Kabupaten Situbondo di Jawa Timur merupakan daerah yang berdampingan dengan laut/pesisir. Khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di Kec. Panarukan Kab. Situbondo yang sudah mengenal Pettis atau yang dapat disebut dengan produk olahan ikan dengan nilai protein hewani yang tinggi. Sehingga sangat memungkinkan untuk pengembangan produk olahan ikan di Situbondo. Potensi pengembangan produk olahan ikan berkualitas tinggi yang dikembangkan di Provinsi Situbondo didominasi oleh besarnya usaha dalam negeri. Salah satu usaha petis di kab. Situbondo terletak di kecamatan Panarukan (Kilensari) yang telah berjalan/berproduksi sekitar 13 tahun hingga sekarang. Usaha petis Situbondo tersebut merupakan bisnis warisan turun temurun yang dikelola oleh anak-anak sang pemilik usaha petis sejak 2008 silam. Produk petis tersebut dipasarkan pula di pasar Panarukan, warung-warung, dsb.Â
Petis merupakan produk olahan ikan yang cukup banyak diminati oleh semua kalangan. Petis biasanya diolah kembali menjadi berbagai macam sajian makanan, misalnya bumbu rujak, bumbu tahu petis, dan sebagainya. Untuk meningkatkan nilai tambah (added value) produk petis, terdapat beberapa aspek harus diperhatikan, antara lain penyajian produk, proses produksi, harga jual kemasan serta strategi pemasaran produk. Produk lokal yang berupa petis dari olahan ikan ini yang menjadi sumber pendapatan masyarakat pesisir Kabupaten Situbondo.
Salah satu pengusaha petis yang eksis di Kecamatan Panarukan ialah Aldi Fairuz. Mas Aldi adalah seorang pemuda berusia 21 tahun yang meneruskan usaha almarhum kedua orang tuanya. Ia sudah berkecimpung di dunia petis sejak masih usia sekolah dasar, sejak saat itu ia mulai belajar bagaimana orang tuanya memproduksi petis. Selain petis, ia juga memproduksi ikan pindang dan ikan pepes.
A. Produksi
Proses produksi petis Mas Aldi sepenuhnya dilakukan di kediamannya. Dengan bantuan 4 karyawan, produksi petis dilakukan sebanyak 2 hari sekali. Dalam sekali produksi, ia bisa menghasilkan 35 kg petis ikan, tergantung banyaknya pesanan.
Alat, bahan serta cara membuat petis Situbondo sbb :
Bahan:
1.Kaldu ikan (sari ikan)
2.Gula  Â
3.Petis Madura (Sebagai Pengental)
Alat :
1.Kompor
2.Panci
3.Pengaduk
4.Wadah
Cara Membuat petis:
Produksi petis dimulai dengan pembuatan sari ikan dengan merendam ikan pindang dengan garam selama 3 jam.
Sari ikan dimasak selama 6 jam
Sari ikan yang agak mengental dipindahkan ke wajan dan dicampur dengan gula dan diaduk sampai mengental.
Setelah mengental kompor dimatikan dan dicampur dengan petis madura.
Setelah dingin petis di kemas kedalam kemasan yang telah dipersiapkan
Setelah selesai dikemas, petis dipasarkan.
B. Modal dan OmsetÂ
Pengusaha petis ini untuk dua kali produksi menggunKan modal sebesar Rp. 700.000 yang kemudian mendapatkan omset sekitar 1 juta rupiah untuk hasil dua kali produksi.
C. Keunggulan produk
Terdapat keunggulan dari produk petis yang berkembang di rumah produksi milik mas adi. Keunggulan tersebut menjadikan petis yang di buat banyak memiliki peminat. Walaupun menurut Mas Aldi harga petisnya terbilang lebih mahal dari petis lainnya, namun petis yang diproduksi oleh mas adi memiliki banyak peminat. Rasa petis yang produksi olehnya berbeda dengan rumah produksi petis yang lain. Hal itu menjadikan petis yang produksi oleh Mas Aldi memliki banyak peminat. Karena pada dasarnya petis produksi mas adi cocok dengan segala jenis olahan makan yang menggunakan petis seperti pembuatan rujak. Petis yang di produksi bisa langsung digunakan atau langsung di konsumsi tanpa menambahkan bahan lain seperti garam dan penyedap rasa. Petisnya hanya perlu dicampurkan air saat mengolahnya atau mengonsumsinya
D. Upaya pemilik untuk mengembangkan usahanya
Untuk mengupayakan mengembangkan usaha petis agar lebih baik. Banyak strategi yang harus dilakukan oleh mas adi. Dimulai dari kualitas bahan yang di perhatikan, membuat  beberapa jenis ukuran jual, hingga tidak mengubah rasa di kala harga bahan sedang naik. Kualitas bahan sudah menjadi faktor utama dalam pembuatan petis. Bahan yang terbaik dapat menjaga rasa petis. Sehingga petis yang di produksi itu memiliki cita rasa yang enak. Bahan yang digunakan saat membuat petis di datangkan langsung dari tempat asalnya yaitu Madura. Bahan ini merrupkan bahan utama dalam pembuatan petis. Tidak hanya itu, mas adi juga menggunakan bahan terbaik untuk campuran bahan utama petis. Beliau menggunakan sari ikan dari ikan cakalang putih agar mendapatkan hasil yan terbaik
Tidak hanya dari bahan yang dapat diupayakan Mas Aldi untuk mengembangkan usaha petisnya. Beliau juga membuat beberapa jenis ukuran jual. Jenis ukuran jual ada dua yaitu ukuran per kg dan ukuran eceran. Untuk ukuran perkilo beliau menjual seharga 35 ribu dan untuk ukuran eceran ada beberapa jenis. Beliau membuat ukuran eceran dari 2 ribu, 5 ribu, 7,5 ribu, sampai 15 ribu. Beliau mengeluarkan ukuran tersebut agar memudahkan dalam penjualan. Para pembeli biasanya banyak yang memilih ukuran kecil karena lebih mudah dan praktis. Tidak sampai di situ, mas adi juga menjaga kualitas rasa petisnya agar tidak pernah berubah. Meskipun harga bahan yang digunakan saat ini sudah naik, beliau tetap menjaga kualitas rasanya. Hal ini dilakukan agar pelanggan tidak pindah ke tempat produksi lain. Menurutnya, kualitas petis dan kepercayaan pelanggan berjalan beriringan
E. Hambatan / kerugian dalam menjalankan usaha
Dalam menjalankan usaha pembuatan petis ikan ini, jarang sekali terdapat hambatan dalam menjalankannya, akan tetapi perlunya sebuah ketelatenan khusus dalam konsisten mempertahankan cita rasa petis ini. Kualitas rasa petis Situbondo menjadi salah satu hal yang dapat dikatakan sebagai penyelamat dalam usaha ini, bahkan banyak dari customer pengusaha petis lain berpindah ke petis khas Situbondo ini. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi sebuah hambatan dalam proses pembuatan petis ini.
Persedian bahan yang terbatas di saat-saat tertentu
Menurunnya omset karna imbas dari keterbatasa bahan, sedangkan harga tidak pernah naik
Sistem gaji karyawan yang tidak kondisional (karna hubungan kerabat/keluarga)
F. Cara mengatasi
Dalam mengatasi persoalan yang umum terjadi pada pengusaha petis ini, yakni dengan tetap menjaga kualitas rasa seperti yang disinggung sebelumnya, bahwa menjaga kualitas rasa jauh lebih penting dibandingkan dengan mengejar harga. Mereka lebih memilih hal tersebut karna demi menjaga kepercayaan customer dalam membeli produk petis ini. Kemudian dengan ketersedian bahan yang terkadang juga terbatas akibat dari beberapa faktor yang terjadi, yakni dengan tetap lihai dalam memperkirakan seberapa banyak bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan petis ini, melihat dari pembuatannya tergantung dari pemesanan yang dilakukan oleh customer. Untuk persoalan sistem gaji karyawan, mereka tetap mengikuti kemauan para karyawan karna melihat dari hubungan kekeluargaan yang masih terjalin antara pemilik usaha dengan para karyawan, sehingga melihat hal tersebut bukan dinilai sebagai persoalan yang serius, karna adanya rasa saling mengerti satu sama lain.Â
..
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H