Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kami Milenial, Kami Siap Merdeka secara Finansial

17 Agustus 2019   08:54 Diperbarui: 17 Agustus 2019   21:13 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fortefoundation.org

Menurut Databoks.co.id, di tahun 2019, jumlah penduduk Indonesia mencapai 267 juta jiwa dengan 68,7% dari total populasinya merupakan penduduk usia produktif (15-64 tahun). 

Tak heran jika pemerintah banyak memfokuskan perkembangan sumber daya manusia pada usia produktif sebagai generasi yang diharapkan mampu mendorong kemajuan negara ke depannya.

Berbicara penduduk usia produktif, di dalamnya ada kami yang menyebutkan diri sebagai generasi milenial. Generasi muda yang lahir sekitar tahun 1980-an hingga 2000-an. Kami adalah generasi yang lahir di mana dunia sudah mengenal teknologi secara modern.

Bagi generasi kami, teknologi sudah menjadi bagian dari rutinitas setiap harinya. Melakukan komunikasi tanpa batas via berbagai aplikasi pesan singkat, menemukan berbagai informasi dan berita terkini yang disuguhkan dalam media atau platform digital, melakukan aktivitas dagang hanya dengan media smartphone, hingga menjadikan media sosial sebagai sumber pendapatan. 

Itulah mengapa berbagai produsen teknologi secara fisik maupun aplikasi terus berinovasi dengan membawa misi untuk menjadi pilihan utama bagi generasi milenial seperti kami.

Perkembangan teknologi membuat segala sesuatunya menjadi tanpa batas. Tak mengenal waktu dan tempat, segalanya semakin mudah dilakukan dengan adanya teknologi di generasi kami. Sebut saja yang banyak berkembang di generasi kami adalah usaha-usaha yang berbasis media sosial.

Menyadari daya tarik masyarakat yang cenderung memanfaatkan kemudahan teknologi dewasa ini serta aktif berkomunikasi melalui berbagai media sosial membuat banyak dari mereka yang memulai usahanya secara online. 

Didukung dengan sistem perbankan yang juga sudah banyak bertransformasi secara digital sehingga memudahkan transaksi jual beli yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa terhalang jarang dan waktu. 

Pendistribusian yang mampu dilakukan hingga lintas negara membuat jangkauan pasar bisnis secara online menjadi semakin luas. Melihat pangsa pasar dan perubahan cara konsumen membuat berbagai usaha dagang maupun jasa yang melakukan pemasarannya secara online.

Pemerintah pun banyak melihat ini sebagai titik yang diharapkan mampu menjadi penggerak dan pencipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat usia produktif. Berbagai dorongan dan fasilitas juga pemerintah Indonesia lakukan untuk mendukung usaha-usaha kecil menengah. 

Aplikasi-aplikasi yang diciptakan sebagai wadah bagi para pembisnis online serta kemudahan transaksi secara digital yang ditawarkan berbagai bank di Indonesia.

Transparansi dari informasi terkait tata cara memulai bisnis juga banyak dilakukan dan menjadi topik yang banyak dipilih dalam workshop atau diskusi di generasi kami. 

Mendatangkan sosok-sosok pengusaha muda dan berpengaruh untuk menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi juga menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap pergerakan generasi kami.

Ini adalah masa emas generasi kami. Masa di mana kami memiliki banyak dukungan untuk terus berinovasi dan mengembangkan diri. Tidak hanya tentang menjadi pengusaha muda, ada berbagai pekerjaan dan profesi lain yang menjadi bukti mimpi dari generasi kami. 

Atlet-atlet muda yang mengharumkan nama bangsa, penulis belia yang menghasilkan karya yang mendunia, designer yang karyanya di apresiasi dunia, seniman Indonesia yang mampu menembus  kancah mancanegara. Ada banyak pemuda bertalenta dari generasi milenial Indonesia.

Jika capaian dunia masih terlalu jauh, mulailah untuk lingkungan kita sendiri. Bukan perihal capaian mimpinya, namun aksi kita dalam mewujudkannya. Menjadi generasi yang memiliki mimpi setidaknya untuk pencapaian diri mereka sendiri.

Terkadang kita tak sadar akan seberpengaruh apa pencapaian  kita untuk negeri. Merasa kecil jika melihat mereka yang sukses dan dikenal dunia atau mereka yang berhasil dengan usahanya di usia muda.

Tidak. Jangan melihatnya seperti itu. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. 

Saya ingin memberi sedikit pemikiran saya tentang itu. Analogi yang nyata yang ada di sekitar kita.

Ada mereka yang lulus dari perguruan tinggi kemudian bekerja. Saat bekerja dan mendapatkan penghasilan, mereka mulai membangun mimpi untuk dirinya sendiri. 

Mimpi memiliki kendaraan sendiri dari hasil keringatnya sendiri. Bekerja sebaik mungkin, belajar mengatur keuangannya sendiri. Menabung hingga akhirnya mampu mencapi mimpinya itu dengan usaha mereka sendiri.

Setelah satu pencapaian, mereka mulai dengan mimpi baru lagi. Kini tentang mimpi membeli hunian untuk keluarga kecilnya nanti. Hingga kelak saat mereka berkeluarga, mereka sudah berada di tahap siap secara mental dan ekonomi. Karena dewasa ini, berkeluarga bukan hanya perihal kesiapan mental. 

Akan ada banyak yang perlu diperhitungkan. Setidaknya ketika kita sudah siap secara finansial, akan terbentuk keluarga yang sehat secara fisik dan finansial, yang mampu mengantarkan anak-anaknya kelak mengenyam pendidikan, yang terjamin mutu hidupnya.

Jika setiap pemuda pemudi Indonesia memiliki pencapaian yang demikian, bukankah angka kemiskinan mampu berkurang? Indikasi kesehatan bayi dan ibu akan meningkat? Tingkat pendidikan anak yang semakin membaik? Karena seperti yang telah disebutkan, populasi generasi kami adalah yang mendominasi.

Pencapaian demikian jika mampu dilakukan oleh generasi kami secara keseluruhan tentu membawa dampak besar terhadap negara Indonesia ke depannya.
Jika para pejuang harus melawan para penjajah untuk merebut kemerdekaan, maka ini adalah masa di mana kami, generasi milenial harus melawan pemikiran kami sendiri.

Pemikiran rendah diri akan mimpi kami sendiri. Sebuah mimpi hanya akan terus menjadi mimpi jika tak pernah disertai dengan aksi. Perubahan itu tak akan pernah terjadi jika diri kita sendiri tak pernah menghendaki.

Maka mari berjuang melawan pemikiran-pemikirin yang menghalangi pengembangan diri. Siapa bilang pekerja kantoran tak mampu membeli sebuah hunian? Siapa bilang mereka yang tak mengenyam pendidikan hanya akan selalu berakhir menjadi pengangguran? Siapa bilang menikah itu selalu mengikuti stigma sosial?

Banyak hal yang harus kami lawan untuk mampu mulai berjalan. Kelak akan ada golongan dari kami yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, golongan dari kami yang berkarier dan memiliki investasi jangka panjang, golongan dari kami yang membentuk keluarga dengan kualitas yang baik untuk masa depan.

Di hari kemerdekaan ini, mari kita berbenah diri, mengingat kembali akan mimpi kita dan memulai aksi nyata dengan berani. Dan hari ini, 17 Agustus 2019, mari mulai melakukan aksi nyata untuk negeri.

Kami milenial, kami siap merdeka secara finansial. Demi diri kami sendiri, demi keluarga kami, demi lingkungan sekitar kami, demi negeri kami. Demi membangun negeri dengan sumber daya manusia yang mumpuni dan memiliki kualitas diri. Demi Indonesia yang kami cintai.

Nyalakan semangatmu karena tidak ada yang tidak bisa selama kita memiliki mimpi.

Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun