Mom apakah perilaku prososial penting bagi anak ?
Penting mom. Karna dalam kehidupan anak berdampak positif dalam perkembangan diri dan aspek kehidupan anak. Perilaku ini bisa dikembangkan dengan cara  perilaku empati, kasih sayang, saling peduli, kerja sama. Jadi sebaik mungkin kita harus mengajarakan anak perilaku prososial sejak dini.
Disini ada Salah satu contoh perilaku prososial dikalangan anak ialah ketika ada kerja bakti untuk membersihkan lingungan sekolah anak-anak kompak untuk berkerja sama membersihkan lingkungan sekolah dari depan kebelakanga dengan cara Bersama-sama itu termasuk perilaku prososial kerja sama. Banyak berbagai cara untuk anak bisa berperilaku empati dan bekerja sama dengan cara seperti cotoh tersebut.
Bisa kita liat dari contoh tersebut memberikan perilaku itu sangat baik, disini lebih akan di berikan arahan untuk lebih memahami apa itu emosi prososial bagi anak.
Menurut Robert A. Baron perilaku prososial ialah suatu perbuatan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyiapkan suatu keberuntungan langsung kepada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan juga bahkan bisa melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong.
Jadi segala perbuatan yang mengungkapkan sifat kepedulian, memberi manfaat bagi orang, dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dapat disebut dengan perilaku prososial. Kemampuan berempati dan karakter prososial seseorang terus berkembang seiring bertambahnya usai. Seperti halnya factor lingkungan, dalam hal tersebut dengan siapa dan bagaimana anak bersosialisasi sehari-hari dengan teman dan lingkungan, itu sangat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter prososial.
Perilaku ini bisa dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor eksternal-faktor internal antara lain kehadiran orang lain, pengorbanan yang harus dilakukan, kejelasan stimulus, adanya norma-norma sosial, hubungan calon penolong dan yang ditolong, serta suasana hati.
Bagaimana agar bisa lebih optimal untuk perkembangan anak ?
Jadi supaya perkembangan karakter prososial anak dapat dioptimalkan, orang tua perlu lebih peka untuk pintar untuk tau tahapan-tahapan perkembangan anak yang berkualitas dalam perilaku anak sejak dini. Ada bebrapa tahapan perkembanga yang berkualitas yang kita harus tau yang dirumuskan oleh Nancy Eisenberg, tahapan yang diharapka orang tua untuk membantu dalam monitoring perkembangan anak dalam perilaku tersebut.
Berorientasi pada kepentingan pribadi
Pada tahapan ini anak berada dimasa berorientasi pada keuntungan protektif yang mungkin diliahat dari lingkungan social jika anak berbuat baik kepada orang lain, jadi karna itu tahapan ini alasan anak untuk berbuat baik tapi tidak murni didasari rasa peduli melainkan menghindari konsekuensi negatif jika anak tidak berbuat baik. Seperti anak membuang sampah  di tempat sampah karena takut dimarahi oleh orang tuanya kalau tidak membuang pada tempatnya. Ditemukan pada anak usia pra-sekolah dan Sebagian kecil anak usia awal sekolah.Karna itu kita harus lebih berkualitas untuk memberikan arah dan didikan yang baik agar bisa membentuk anak menjadi lebih baik dan terbiasa untuk kedepannya.
- Berorientasi pada kebutuhan
Tahapan ini anak mulai menunjukkan kemampuan dalam mengekspresikan sifat kepeduliannya terhadap orang lain walaupun kebutuhan belum sejalan dengan kepentingan pribadinya. Meski dengan itu wujud kepeduliannya masih bersifat sederhana dan belum mengandung proses reflektif. Yang mana anak masih sebatas merespon sinyal ketika orang lain membutuhkan bantuan tanpa mengungkapkan ekspresi simpati secara verbal maupun membanyangkan jika dia yang di posisi tersebut. Ditemukan pada pra-sekolah dan Sebagian besar anak usia sekolah dasar.
- Berorientasi pada penilaian orang lain dan menjadi anak baik
Tahapan ini anak lebih cenderung memaknai sebagai anak yang dapat diterima oleh orang disekelilingnya dan dipandang sebagai orang baik. Seperti anak membantu ibu guru  membersihkan ruangan agar anak bisa mendapatkan penilaian yang baik dari guru dan teman-temannya. Ditemukan pada anak sekolah dasar dan Sebagian kecil sekolah menengah.
- Munculnya kemampuan refleksif dan empati
Tahapan ini anak berbuat baik sudah mulai jauh lebih kompleks. Berbuat baik yang dilakukan sudah melibatkan sifat empati, pertimbangan atas prinsip-prinsip kemanusian, dan antisipasi terhadap emosi yang mungkin akan dirasakan jika memutuskan untuk menolong atau tidak kepada orang yang membutuhkan bantuan. Seperti anak membantu mengumpukan uang untuk donasi untu korban bencana karena dirinya tergerak secara emosi dan dapat membayangkan jika di posisi dan situasi tersebut dan juga berfikir kalau tidak membantu akan merasa menyesal jika tidak ikut donasi. Ditemukan pada sekolah dasar dan sekolah menengah.
- Tahapan transisi
Tahapan yang memutuskan anak untuk menolong dan tidak didasari atas pertimbangan yang Panjang, melibatkan nilai moralitas yang dianut, norma, tanggung jawab. Seperti anak menolak diberikan contekan saat ujian karena itu bagian menyalahi nilai kejujuran. Ditemukan sekolah menengah dan usia lebih tua.
- Berorientasi pada nila-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri
Tahapan ini sudah sangat baik dan melakukan perilaku pososial dipengaruhi prinsip yang ada ditahapan transisi dan prinsip tersebut telah terinternalisasi lebih jauh dalam kepribadian anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H