memiliki kriteria yang harus juga tinggi secara pendidikan. Dalam hal ini, mereka hanya butuh pria yang mendukung cita-citanya dan memiliki pandangan terbuka soal wanita yang berpendidikan tinggi.Â
Menurut mereka, pria yang mampu menghargai hal yang demikian sudah memiliki kualitas tinggi untuk bisa dijadikan pasangan yang kelak mendampingi mereka menggapai apa yang sedang dicita-citakan.