Dewasa ini, pandemi covid 19 menjadi objek utama dari seluruh manusia di muka bumi ini. Bagaimana semua orang mencari tahu dan 'terpaksa' tahu akan segala hal yang berkaitan dengan situasi dunia saat ini.Â
Dari mereka yang memang peduli sampai mereka yang awalnya mungkin tak peka akan situasi yang terjadi kini mengalihkan fokusnya pada pandemi ini. Karena siapapun entah apapun profesi,status sosialnya dan dimanapun kita berada tak dapat menghindari situasi ini.
Berbagai upaya dilakukan oleh manusia di seluruh dunia untuk mampu menghentikan situasi ini. Segala bentuk berita dan informasi dibagikan secara rinci untuk bisa menjadi bekal bagi kita untuk memproteksi diri. Semua orang mulai menjadi pembicara untuk mengajak lingkungan sekitarnya ikut beraksi menangani situasi ini.
Semua bergerak, semua merasakan dampak akan situasi yang terjadi di bumi saat ini tanpa terkecuali. Dan di saat dampak itu mempengaruhi kelangsungan hidup manusia, disanalah pada akhirnya egoisme kita mulai muncul kembali.
Semua mulai menuntut perihal kehidupan mereka pribadi. Menjadikan kelangsungan hidup sebagai 'kambing hitam' dibalik pertimbangan yang disarankan demi terbentuknya keputusan dari pihak-pihak yang berwenang. Ketika satu pihak terprovokasi tentu akan muncul tuntutan pihak lain dengan 'kambing hitam'-nya sendiri.
Pada akhirnya kita hanya akan saling menyombongkan diri, mendewakan suatu opini, atau merasa menjadi pihak yang paling benar dalam aksi hingga lupa bahwa yang membuat situasi bumi semakin ironi adalah manusia-nya sendiri yang kurang memiliki rasa saling menghargai.
Ketika suatu bencana terjadi, tentu akan ada pihak yang merasakan dampaknya secara langsung atau kita sebut sebagi korban dari bencana itu sendiri. Namun tak hanya ada korban, ada pihak yang ikut terlibat di dalam situasi seperti ini.Â
Ada yang  menjadi penyelamat, ada yang membantu secara materi, ada yang memperbaiki, ada yang membuat keputusan sebagai upaya menanggulangi, ada banyak peran yang akhirnya saling berdiri untuk mengatasi sebuah situasi seperti ini.
Dan peran-peran itu ada dalam profesi kita di muka bumi ini. Pemerintahan, ilmuwan,tim medis, pelaku ekonomi, awak media, pegawai kantoran, pedagang kaki lima, supir angkutan, petugas kebersihan, petugas keamanan, dan lain-lain.Â
Semua profesi memiliki perannya sendiri terhadap lingkungan dan kehidupan sekitar mereka. Tak ada yang paling hebat dan tak ada yang tak punya nilai guna. Semua profesi memiliki abdi dan perannya sendiri untuk kelangsungan hidup manusia di muka bumi.
Seperti sebuah drama yang memiliki tema cerita, situasi yang terjadi saat ini juga memiliki bentuk yang serupa. Ketika sebuah drama bertema kriminal misalnya, tentu profesi yang berkaitan dengan hukum dan kriminal  akan mengambil peran paling banyak dalam drama.Â
Lain hal dengan drama yang berfokus pada dunia hiburan, pasti peran utamanya akan memiliki profesi sebagai publik figur atau profesi lain yang banyak terlibat di dunia itu seperti media massa atau manajemen artis. Dan begitulah situasi yang terjadi saat ini, akan ada profesi yang memiliki peran paling utama untuk menjadi garda depan dalam upaya mengatasi situasi ini.
Seperti yang telah disebutkan bahwa setiap profesi memiliki abdi dan perannya tersendiri, sehingga ketika di tengah situasi dunia yang seperti ini, bukan waktunya untik kita saling menunjukkan aksi melalui profesi.Â
Bukan waktunya kita membawa abdi dan dedikasi sebagai bentuk dari aksi menangani situasi. Bukan saatnya untuk kita mengeluh dan merasa menjadi diri paling loyal atas situasi yang terjadi saat ini. Karena ketika kita sudah memilih sebuah profesi, disanalah tanggung jawab, peran dan pengabdian terikat menjadi satu di dalammya.Â
Ini bukan tentang apa profesimu dan bagaimana abdimu. Ini semua menjadi tanggung jawab manusia di seluruh muka bumi. Ini semua tentang bagaimana manusia menentukan perannya untuk bumi.Â
Terlepas dari apapun profesi kita dan apapun dampak yang terjadi di hidup kita, ini adalah tentang bagaimana kita hidup untuk saling menghargai dan bergotong royong menyelamatkan bumi.
Lihatlah apa yang bisa kita lakukan terhadap sekitar kita. Perhatikan setiap keputusan yang kita buat untuk sekitar. Tentukan bagaimana kita akan berperan melawan ini semua.
Setiap tindakan kita akan menjadi titik awal dari perubahan. Dimulai dari cara pandang akan kehidupan kita satu sama lainnya dan belajar menghargai setiap kehidupan di sekitar kita.
Tak ada satupun orang di dunia yang mau tertimpa bencana, namun ketika hal itu sudah terjadi, bukan saatnya kita berlomba 'mengklaim' diri sebagai korban utamanya. Ada hal lain yang seharusnya menjadi perhatian.
Ini saatnya manusia bertanggung jawab atas apa yang sudah banyak dilakukan atas bumi. Ini saatnya manusia menentukan perannya terhadap apa yang terjadi saat ini. Ini saatnya kita melepaskan segala kepentingan pribadi untuk kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Sekali lagi, kita semua sangat berperan dalam situasi ini terlepas apapun profesinya. Saling menghargai dan rasa manusiawi adalah adalah hal utama yang harus kita miliki untuk situasi seperti ini. Hal dasar ini adalah awal mula yang baik untuk sebuah perubahan besar dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H